Mohon tunggu...
Audria Meitania
Audria Meitania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Freelance

Drakor, Kuliner, Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Singkat di Derah Istimewa Yogyakarta

2 Juli 2022   10:15 Diperbarui: 2 Juli 2022   10:41 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersama teriknya matahari di siang hari yang mengharuskan saya berangkat dan berkumpul bersama teman-teman untuk melaksanakan kegiatan fakultas yang mereka sebut studi klinis. Dari hari sebelum keberangkatan ku merasa gugup karena ini merupakan kuliah diluar kampus serta karyawisata, seharusnya kami semua sudah melaksanakan kegiatan ini ketika semester 3 berlangsung dan agenda ini tertunda cukup lama dikarenakan adanya global virus yang kita kenal sebagai covid-19. 

Ketika studi klinis aku berada di kelompok 7 yang dimana kelompok tersebut di dalam bimbingan Bunda Prof Rahayu, beliau sangatlah memperhatikan kami sebagaimana tanggung jawab beliau. Beberapa hal yang ku kagumi dari beliau adalah merawat kami sebagai mahasiswa didiknya seperti merawat anak sendiri. Kami semua sekelompok yang dimana kebanyakan dari kami adalah anak kos, yaitu kumpulan dari beberapa bocah rantau memang mengacungi jempol lima. Karena jarak jauh dari orang tua seakan-akan tidak terasa karena adanya pertemuan sekejap oleh Bunda Rahayu.

Sangat disayangkan aku mendapatkan tempat duduk dengan seorang teman yang dulu teman dekatku. Kami lama tak bertemu bahkan berkomunikasi, terdapat banyak komplikasi antara kami. Mungkin karena latar belakang ekonomi yang berbeda. Dulu dan bahkan hingga saat ini aku adalah bocah irit, sedangkan temanku bocah kalab yang mungkin istilah kerennya BM atau banyak mau. Di beberapa momen sempat mengingatkannya untuk berhemat karena memang ku tang bisa mengikuti gaya hidupnya. Tetapi di sisi lain dia tidak terima akan nasehatku dengan beberapa alasan yang tak bisa kusebutkan disini.

Menurutku suasana ini memang agak sedikit aneh, canggung, dan menyenangkan. Bagiku termasuk aneh karena kami semua adalah mahasiswa yang tengah berada di semester akhir, tetapi di sisi lain mahasiswa akhir juga membutuhkan hiburan atau yang mereka sebut dengan istilah healing vibes yang kurasakan ketika bertemu kembali dengan teman-teman sekelasku dulu agak canggung, memang karena di beberapa semester kelas yang ku ambil jarang bertemu dengan mereka karena krs yang ku ambil dan juga karena adanya sistem daring atau yang kita kenal pembelajaran online tidak langsung dan melalui aplikasi sebagai media komunikasi jarak jauh. Yang dimana aku melakukan rencana studi (krs) selalu sendiri karena pengambilan cuti yang ku lakukan pada saat semester kedua untuk mendaftar sebagai abdi negara, namun naas takdir tak berpihak kepadaku dan aku pun melanjutkan serangkaian mata kuliah secara mandiri.

Sebenarnya kesibukanku sehari-hari di kotamadya ini yaitu sebagai mahasiswa sekaligus pekerja freelance di kantor notaris dan PPAT.Untuk mengikuti kegiatan ini perlu ijin cuti 3 hari ke kantor, dan dalam beberapa hari perijinan pikiranku masih mengatakan “Bagaimana tentang berkas Balik Nama, Peningkatan, dan Waris yang ku masukkan ke BPN? Lalu bagaimana pula hasil pengecekan sertipikat yang bejibun menunggu antrian pemeriksaan BPN?”. Mungkin karena terbiasa hari-hari menyibukkan diri di dunia pertanahan dengan berkedok alasan mencari bahan penulisan skripsi menjadikanku masih belum balance dalam pengambilan cuti. Kuakui memang diriku ini adalah mahasiswa semester tua yang masih remaja dengan semangat tinggi, sebab baru 3 bulan ku berstatus menjadi pegawai freelance kantoran. Terdengar cukup elite bukan, bersyukur sekali aku bisa mendapatkan pekerjaan seperti sekarang ini. Hanya memerlukan keterampilan otak dan beberapa persen saja untuk fisik, sedangkan ketika aku di rumah membantu ibuku ketika di pasar dikuras oleh pikiran dan fisik memang harus sehat wal afiat karena dagangan ibuku cukup banyak untuk dijelaskan dengan kata-kata.

Tetapi semua itu tidaklah lengkap tanpa adanya teman dekat. Karena sejauh ini aku adalah kaum abu-abu, yang dimana aku sangatlah mudah beradaptasi dengan beberapa circle teman kelas. Karena sifatku yang gampang untuk join sini situ yang membuatku tidak memiliki teman dekat. Tidak apa karena ini hanyalah kendala kecil belaka. Karena ibuku telah mengajarkan mandiri, yaitu diriku pilihanku dan tanggung jawabku seorang.

Sebelum jam 12.00 saya sudah berada di point assemble atau titik kumpul, dimana sesuai info dari pihak kampus berada di dome kampus. Sedikit terkejut dengan keramaian yang cukup lama tidak ku saksikan, banyak dari teman-teman yang berdandan elite dan membawa barang bawaan seperti siap untuk kabur dari rumah. Dalam hatiku berkata “Benar kata Pak Yayan (dosen sekaligus praktisi). Beliau pernah mengatakan bahwa tidak mungkin kalau minimal tidak anak PNS gabisa kuliah di UMM”. Sedangkan aku adalah anak dari pedagang sayur dan rempah-rempah. Tetapi aku tidak berkecil hati karena ada pepatah mengatakan “Kalau orang tua kamu tidak punya nama besar untuk dibanggakan, maka besarkanlah dirimu dengan kekuatanmu. Maka orang-orang akan bertanya siapa bapak ibunya?? Dan dengan cara itu kamu akan membesarkan nama orang tua yang sudah susah payah membesarkanmu” lalu ada pula yang mengatakan “Gaya elite, ekonomi sulit”. Memang saat ini aku masih berpakaian seadanya dan tidak memiliki barang brand terkenal, karena ibuku pernah mengatakan kepadaku “Carilah barang berdasarkan  fungsi,  bukan  berdasarkan  gengsi”.  Semangat  dari  orang  tua  memang sangatlah berpengaruh pada suasana hati.

Kemudian semua serangkaian acara yang kulalui sesuai dengan rundown yang telah dibuat oleh panitia. Menurutku aktivitas studi klinis sangatlah menyenangkan dan sangat memuaskan atau worth it, dengan membayar 350 kami mendapatkan fasilitas yang dapat dikatakan diatas standart. Contohnya adalah menginap di hotel 2 kali dengan hotel yang berbeda dan suasana yang tak sama, berwawasan di UTC Hall Semarang, dan berwisata beberapa tempat yang ada di Yogyakarta seperti candi prambanan, malioboro, dan daerah sekitarnya. 

Mungkin akan ku ceritakan lebih detail beberapa kegiatan yang telah kulalui ketika studi klinis. Pada hari pertama kami semua berangkat dan mampir di sebuah rumah makan, yang ku suka setiap dari part ishoma kami semua disajikan makanan tanpa adanya patokan porsi. Hal kecil seperti ini lah yang menghindari perbuatan mubadzir atau terbuang secara percuma. Setelah makan kami menginap di salah satu hotel yang berada di Kota Semarang, kuakui memang pelayanan hotel tersebut sangatlah memuaskan. Bagaimana staff menyambut kami dengan ramah, memberikan pelayanan fasilitas yang baik, dan masakan ala hotel yang terkenal lezat ternyata bukanlah sebuah mitos.

Keesokan harinya kami menuju ke UTC Hall Semarang, titik inti atau sebuah alasan kegiatan ini dilaksanakan. Disitulah kami bertemu dengan beberapa figure yang hebat dalam pengalaman maupun pendidikan. Beliau semua yang mengisi acara sebagai pemateri adalah bagian dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Dari materi yang disampaikan beliau kami tau apa dan bagaimana keadaan Indonesia di wilayah bagian Jawa Tengah. Karena beliau memaparkan data asli yang diambil dari Kantor Kepolisian Jawa Tengah. Bahkan hingga saat ini ku masih terkagum-kagum atas kehebatan beliau. Tak dipungkiri karena impianku dulu yaitu menjadi Polisi, karena Tuhan berkata lain maka aku menjadi diriku yang saat ini sedang berproses.

Usai dari UTC Hall kami melanjutkan perjalanan dan bersantap ria di salah satu rumah makan yang berada di daerah Bawen. Sungguh luar biasa banyaknya pengunjung pada saat itu, mulai dari kalangan bocah SD hingga bapak-bapak dan ibu-ibu yang juga mengambil jam makan siang pada saat itu. Sekilas terlintas dalam pikiranku “Andai Ibuku memiliki langganan konsumen cathering yang laris manis seperti rumah makan ini, pasti segera selesai pembagunan rumah yang sedang menganggur saat ini”. Ketika di rumah makan tersebut banyak terucap kata Masyaallah, karena memang seramai itu. Bahkan telah terbayang berapa omzet yang mereka dapatkan sebulan apabila pengunjung ramai sentosa seperti saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun