Mohon tunggu...
Audrey Victoria Gunawan
Audrey Victoria Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi : Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

KTT G20 di Bali 2022

18 November 2022   20:07 Diperbarui: 19 November 2022   08:37 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KTT G20 adalah konferensi tingkat tinggi twenty of group, platform multilateral yang menggabungkan berbagai negara di dunia dengan perekonomian terbesar dengan tujuan untuk memajukan ekonomi dunia.

KTT G20 terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga uni eropa,yaitu Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Amerika Serikat, China, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan,Turki, Inggris dan uni Eropa.

Negara negara tersebut mempresentasikan lebih dari 80% perekonomian dunia, 75% Perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.

Forum G20 dibentuk sebagai salah satu solusi atas kondisi ekonomi dunia,yang dilanda krisis 1997-1999, dengan melibatkan negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistematis. 

Para menteri keuangan dan bank sentral negara G20 mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan  global 1999, setelah itu tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral, dilaksanakan rutin pada musim gugur. 

Pada 14-15 November 2008, para pemimpin negara G20 bertemu untuk pertama kalinya dalam KTT G20 pertama, para pemimpin negara melakukan koordinasi untuk merespon dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika serikat saat itu dan sepakat melakukan lanjutan. Keketuaan G20 dilakukan secara bergilir setiap tahunnya dengan negara pemegang keketuaan. 

Indonesia memegang presidensi G20 pada 2022. Ini adalah kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 semenjak G20 didirikan. Puncak KTT G20 dilaksanakan di Bali pada tanggal 15-16 November 2022. Yang dimana Presiden Joko Widodo yang secara resmi memulai KTT G20.

“Recover Together, Recover Stronger” atau dalam bahasa indonesia “Pulih Bersama, Bangkit Bersama” adalah tema yang digunakan untuk konferensi tingkat tinggi G20 untuk tahun 2022. Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Menteri luar negeri, Retno Marsudi mengatakan tema itu diambil dengan mengedepankan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan pasca pandemi. Retno mengatakan tema itu tidak hanya relevan bagi kelompok negara G20 saja, melainkan juga untuk negara di dunia.

“Tema tersebut di latar belakangi visi indonesia untuk mengedepankan kemitraan dan inklusivitas guna mendorong pemulihan ekonomi dunia yang tangguh yang berkelanjutan pasca pandemi COVID-19” ujarnya. 

“Melalui visi dan tema ini kita pastikan G20 akan relevan tidak hanya bagi anggotanya,namun juga bagi semua, khususnya negara-negara berkembang”. Lanjutnya.

Hasil KTT G20 Bali telah diumumkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Hal ini menandakan bahwa acara KTT G20 2022 di Bali pada 15-16 November 2022 sudah selesai dilaksanakan. Hasil KTT G20 Bali ini dinamakan G20 Bali Leaders Declaration atau Deklarasi Bali 2022.

Jokowi sangat berharap Presidensi G20 Bali ini dapat menjadi titik awal pemulihan dunia.

“Merupakan suatu kehormatan untuk Indonesia memimpin G20 selama satu tahun  terakhir ini. Presidensi kami dimulai dengan harapan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi” kata Jokowi.

Deklarasi bali terdiri dari 52 paragraf, dan ada satu paragraf yang berlangsung sangat  alot dan menimbulkan berbagai perdebatan, yakni penyikapan terhadap perang di Ukraina. Para pemimpin negara G20 sepakat bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global. Karena menimbulkan risiko terhadap krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh karena itu G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. KTT G20 Bali, menghasilkan beberapa hasil konkret, yaitu terbentuknya Pandemic fund untuk membantu dunia bersiap menghadapi pandemi. 

Sejauh ini dana pandemi berhasil mengumpulkan sekitar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp.21 Triliun. Indonesia mendapatkan pendanaan 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp.31 Triliun untuk bertransisi energi dan mengembangkan energi bersih.Pembentukan dan operasionalisasi Resilient dan Sustainability trust dibawah IMF 81,6 Miliar Dollar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis. Dan yang terakhir, menghasilkan komitmen bersama setidaknya 30% dari daratan dunia dan 30% dari lautan dunia dilindungi di tahun 2030.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun