Mohon tunggu...
Audrey Nathania Pakpahan
Audrey Nathania Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Behel sebagai Tren: Dari Fungsi Kesehatan ke Fashion

6 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 7 Juni 2024   00:51 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Behel atau kawat gigi awalnya diakui sebagai perangkat medis yang berfungsi untuk mengoreksi susunan gigi yang tidak teratur atau berantakan. Tetapi, dalam beberapa tahun belakangan ini, behel telah berubah dari alat kesehatan menjadi tren fashion yang diminati oleh berbagai kalangan, khususnya para remaja dan anak muda. 

Untuk memahami fenomena ini lebih dalam, kami mewawancarai dua narasumber: drg. Retta Gabriella Pakpahan, seorang dokter gigi berpengalaman, serta Rafael Hariandja, seorang mahasiswa yang telah menggunakan behel selama 4 tahun.

Pandangan Ahli: Behel untuk Kesehatan, atau Sekedar Untuk Gaya-gayaan?

Retta Gabriella Pakpahan, seorang dokter gigi asal Surabaya yang berpengalaman berbagi pendapatnya mengenai hal ini. Menurut drg. Retta, saat ini mulai ada perubahan perilaku masyarakat yang lebih mengedepankan fungsi behel sebagai alat untuk merapikan dan mengembalikan fungsi gigi daripada sekedar tren fashion semata. Hal ini merupakan indikator adanya peningkatan pemahaman masyarakat atas fungsi behel yang sesungguhnya.

"Tidak dapat dipungkiri, saat ini masyarakat cenderung lebih meningkatkan perawatan diri bisa jadi sebagai faktor media sosial yakni banyaknya influencer yang memperhatikan penampilan dan sebagainya, dalam hal ini berfokus pada salah satunya merapikan gigi geligi sehingga terlihat dari animo masyarakat terhadap penggunaan behel itu sendiri." jelas drg. Retta.

Menurut drg. Retta, keamanan dan kesehatan penggunaan behel sekedar untuk aksesori fashion tanpa mengindahkan fungsional behel cukup berbahaya terutama pemasangan yang dilakukan di luar profesional yakni dokter gigi, hal ini dapat berdampak pada munculnya penyakit gusi dan tulang akibat alat yang tidak steril dan tidak standard, menimbulkan keluhan gigi geligi yang lebih parah dari kondisi sebelumnya dikarenakan ketidaktahuan oknum yang bersangkutan terhadap perawatan behel itu sendiri dan masih banyak lainnya.

"Kawat gigi sebaiknya dipromosikan berfokus pada fungsional kawat gigi tersebut, apabila hanya berfokus sebagai aksesori fashion, banyak ruang yang dapat disalahgunakan untuk alat kawat gigi yang sebenarnya berkenaan dengan kesehatan gigi dan rahang." tambah drg. Retta.

Menurut drg. Retta, faktor utama yang perlu diperhatikan yakni meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, dalam hal ini merapikan gigi guna meningkatkan fungsi gigi baru kemudian dapat berfokus meningkatkan kecantikan yakni mencapai estetik gigi dan wajah yang baik sehingga behel dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta dapat tersebar luas di masyarakat tanpa meniadakan fungsi utama dari behel itu sendiri.

Pandangan Pengguna: Behel sebagai Tren Fashion, Kehilangan Fungsi Utamanya?

Rafael Jonathan Raja Nicholas Hariandja, seorang mahasiswa S1 Teknik Informatika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), memiliki beberapa pandangan terhadap topik ini. 

Awalnya, Rafael memakai behel untuk keperluan medis, tetapi sekarang Rafael menilai bahwa masyarakat banyak yang menggunakannya sebagai fashion, sama layaknya dengan penggunaan kacamata untuk alasan lebih stylish. 

Dulu, kawat gigi sering dianggap memalukan, tetapi kini banyak orang yang melihatnya sebagai bagian dari gaya maupun tren. Menurut Rafael, masyarakat sekarang mudah didorong oleh media sosial dan menggunakan kawat gigi tersebut karena mengikuti tren.

"Keamanan dan kesehatan harus menjadi prioritas utama, behel harus tetap dipasang oleh dokter gigi yang bergerak pada bidang orthodentist, kalau hanya karena FOMO (Fear Of Missing Out) dan memasang behel karena fashion tanpa konsultasi dengan dokter bisa sangat berbahaya," ujar Rafael.

Menurut Rafael, masyarakat yang hanya menggunakan behel sebagai gaya ataupun mengikuti tren, tetapi tidak berkonsultasi dengan dokter, menimbulkan dampak yang berbahaya. Rafael menyarankan untuk hindari behel palsu dan pasang behel jika memang digunakan untuk perbaikan gigi. Karena jika tidak, akan buruk untuk kondisi gigi dan gusi.

Tetapi dengan adanya tren tersebut, efeknya terhadap industri fashion akan ada diversifikasi aksesoris pada wajah terutama mulut dan memperluas definisi fashion wajah. Juga jika dilihat dari sisi dokter orthodentist, pastinya akan menguntungkan bagi mereka. Dikarenakan tren tersebut berpengaruh terhadap bertambahnya pasien mereka. Hal ini pun berlaku jika konsumen fashion tersebut sadar bahwa diperlukan ahli untuk memasang behel tersebut.

Kesadaran terhadap kesehatan dan kecantikan terlebih di wajah akan sangat besar. Behel menjadi bagian dari fashion, maka akan lebih banyak orang yang tertarik untuk memperbaiki penampilan gigi mereka. Terlebih dengan mudahnya memperoleh informasi sekarang, masyarakat akan sadar bahwa penting untuk merawat gigi dengan waktu yang tepat. Behel tidak hanya memperbaiki estetika senyum, tetapi pasti juga akan meningkatkan fungsi gigi dan mulut, sehingga akan berpengaruh kepada kesehatan.

Kesimpulan

Behel sudah berkembang yang tadinya sekedar alat kesehatan, sekarang pun menjadi tren fashion yang digemari oleh banyak kalangan, khususnya anak muda. Meskipun begitu, penting adanya pengutamaan aspek kesehatan dan perawatan yang baik dari para ahli medis. Seperti apa yang telah disampaikan oleh drg. Retta dan Rafael, bahwa gaya dan kesehatan yang seimbang merupakan kunci dengan adanya tren fashion behel ataupun kawat gigi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun