Saat ini banyak siswa yang kurang dalam literasi, hal ini dipengaruhi oleh canggihnya teknologi zaman sekarang, dimulai dari munculnya ChatGPT, Gemini, dan aplikasi AI lainnya. Kurangnya minat literasi dikarenakan kemudahan dan kecepatan yang diberikan teknologi tersebut. Yang dimana siswa menjadi malas dan bosan untuk sekedar membaca atau menulis. “Saya cenderung memakai website dan ChatGPT untuk menemukan informasi karena lebih cepat dan praktis dibandingkan mencari dari buku.” Ucap mereka.
Dengan permasalahan diatas kami menemukan sebuah solusi dan cara penyelesaian dari masalah diatas menggunakan model literasi yang telah kami pelajari. Model literasi ini kami terapkan pada siswa SMAN 1 Malang, mereka merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan literasi yang tinggi agar mampu menerima informasi yang relevan dan akurat dalam mengembangkan literasi informasi.
Dalam meningkatkan literasi informasi pada kelompok masyarakat siswa SMAN 1 Malang, diperlukan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengimplementasikan model literasi Pathways to Knowledge yang berkonsep non-linear atau memiliki strategi yang beragam dalam mencari informasi.. Model literasi Pathways to Knowledge memiliki enam langkah-langkah dasar yaitu Appreciation, Presearch, Search, Interpretation, Communication, dan Evaluation.
Model ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan literasi informasi pada berbagai kelompok masyarakat. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan model literasi Pathways To Knowledge pada kelompok masyarakat siswa SMAN 1 Malang adalah dengan mengadakan kegiatan diskusi dan berbicara tentang kebutuhan informasi mereka dan kesulitan dalam mencari sebuah informasi. Kami mengajak mereka berdiskusi tentang bagaimana kebutuhan informasi mereka dan kesulitan mereka dalam mencari sebuah informasi.
Pada SMAN 1 Malang memiliki program untuk meningkatkan minat literasi seperti program GEULIS (Gerakan Literasi) yang mengajak siswa dari kelas 10 hingga kelas 12 untuk memahami sebuah informasi. Setelah siswa dapat memahami informasi yang diberikan, siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan dari informasi tersebut. Untuk membuktikan bahwa model literasi Pathways To Knowledge ini cocok untuk siswa, kami mengarahkan hal yang serupa. Sebelum memulai mencari informasi, kami menentukan topik terlebih dahulu. Adapun topik yang akan dibahas mengenai “solusi untuk mencegah bullying”. Siswa diarahkan untuk mencari informasi melalui website, lalu diarahkan untuk menghubungkan topik dengan pertanyaan sesuai dengan caranya masing-masing sehingga siswa mendapatkan gambaran kesimpulan. Adanya gambaran kesimpulan memudahkan siswa untuk menarik kesimpulan. Setelah memberikan kesimpulannya masing-masing, siswa cukup baik dalam mencari informasi, memahami, serta memberikan kesimpulan.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dikatakan bahwa implementasi model literasi Pathways To Knowledge dapat diimplementasikan dalam proses peningkatan minat literasi dan proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu mereka dalam mencari solusi dengan cepat dan bagaimana cara mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam mencari sebuah informasi yang mereka butuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H