Dia tetap memberiku "mixed signals" atau yang bias akita bilang tarik ulur. Aku masih berinteraksi dengannya lewat tatapan mata, tapi terkadang dia tidak menunjukkan ketertarikannya kepadaku. Itu yang selalu membuatku bingung terhadapnya, sebenarnya dia menyukaiku atau tidak? Apa dia juga menyukaiku sebesar aku menyukainya? Atau mungkin, tatapan mata itu hanyalah kebiasaan dia yang selalu ia lakukan terhadap orang lain juga? Sungguh, semua yang dia lakukan kepadaku itu sangat membingungkan dan membuatku frustasi dibuatnya.Â
Temanku selalu bilang kepadaku bahwa setiap dia lewat depan kelasku, dia selalu menoleh atau melirik ke arah tempat duduk ku, aku yang sudah mulai kehilangan harapan pun menganggap sepele hal itu, "mungkin saja dia mencari temannya yang kebetulan berada di kelasku". Itu adalah kalimat yang benar-benar membuatku berhenti untuk menyukainya. Aku sudah bertekad untuk tidak menyukainya lagi, aku tidak ingin patah hati terlalu dalam, meskipun dalam proses untuk tidak menyukainya lagi masih ada interaksi antara kita berdua dimana kita saling bertatap atau terkadang juga aku "menciduknya" mencariku di setiap ruangan ramai. Namun tetap saja, semua tarik ulurnya membuatku muak. Should I wait or should I go?