Dalam beberapa tahun terakhir ini, sudah tak asing lagi mendengar aplikasi Tiktok menjadi salah satu aplikasi yang sering kali digunakan oleh semua orang baik dikalangan anak-anak sampai kalangan orang dewasa seperti orangtua atau kakek nenek kita.
Perkembangan Tiktok di Generasi
Tiktok merupakan salah satu platform media sosial dimana kita bisa membuat video dan membagikan video dengan durasi pendek. Aplikasi ini tidak hanya populer di generasi z atau sekarang bisa kita sebut dengan “Gen z” tetapi juga populer di generasi milenial. Tiktok juga memiliki algoritma yang kuat. Aplikasi ini belajar tentang preferensi pengguna seiring terus menunjukkan video yang mereka suka, sehingga membuat mereka ingin kembali untuk melihat lebih banyak video dengan jenis yang sama.
Menurut data terbaru We Are Social dan Meltwater mengatakan bahwa Indonesia lebih lama menggunakan waktu untuk mengakses Tiktok itu selama 2.495 menit perbulan atau secara spesifiknya itu 41 jam 58 menit perbulan. Tiktok sempat viral di Indonesia pada tahun 2018, pada saat itu Kementerian Komunikasi dan Informatika atau KOMINFO ingin memblokir tiktok karena di duga Tiktok merusak pendidikan.
Tiktok berhasil membuat orang-orang kecanduan dalam scroll-scroll video, sehingga itu mengakibatkan orang menjadi gagal focus dalam melakukan suatu hal khususnya penggunaan Tiktok pada anak-anak dibawah umur. Mereka yang sudah candu dengan Tiktok, tidak akan mudah untuk melepaskan handphone dari tangannya. Contohnya seperti salah satu orang marah karena handphonenya di ambil ketika sedang asik scroll Tiktok.
Hoax Menyebar di Tiktok
Penggunaan Tiktok tentu tidak hanya membawa dampak positif saja tetapi juga membawa dampak negatif seperti maraknya berita Hoax. Hoax adalah sebuah informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu dan menyesatkan orang-orang yang awam akan informasi. Beredarnya Hoax di Tiktok membuat masyarakat masih merasa sulit untuk mengidentifikasi bahwa informasi mana yang benar dan mana yang salah. Tentu, hal ini menyebabkan negara semakin merasa terancam.
Sebagai pengguna Tiktok, ada peran penting dalam penyebaran Hoax. Mereka lebih sering cenderung untuk membagikan konten yang menarik tanpa memverifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Kurangnya pemahaman terhadap cara kerja algoritma dan minimnya literasi media juga berkontribusi pada masalah ini. Banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa informasi yang mereka bagikan bisa jadi malah menyesatkan.
Dampak dari berita Hoax sangat merugikan, mulai dari menimbulkan kepanikan publik, mempengaruhi opini masyarakat, hingga merusak reputasi individu atau institusi. Di dalam video youtube “Tiktok sangat BERBAHAYA” milik Raymond Chin, ia salah satu youtuber yang berani untuk membuat konten edukasi tentang Tiktok. Disini, ia mengatakan banyak sekali pengguna tiktok yang memiliki IQ sangat rendah, kenapa mereka bisa mendapatkan IQ yang rendah? Karena mereka sangat mudah untuk dimanipulasi dari konten-konten yang tidak berguna.