Mohon tunggu...
Audrey Goenharto
Audrey Goenharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menggagas Kesejahteraan Bersama: Perspektif Sosial, Ekonomi, dan Politik di Tengah Ketimpangan Zaman

5 Desember 2024   12:38 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:52 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, kita semakin diperhadapkan pada isu-isu yang menggugah kesadaran kita sebagai warga dunia, baik di tingkat global, nasional, maupun lokal. Isu-isu yang datang dari ranah politik, ekonomi, dan sosial budaya terus berkembang seiring dengan tantangan yang dihadapi masyarakat di berbagai belahan dunia. 

Tak bisa dipungkiri, dunia semakin terhubung oleh teknologi, tetapi pada saat yang sama, ketimpangan sosial, ekonomi, dan politik semakin terasa tajam. Artikel ini bertujuan untuk menggali dan merenungkan fenomena ini, mencoba menghubungkan antara masa kini dan masa depan, serta memberikan refleksi mengenai bagaimana kita bisa menciptakan kesejahteraan bersama melalui pemahaman yang lebih dalam tentang isu-isu yang ada.

Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya: Saling Berkaitan dan Membentuk Identitas Bangsa

Politik, ekonomi, dan sosial budaya adalah tiga pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang saling berkaitan erat. Masing-masing memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Sering kali, kebijakan politik yang diambil pemerintah berdampak langsung pada ekonomi negara dan kehidupan sosial masyarakat. 

Begitu juga sebaliknya, ketimpangan ekonomi dapat menyebabkan perubahan sosial yang signifikan dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam melihat suatu permasalahan atau isu, kita harus melihatnya dalam konteks yang holistik, saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Isu Politik: Demokrasi atau Oligarki?

Salah satu isu yang selalu mengemuka dalam ranah politik adalah bagaimana demokrasi dijalankan dalam sebuah negara. Dalam banyak negara, termasuk Indonesia, kita sering kali menyaksikan ketegangan antara idealisme demokrasi dengan praktik oligarki yang menggerogoti sistem pemerintahan. 

Demokrasi diharapkan menjadi sistem yang mewakili kepentingan rakyat, tetapi seringkali, ia justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memperkuat kekuasaan dan mengendalikan sumber daya negara.

Pengaruh kekuatan politik besar dalam menentukan kebijakan publik sangat jelas terlihat pada banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki sistem demokrasi yang mapan dengan pemilu yang dilakukan secara rutin, namun praktik politik oligarkis sering kali menghalangi terwujudnya keadilan sosial yang seharusnya menjadi tujuan utama. 

Ketika kekuasaan lebih terkonsentrasi pada segelintir elit politik dan pengusaha, maka kebijakan yang diambil cenderung lebih menguntungkan kelompok tersebut daripada masyarakat pada umumnya. Inilah yang sering kali menyebabkan ketimpangan sosial yang besar, terutama di sektor ekonomi.

Namun, meski begitu, kita harus mengakui bahwa demokrasi juga memberikan kesempatan bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai negara demokratis, Indonesia memiliki berbagai mekanisme yang memungkinkan rakyat untuk memilih wakil mereka di parlemen, serta memilih kepala daerah dan presiden yang dianggap mampu menjalankan amanah rakyat. 

Masalahnya, partisipasi rakyat dalam proses politik sering kali terhambat oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pendidikan politik yang memadai, kampanye negatif, serta minimnya akses terhadap informasi yang objektif. Sebagai hasilnya, banyak masyarakat yang terjebak dalam sikap apatis dan enggan untuk terlibat dalam politik.

Isu Ekonomi: Ketimpangan yang Semakin Menajam

Ketimpangan ekonomi adalah salah satu isu utama yang tengah dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Meskipun dalam beberapa dekade terakhir Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin justru semakin melebar. 

Sebuah laporan Bank Dunia mengungkapkan bahwa ketimpangan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, dengan sebagian besar kekayaan negara terkonsentrasi pada segelintir orang atau kelompok.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi isu global. Di banyak negara maju sekalipun, seperti Amerika Serikat, ketimpangan ekonomi yang semakin tajam menjadi salah satu tantangan terbesar dalam politik dan ekonomi mereka. 

Sementara segelintir individu atau perusahaan besar menikmati keuntungan luar biasa, sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan atau dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil. Hal ini menimbulkan rasa ketidakadilan dan memperburuk ketegangan sosial.

Ketimpangan ekonomi ini juga semakin terlihat dalam ketidakmerataan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak. Mereka yang berada di daerah miskin atau terpencil sering kali kesulitan untuk mengakses fasilitas pendidikan yang baik, layanan kesehatan yang memadai, serta peluang kerja yang memadai.

 Sementara itu, mereka yang berada di kota besar atau pusat-pusat ekonomi, memiliki akses yang lebih besar terhadap semua hal tersebut. Akibatnya, kesenjangan antara mereka yang kaya dan miskin semakin menganga, dan ini berpotensi menciptakan ketidakstabilan sosial di masa depan.

Dalam menghadapi ketimpangan ini, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga berusaha untuk meratakan distribusi kekayaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Oleh karena itu, keberpihakan terhadap sektor-sektor yang bisa mengurangi kesenjangan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di daerah-daerah tertinggal, menjadi sangat penting.

Isu Sosial Budaya: Membangun Kesadaran Kolektif

Sosial budaya adalah dimensi penting dalam kehidupan bermasyarakat yang sering kali terabaikan ketika kita membicarakan ekonomi dan politik. Dalam banyak kasus, perbedaan budaya, agama, dan suku menjadi salah satu pemicu ketegangan sosial yang terjadi di masyarakat. Di Indonesia, dengan keragaman budaya, etnis, dan agama, kita sering kali menyaksikan konflik sosial yang berakar pada perbedaan ini. Konflik-konflik semacam ini sering kali dipicu oleh politik identitas yang dimainkan oleh sejumlah pihak untuk meraup keuntungan politik atau ekonomi.

Namun, dalam banyak hal, keberagaman ini juga bisa menjadi kekuatan, jika dikelola dengan bijak. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana menjaga keberagaman ini tetap harmonis, tanpa ada satu kelompok yang merasa terpinggirkan. Upaya untuk membangun kesadaran kolektif, di mana setiap individu merasa menjadi bagian dari bangsa yang besar, sangat penting untuk menciptakan persatuan dan kesejahteraan bersama.

Hal ini bisa dimulai dengan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan memahami bahwa keberagaman adalah hal yang harus dijaga, bukan dipertentangkan. Pendidikan yang berbasis pada penguatan karakter dan nilai-nilai moral ini penting untuk membentuk masyarakat yang lebih inklusif, yang dapat mengatasi segala bentuk diskriminasi, baik itu berbasis agama, suku, maupun status sosial.

Menjembatani Masa Kini dan Masa Depan: Menciptakan Kesejahteraan Bersama

Dari berbagai isu yang telah dibahas, satu hal yang paling mendasar dan perlu mendapat perhatian serius adalah bagaimana kita menciptakan kesejahteraan bersama di tengah ketimpangan yang ada. Tantangan yang kita hadapi saat ini bukan hanya soal bagaimana mengatasi ketimpangan ekonomi atau sosial yang semakin tajam, tetapi juga bagaimana memastikan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat akan membawa kita ke arah masa depan yang lebih baik dan lebih adil bagi semua.

Kesejahteraan bersama bukanlah tujuan yang mudah dicapai, tetapi itu adalah cita-cita yang harus terus diperjuangkan. Di sini, peran individu sangat penting. Setiap orang, dari berbagai lapisan masyarakat, harus memiliki kesadaran untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau golongan, tetapi juga kepentingan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. 

Kesadaran sosial dan tanggung jawab bersama adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Begitu pula dengan pemerintah, yang memiliki kewajiban untuk membuat kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya pada kelompok-kelompok tertentu.

Masa depan yang lebih baik akan tercipta jika kita bersama-sama memperjuangkan keadilan sosial, mengurangi ketimpangan ekonomi, dan membangun hubungan sosial yang harmonis antarindividu, kelompok, dan bangsa. Dengan pendekatan yang inklusif, berpihak pada rakyat kecil, serta berbasis pada prinsip-prinsip keadilan dan kebersamaan, kita bisa menjembatani masa kini dengan masa depan yang penuh harapan.

Penutup

Dunia yang semakin terhubung ini memperlihatkan ketimpangan yang semakin tajam antara kaya dan miskin, antara mereka yang memiliki kekuasaan dan mereka yang tidak. Isu-isu politik, ekonomi, dan sosial budaya yang ada tidak hanya menggambarkan kondisi saat ini, tetapi juga menjadi cerminan dari perjalanan panjang umat manusia yang penuh dengan tantangan. 

Untuk itu, sudah saatnya kita merenung, berpikir, dan berusaha untuk menciptakan kesejahteraan bersama, dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan.

Dalam upaya untuk menjembatani masa kini dengan masa depan, kita harus berkomitmen untuk tidak hanya memperjuangkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain. Karena pada akhirnya, kesejahteraan sejati adalah kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali. Dengan begitu, kita tidak hanya menciptakan masa depan yang lebih baik, tetapi juga menjadikan dunia ini tempat yang lebih manusiawi untuk semua.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, I., & Mujaddidi, A. S. (2020). MENGGAGAS KEUANGAN INKLUSIF KJKS MELALUI PRODUK LASISMA DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA. Revenue: Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Islam, 3(02), 48-62.

Hasanah, I., & Mujaddidi, A. S. (2020). MENGGAGAS KEUANGAN INKLUSIF KJKS MELALUI PRODUK LASISMA DALAM MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA. Revenue: Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Islam, 3(02), 48-62.

Maulana, I. N. H., Dinata, C., Wolo, M. M., Agustin, R. H. S., Utami, R. M. W. N., & Wulandari, P. (2024, September). Masyarakat Berdaya, UMKM Bersaing: Menggagas Ketahanan Pangan melalui Urban Farming & Menciptakan UMKM Mandiri dan Berkualitas. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung (Vol. 5, pp. 176-186).

BANI, M. K. (2020). Sistem Pertanian Lahan Kering Masyarakat Naekake Ditinjau Dalam Terang Ensiklik Laudato Si’Dan Implikasinya Bagi Karya Pastoral (Doctoral dissertation, STFK Ledalero).

MITE, F. A. (2022). Kelompok Memento Mori St. Wilhelmus Bonewaru di Desa Bomari dalam Terang Cara Hidup Jemaat Perdana (Kis. 2: 41-47) dan Relevansinya bagi Karya Pastoral Gereja (Doctoral dissertation, STFK Ledalero).

Wahyutama, W. (2021). Menggagas Kehumasan Pemerintah yang Profesional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun