Mohon tunggu...
Audrey Devina
Audrey Devina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sel Hewan vs Sel Tumbuhan, Manakah yang Bertahan Lebih Lama?

25 Agustus 2017   14:49 Diperbarui: 25 Agustus 2017   14:53 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba saja kita bandingkan dengan hewan-hewan yang hidup lama di dunia ini. Hewan darat paling tua yang diketahui adalah Jonathan, kura-kura Aldabra raksasa berumur 183 tahun yang hidup di St. Helena, sebuah pulau di lepas pantai Afrika Barat. Kemudian ada seorang kurator burung Museum Burke di Seattle, John Klicka, yang mengatakan bahwa burung liar tertua yang diketahui ialah Wisdom, burung Albatros lysan berusia 65 tahun. Ada pula seekor kerang quahog bernama Ming, yang hidup selama 507 tahun. Kakapo, spesies bayan nokturnal endemik yang terancam punah dari Selandia Baru, hidup hingga 60 tahun. Ikan Koi juga terkenal dengan umurnya yang panjang. Namun, ikan koi tertua yang pernah ditemukan adalah ikan koi dari Jepang dengan nama Hanako yang telah mati pada usia 226 tahun. Dari seluruh umur hewan-hewan tertua di atas, tidak ada yang mencapai angka ribuan. Maksimal hanya mencapai 500 atau 600. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah ada penyebab khusus? Atau hanya sebuah kebetulan?

Pertama, mari kita lihat dari struktur sel masing-masing tumbuhan dan juga hewan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel sedangkan sel hewan tidak. Hal tersebut tentu mempengaruhi perlindungan yang dimiliki oleh masing-masing sel. Perlindungan sel tumbuhan lebih kuat karena tidak hanya memiliki membran sel yang melindungi isi sel, tapi juga memiliki dinding sel yang melindungi seluruh bagian-bagian sel serta menjaga bentuknya. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan disebabkan karena adanya alga dan prokariota yang mengembangkan dinding sel, sedangkan sel hewan tidak memiliki alga maupun prokariota. Mengapa dinding sel berperan begitu penting dalam menentukan apakah sel tumbuhan dapat bertahan lebih lama dibanding sel hewan? Sederhana saja. Lingkungan sel sangat berperan dalam menentukan kelangsungan hidup suatu organisme, karena keberadaan fungsi dan struktur tergantung pada lingkungan sel. Ekspresi gen, yang merupakan pengatur berbagai aktivitas metabolisme baik pertumbuhan maupun reproduksi, tergantung pada lingkungan. Maka, secara otomatis, dibutuhkan pelindung yang kuat untuk mencegah sel dari segala macam bahaya yang terdapat di lingkungan di sekitarnya. Keadaan lingkungan yang ekstrim juga menambah alasan kenapa sel tumbuhan dapat hidup lebih lama. Lingkungan yang ekstrim tidak sama bagi semua organisme. Sebuah lingkungan yang benar-benar sesuai bagi sebuah organisme mungkin sangat berbahaya bagi organisme lainnya. Maka diperlukan perlindungan yang lebih lagi, yaitu dengan adanya membran inti dan dinding sel pada bagian sel tumbuhan.

Tumbuhan memiliki umur lebih lama dibandingkan hewan. Hal ini dikarenakan sel induk yang dimiliki tumbuhan sangat berperan aktif ketika terjadi kerusakan sel lain. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari VIB and Ghent University, sel induk dalam akar tumbuhan memegang kunci penting akan kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Selain memegang kunci penting, sel induk itu juga berperan untuk melahirkan copy-an DNA ketika tumbuhan mengalami kerusakan sel. Dengan pembentukan copy-an DNA tersebut, maka tumbuhan akan dapat terus tumbuh dan berkembang menggunakan sel baru itu. Sayangnya, perang sel induk dalam tumbuhan dan hewan berbeda, walaupun mempunyai peran yang sama-sama penting namun sel induk pada tumbuhan memiliki tingkat aktivitas dan sensitifitasnya lebih baik. Pada tahun 1838 muncul teori yang terkait dengan suatu hipotesis yang menyatakan  bahwa seharusnya setiap sel hidup yang menyusun makhluk multiseluler juga mampu melakukan kegiatan hidup dan mampu tumbuh (berkembang biak) serta berkembang seperti halnya makhluk uniseluler. Teori yang dimaksud adalah teori totipotensi sel (total genetic potencial cell). Ilmuwan yang mengemukakannya adalah Schleiden dan Schwann. Teori ini menyatakan bahwa setiap sel tumbuhan yang hidup mempunyai informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang utuh bila kondisinya sesuai.

Terdapat suatu teori yang disebut Pola Penuaan. Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya umur suatu organisme, akan diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah kepada kematian organ atau organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya fungsi disebut senesen atau penuaan. Sel-sel yang telah terbagi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Selama proses penuaan, pada tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya membran seluler. Tipe-tipe penuaan (senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence), Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senescence), Senescence yang meliputi hanya daun--daunnya (Deciduous senescence), Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu tanaman (Progessive Senescence). Menurut teori di atas, semakin tua suatu sel, maka kondisi dan fungsi sel akan menurun atau rusak. Tentu saja sel dapat berusaha untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Namun, hal itu akan susah dilakukan dan justru melelahkan, terkhusus untuk sel hewan karena membutuhkan lebih banyak energi untuk keperluan lain. Hewan adalah organisme yang dapat bergerak aktif. Kemampuan tersebut tentunya memerlukan energi yang banyak pula. Coba kembali kita bandingkan dengan tumbuhan yang tidak dapat bergerak dan apabila dapat bergerak, hanya dapat melakukan gerakan pasif. Energi yang dikeluarkan dapat difokuskan untuk perbaikan diri sehingga tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang fatal yang dapat menyebabkan kematian organisme. Selain itu, tumbuhan tidak terjebak dalam proses untuk terus memperbaiki sel-sel yang rusak, melainkan fokus untuk tetap tumbuh sebagai organisme yang normal. Hal tersebut ditunjukkan dengan tumbuhan yang memproduksi makanannya sendiri. 

Berbeda dengan hewan yang harus mencari makanan dari organisme lain, termasuk tumbuhan. Ada akibat lain dari melemahnya fungsi suatu sel, yaitu pada saat mutasi yang kadang terjadi. Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Mutasi dapat terjadi pada DNA atau kromosom. Terdapat suatu penemuan baru dari tim ilmuwan Ghent University Belgia, yang menemukan bahwa sel induk antara hewan dan tumbuhan berbeda. Perbedaan itu terlihat dari induk sel kedua organisme yang memiliki potensi untuk bertumbuh menjadi suatu jaringan baru. Bedanya, pada hewan, sel induk mampu menjaga tubuh muda yang sehat. Namun apabila sel induk berhenti untuk menjaga tubuh tersebut, maka hewan akan menua dan akan semakin mendekati kematian. Hal ini juga terjadi pada manusia dan sering disebut dengan penuaan. Tanaman juga memiliki sel induk yang fokus pada penempatan pertumbuhan baru. Tumbuhan memiliki sel yang memiliki sebutan sel punca. Sel tersebut tumbuh dengan sangat lambat dan pasti mengalami pembelahan yang merubah sel baru menjadi sel induk sejati. Sedangkan sel yang lain akan menjadi sel diam yang tetap sebagai cadangan. Sel diam ini sangat penting karena memiliki kemampuan dalam proses pencegahan penuaan pada tumbuhan.

Dari berbagai fakta-fakta dan juga opini yang telah saya jabarkan di atas, serta berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh banyak ilmuwan, saya menyatakan bahwa saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa sel hewan memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan sel tumbuhan karena banyak bukti yang menunjukkan sel tumbuhan dapat hidup jauh lebih lama dibandingkan dengan sel tumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun