Mohon tunggu...
Audrey Devina
Audrey Devina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sel Hewan vs Sel Tumbuhan, Manakah yang Bertahan Lebih Lama?

25 Agustus 2017   14:49 Diperbarui: 25 Agustus 2017   14:53 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang pasti sudah sering mendengar istilah 'sel'. Namun, tidak semuanya mengerti arti dari istilah tersebut, benar bukan? Kebanyakan mungkin hanya berpikir bahwa sel itu adalah suatu bagian dari tubuh yang terletak di dalam organ-organ. Secara jelas, sel merupakan tingkatan struktural kehidupan terendah yang memiliki sifat kehidupan, seperti reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkukngan sekitar, pengaturan tubuh, serta adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Setiap makhluk hidup yang ada di dunia ini pasti tersusun atas kumpulan sel-sel.

Mari kita lihat perjalanan sejarah sel sejenak. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke, seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1665. Hooke mengamati sel gabus dari dinding sel tumbuhan yang mati menggunakan mikroskop sederhana. Selain itu, Hooke juga merupakan orang yang memberi nama 'sel', yang berasal dari Bahasa Latin 'cellula' yang berarti kamar kecil.  Penemuan kedua dilakukan oleh Antonie Van Leeuwenhoek. Pada tahun 1674, ia menjadi orang pertama yang melakukan penelitian tentang sel hidup yang diambil dari alga Spirogyra. Leeuwenhoek juga merupakan orang yang mengembangkan teknologi mikroskop. Ada banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai sel, salah satu contohnya yaitu Jean Baptiste de Lamarck. Beliau menyatakan suatu pendapat bahwa setiap badan hidup merupakan kumpulan dari sel-sel. Pernyataan ini dinyatakan pada sekiat tahun 1809. Berbagai penelitian tetap berjalan hingga sekarang. Ada pula pernyataan mengenai bagian terpenting dari sel hidup adalah cairan yang terdapat di dalamnya. Pernyataan ini disampaikan oleh Felix Dujardin (1835).

Terdapat suatu pernyataan penting dari hasil penelitian Theodore Schwann (1839) dan Matthias Schleiden (1838). Pada tahun 1838, ahli botani Jerman, Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Kemudian di tahun 1839, Theodore Schwann yang merupakan seorang ahli anatomi hewan, setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan. Ia lalu menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel.  Mereka berdua memiliki peran penting dalam perkembangan dunia mikrobiologi. Mereka berpendapat bahwa sel merupakan unit dasar kehidupan dan setiap makhluk tersusun dari sel. Dari hasil penelitian mereka berdua pula, muncul suatu teori yang membagi sel menjadi tiga bagian, yaitu unit struktural, unit fungsional, dan unit hereditas. Sel sebagai unit struktural berarti sel merupakan komponen dasar penyusun setiap tubuh makhluk hidup. Sel sebagai unit fungsional maksudnya adalah semua fungsi-fungsi kehidupan, seperti sintesis protein, reproduksi, sebagai bagian yang merespon, pemanfaatan energi, dsb, berlangsung di dalam sel. Kemudian yang terakhir adalah sel sebagai unit hereditas artinya sel menurunkan sifat genetik ke generasi selanjutnya. Penurunan ini dilakukan oleh kromoson yang terdapat pada sel. Sel memiliki struktur yang dinamakan nucleus (inti sel). Nukleus ini memiliki peran sebagai pembawa materi genetik yang memiliki sifat yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.

Seorang ilmuwan bernama Johannes Purkinjie memperkenalkan istilah protoplasma (cairan di dalam sel). Contoh ilmuwan yang lain ialah Rudolf Ludwig Karl Virchow. Pengamatan yang ia lakukan adalah pengamatan pembelahan sel. Dari pengamatan itulah, ia mampu memberi pernyataan bahwa sel berasal dari sel sebelumnya (omnis cellula e cellula). Pernyataan tersebut sebenarnya ditemukan oleh Franois-Vincent Raspail tapi dipopulerkan oleh Virchow. Ini adalah penolakan terhadap konsep generasi spontan (spontaneous generation), yang menyatakan organisme berasal dari benda mati. Adapula ilmuwan lain seperti Robert Brown. Ia menemukan nukleus pada sel tanaman anggrek. Nukleus memiliki arti penting karena mengatur segala aktivitas sel. Brown merupakan salah satu orang yang pertama mengenali perbedaan mendasar antara tumbuhan gymnospermae dan angiospermae, dan melakukan studi awal palinologi. Dia juga memberikan banyak sumbangan terhadap taksonomi tumbuhan, termasuk penggolongan sejumlah familia tumbuhan yang masih diterima saat ini, dan banyak marga dan spesies tumbuhan Australia, hasil penjelajahannya beserta Matthew Flinders.

Makhluk hidup ada yang terdiri dari sel tunggal, ada pula yang terdiri dari banyak sel. Sebutan lain untuk organisme yang terdiri dari sel tunggal adalah organisme uniseluler. Organisme uniselular dapat berupa koloni maupun hidup secara individual. Contoh dari organisme seluler adalah bakteri, amoeba, dan jamur (seperti ragi). Selain organisme uniseluler, makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel juga memiliki sebutan lain yaitu organisme multiseluler. Organisme multiseluler biasanya dapat dilihat dengan mata telanjang (kecuali untuk beberapa organisme yang spesifik). Contoh organisme multiselular adalah hewan dan tumbuhan. Organisme uniseluler dianggap lebih primitif daripada organisme multiseluler karena kompleksitas yang lebih rendah. Organisme bersel tunggal terdiri dari satu sel tunggal, tetapi tubuh multiseluler terdiri dari banyak sel yang mengkhususkan diri dalam fungsi tertentu bersama-sama. Sel pada umumnya memiliki penyusun yang terdiri dari dinding sel (terdapat di sel tumbuhan saja), membran sel, sitoplasma, badan golgi, vakuola (terdiri dari vakuola kontraktif dan vakuola non-kontraktif), retikulum endoplasma (terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus), ribosom (terdiri dari ribosom bebas dan ribosom terikat), mitokondria, lisosom (terdapat di sel hewan saja), sentriol (terdapat di sel hewan saja), plastid (terdapat di sel tumbuhan saja dan terdiri menjadi kromosom, kloroplas, dan leukoplas), peroksisom, glioksisom (terdapat di sel tumbuhan saja), sitoskeleton (terdiri dari mikrotubulus, filamen intermediat, mikrofilamen), nukleus, dan nukleolus.

Sel memiliki dua tipe, yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan keduanya terletak pada inti sel, penutup sel, letak dan struktur ribosom, serta DNA nya. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti, memiliki penutup sel dimana penutup sel eubacteria terdiri atas peptidoglilkan dan archaebacterial dari pseudopeptidoglikan. Letak ribosom terletak bebas di sitoplasma dan strukturnya masih semu. Sedangkan DNA yang dimiliki berbentuk sirkuler. Untuk sel eukariotik, sel tersebut memiliki membran inti. Penutup sel terdiri atas selulosa, kitin, dsb. Ribosom ada yang letaknya bebas di sitoplasma, tapi adapula yang terikat di RE kasar. Struktur yang dimiliki berupa RNA dan DNA. Yang terakhir, bentuk DNA yang ada adalah linier dan sirkuler. Berdasarkan hasil penelitian oleh Theodore Schwann dan Mathias Schleiden, ditemukan bahwa sel dibedakan menjadi sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel dan plastid, serta glioksisom. Namun, memiliki sentriol, lisosom, dan ukuran vakuola yang kecil. Berbentuk tidak tetap. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida, glioksisom, dan memiliki vakuola berukuran besar, tetapi tidak memiliki sentriol maupun lisosom. Berbentuk tetap.

Pada umumnya, sel memiliki diameter antara 1-100 mikrometer (m) dan memiliki volume antara 1-1.000 . Sel hewan berdiameter sekitar 20 m, sel tumbuhan berdiameter sekitar 40 m, sel amoeba berdiameter sekitar 90-800 m, dan sel alga yang besar berdiameter 50.000 m (50 mm). Tentu saja ukuran sel yang amat sangat kecil susah untuk dilihat dengan mata telanjang. Maka, digunakan suatu alat yang dapat membantu pengamatan terhadap sel, yaitu mikroskop. Mikroskop yang sering digunakan adalah mikroskop cahaya. Kata mikroskop berasal dari bahasa Latin, yaitu "mikro" yang berarti kecil dan kata "scopein" yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hingga berkali-kali lipat. Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000 kali, dan perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Ilmu yang mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop disebut Mikroskopi. Mikroskop pertama kali diciptakan oleh Zacharias Janssen dan dikembangkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek. Penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuwan untuk mengamati objek mikroskopis. Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1590 oleh Zacharias Janssen dengan bantuan Hans Janssen. Melalui penemuan mikroskop ini, setiap orang dapat melihat benda-benda yang berukuran sangat kecil dengan perbesaran mencapai 150 kali.  Penemuan mikroskop oleh Zacharias Janssen tersebut memancing ilmuwan lain untuk meneliti lebih lagi. Galileo Galilei, ilmuwan dari Italia, juga membuat alat yang sama pada tahun 1610. Mikroskop yang dibuatnya ini menggunakan lensa optik sehingga disebut sebagai mikroskop optik. Galileo sendiri memberi nama alat temuannya Mikroskop Galileo.

Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi, pada tahun 1665, seorang ilmuwan dari Inggris bernama Robert Hooke merancang mikroskop majemuk dan memiliki sumber cahaya sendiri. Mikroskop rancangan Robert Hooke memiliki kemampuan perbesaran benda hingga 30 kali. Melalui mikroskop buatannya sendiri, Robert Hooke dapat menemukan sel pada kayu gabus yang diamatinya. Pada tahun 1668 sampai tahun 1677, seorang ilmuwan Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek mengembangkan mikroskop lensa tunggal dengan kekuatan perbesaran objek hingga 270 kali lebih besar dari ukuran sebenarnya. Antonie Van Leeuwenhoek berhasil mengamati sel darah merah, ragi, bakteri dan protozoa melalui mikroskop rancangannya. Berkat hasil temuannya, tanpa disadari Van Leeuwenhoek menjadi orang pertama yang berhasil melihat bakteri. 

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi, mikroskop pun semakin dikembangkan dengan kemampuan perbesaran yang dihasilkan bertambah besar. Sehingga pada tahun 1933, seorang ilmuwan fisika dari Jeman, Ernst Ruska, berhasil membuat mikroskop elektron yang pertama. Berbeda dengan mikroskop cahaya, mikroskop elektron tidak menggunakan cahaya, tetapi menggunakan elektron untuk melihat struktur benda-benda kecil. Mikroskop ini disebut dengan Mikroskop TEM (Transmision Electron Mircosope). Perbesaran objek mikroskop TEM dapat mencapai 500.000 Mirkoskop TEM dapat membuat gambar dengan cara mengirimkan elektron pada irisan spesimen yang sangat tipis. Sehingga mikroskop dapat digunakan untuk melihat bagian dalam struktur sel. Mikroskop modern yang saat ini paling sederhana dan sering digunakan adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya adalah salah satu jenis mikroskop yang menggunakan sumber cahaya sebagai media untuk mengirimkan gambar ke mata. Cahaya yang biasa digunakan biasanya berasal dari cahaya lampu yang kemudian dipantulkan melalui suatu cermin datar atau cermin cekung yang terletak di bawah kondensor. Berkat adanya berbagai penemuan mikroskop yang terus berkembang ini, maka para ilmuwan menjadi sangat terbantu dalam menemukan banyak penemuan baru yang tentunya juga berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.

Mengenai inti topik artikel yang akan saya bahas, yaitu suatu pernyataan mengenai 'Sel hewan memiliki ketahanan (waktu hidup) lebih lama dibandingkan sel tumbuhan. Sejauh manakah kamu setuju dengan pernyataan tersebut?', apakah Anda pernah mendengar kabar mengenai hewan yang hidup sangat lama, bahkan sampai 5000 tahun? Bagaimana dengan tumbuhan? Manakah yang sering Anda dengar?

Dari apa yang sebenarnya terjadi, fakta yang ada, justru yang dapat hidup lebih lama adalah sel tumbuhan. Mari kita lihat dari kenyataan di dunia ini. Terdapat pohon "The Sisters" atau juga dikenal dengan sebutan "The Sisters Olive Trees of Noah", berada di Bechaelah, Batroun District, Libanon, yang merupakan sekumpulan 16 pohon Zaitun. Umurnya diperkirakan mencapai 5.000 - 6.000 tahun. Selain 16 pohon Zaitun tersebut, ada pula sebuah pohon dengan nama Jomon Sugi yang terletak di Yakushima, Jepang dan menjadi pohon cryptomeria tertua sekaligus terbesar di pulau tersebut. Diperkirakan Pohon Jomon Sugi telah mencapai umur lebih dari 5000 tahun. Pohon tersebut telah ditetapkan oleh sebagai warisan budaya atau UNESCO World Heritage Site. Pohon tua lainnya adalah Olive Tree of Vouves ini terletak di pulau Kreta, Yunani. Pohon tersebut merupakan pohon tertua dari 7 pohon zaitun di Mediteranian yang menurut para peneliti berumur lebih dari 3000 tahun dan tetap hidup sampai sekarang. Pohon yang lain adalah Chestnut Tree of One Hundred Horses, terletak di Gunung Etna di Sicily. Pohon kastanye yang tertua sekaligus terbesar di dunia. Pohon diperkirakan berumur antara 2000 sampai 4000 tahun. Kemudian ada Pohon General Sherman yang merupakan pohon raksasa yang masih berdiri dan tumbuh sampai sekarang. Diperkirakan berumur sekitar 2.500 tahun. General Sherman berada di Sequoia National Park, California. Selain beberapa pohon yang telah saya sebutkan di atas, tentu saja masih ada banyak pohon tua lainnya yang berumur ribuan tahun yang masih hidup sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun