Pas banget nih dengan suasana hati. Ceritanya mau mengadu tapi enggak berani. Mumpung lagi mengangkat tema ini.
Spot Foto, Menarik!
Pemandangan Kota Bandung kalau dilihat dari jendela kamar tuh bagus banget! Apalagi kalau pemandangan lagi cantik banget. Â
Masalah yang ada setiap mau foto kadang bikin gregetan! Cari sudut yang pas susah, musti jongkok jadi foto di bawah kabel.
Â
Di antara kabel besar dan kabel kecil momen itu bisa diambil, bersih. Tetapi harus di sorot lebih dekat. Tetapi sayang kalau gawai kurang canggih, gambar 'pecah".
Penginnya punya alat foto yang canggih, jadi gambar bisa bersih, dan enggak goyang. Biasanya saya pakai gawai, nempel ke standing untuk foto. Apa boleh buat, tetapi lumayan!
Atau bisa juga berdiri di atas kotak kayu, dan mengambil foto di atas kabel besar. Tentu dengan menyorot lebih dekat. Kok, jadi menyedihkan dan menyusahkan kalau mau ambil foto pemandangan.
Mau pakai aplikasi penghilang kabel rumit juga. Gambar menjadi lebih jelek.
Mengadu Karena "Benang Kusut"?
Mau mengadu?Â
Nanti kembali lagi pertanyaan  balik, "Kenapa dulu beli rumah di sini?"
Aih, repot! Berusaha untuk menikmati saja.
Kalaupun mau foto pemandangan bisa juga dari jendela samping. Yah masalahnya ada genteng, atau pohon besar punya tetangga, hehehe.
Apalagi tambahan kabel internet bikin jadi seperti benang kusut, ih benang layangan juga nempel di kabel sama genteng rumah. Jadilah keruwetan di depan mata.
Mengganti provider internet apalagi!
Provider lama meninggalkan kabel tanpa di bereskan. Kabel dari provider baru sekarang berkaitan. Padahal sudah di wanti wanti tolong ditarik kabelnya. Enggak tuh! Apa pura-pura ga dengar atau memang sengaja. Barangkali siapa tahu saya berubah pikiran mau pakai provider lama lagi?!
Sebetulnya ada benar juga menaruh kabel bekas ya? Kalau saya berubah pikiran, kabel sudah ada dan saya tidak perlu beli lagi untuk menambah kabel. Lumayan kan kalau beli kabel kekurangan ketika pas saat masang Internet dan Tv.
Cara Tradisional Mau?
Dulu perencanaan kota gimana ya? Dapat informasi dari Hubby yang bergerak dalam bidang arsitektur, katanya kalau rapih ke dalam tanah lebih mahal biayanya. Apalagi harus memperhitungkan kerusakkan lingkungan.
Kalau disuruh bongkar saya sih enggak ngebayangin nih. Antara kabel PLN, Pipa air, kabel fiber optik internet, komun dan listrik. Ahhh sudah pasti mati internet ... mati listrik. Jadi kembali ke zaman gelap. Enggak mau juga.
Lagi mikirin gimana solusinya? Eh malah keinget zaman galian di pinggir jalan. Gali lubang, tutup lubang. Cara tradisional yang tidak efisien dan efektif, membuat daerah sekitarnya rusak.
Trotoar dan jalan yang dibongkar tidak bisa kembali normal dan rapih seperti semula.
Lalu lintas macet parah karena dijadikan satu arah, bergantian. Ampun berantakkan. Apalagi malam hari yang gelap dan tidak ada lampu penerang jalan, takut ada yang jatuh di lubang galian. Projek abadi, engga selesai-selesai.
'nd
Berharap ada sim salabim semua menjadi rapih, dan kabel yang seperti benang kusut menghilang masuk dalam tanah.
Semoga para Bapak-Ibu yang berkepentingan bisa mencari solusinya. Saya hanya membantu dalam doa saja, supaya semua lancar.
Love, Audy
Source Ceritadiri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H