Sebagai orang tua ada rasa kecewa, karena anak-anak tidak mau kembali ke "lingkungan pergaulan", berkomunikasi secara langsung.
Baca juga : "Bersusah Payah Dahulu"Â
Maju mundur untuk mengambil keputusan. Apa anak-anak diikutkan PTMT atau tidak. Enggak bisa juga memaksakan.Â
"Tuh kan, suspek Covid bertambah lagi!" Beberapa sekolah disinyalir kurang berhasil dalam menjalankan protokol kesehatan sehingga menambah jumlah pasien covid.
Kembali masuk kantor suatu kabar yang menggembirakan, khususnya buat para istri yang tiap bulan menerima gaji.Â
Perasaan ketar-ketir sedikit banyak berkurang. Â Akhirnya, asap dapur akan kembali normal.Â
Rasanya seperti tidak pada tempatnya, bekerja di rumah. Setiap hari seperti berpacu dengan waktu. Waktu pemecatan maksudnya. Was-was "waktuku bukan?"
Enggak usah munafiklah, kalau sudah dibilang "kerja dari rumah ya!" Alias masuk kotak dan di kobok-kobok seperti mengambil lintingan nama untuk dipungut menjadi pemenang.
Kalau performa selama ini ok masih bisa berharap sih. Tetapi kalau perusahaan masuk di ambang kebangkrutan percuma juga ngumpulin performa yang ok.
Kepengennya perusahaan sukses, karyawan terurus. Kalau sudah begini banyak berdoa saja.
Semoga saja dengan adanya rencana kembali ke "normal" bisa dipikirkan secara matang.