Harga yang didapat dari sebuah hunian vertikal di tengah kota masih lebih murah daripada rumah yang ada di pinggiran kota. Waktu yang ditempuh menuju ke tempat kerja lebih cepat.Â
Walaupun pada kenyataannya. Punya hunian seperti ini ada biaya yang harus dikeluarkan juga. Seperti  biaya bulanan untuk maintenance hunian, biasanya sudah termasuk air, listrik, sampah, keamanan.
Masalahnya yang sering terjadi antar tetangga biasanya kalau ada keributan biasanya  terdengar jelas. Apalagi kalau ada kebocoran pipa air. Jadi, dituntut rasa solidaritas yang tinggi untuk bisa menerima perbedaan yang ada untuk mendapatkan kenyamanan bertetangga di hunian vertikal ini.
Jadi ... kalau dibilang tertarik yaa ... tiga puluh persenlah. Masih belum terlalu yakin dengan banyaknya hunian vertikal yang menjamur. Masih tetap lebih percaya dengan rumah kecil mungil. Yang kalau tiba-tiba ada gempa bisa berlari keluar menyelamatkan diri. Daripada berlari menuruni tangga dari tingkat lima belas.
Sambil menghayalkan kejadian yang luar biasa, kalau tiba-tiba kepala keluarga dipanggil kerja di tempat lain bagaimana ya?
Berpisah dengan keluarga. Mau tidak mau mencari tempat tinggal untuk diri sendiri. Pilihan hanya dua, tempat kost yang murah di pinggiran kota atau hunian vertikal dekat tempat kerja. Ah, jadi dilema deh.
Semangat milineal.
Love, Audy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H