Kalimat di atas sepertinya biasa saja dalam suatu pertengkaran, memperebutkan sebuah apel. Biasanya dilakukan anak-anak yang masih kecil. Tapi kalau seorang dewasa yang mengucapkannya terhadap anak kecil, itu sesuatu yang ganjil.
Pernah terpikirkan atau mengalaminya? Sebagai seorang perempuan yang baru melahirkan hal tersebut pernah dialami.
Kecemasan termasuk mental health yang bisa merugikan.
Gangguan kecemasan tanpa disadari membuat ketakutan di diri.
Memandang setiap hal pasti berujung kematian.
Ada beberapa hal, tanpa disadari melanda diri dan bagaimana pengobatannya :
1. Kecemasan yang mengganggu
Karena saya orangnya suka mencari kesempurnaan, jadi setiap kondisi yang ada diperhatikan, dicatat. Kalau oleng kenapa? Bagaimana cara menanganinya? Makanan apa yang harus di makan?
Kalau lagi datang kecemasan mencari kekuatan dengan berbaring miring, sambil menyeruput oatmeal cair.
"Tolong bikinkan oatmeal, Nani!” kadang berteriak kepada pembantu dan pengasuh andalan di rumah.
Kadang sambil berjalan, saya mengetahui kalau berjalan sambil berjinjit itu terasa enak, badan tidak oleng. Seperti menyeimbangkan badan, tegak lurus. Rasanya seperti penari balet. Pegal? iya tentu saja. Yang tidak pernah berjalan jinjit sekarang pola jalan berubah.
Terkadang tiba-tiba berkeringat. Ya ampun! tahu sendirikan yang sudah pernah ke Bandung. Udaranya dingin tapi bisa berkeringat banyak.
2. Apakah ini perubahan hormon?
Kadang bertanya kepada diri sendiri, menduga-duga apa yang terjadi.
Menemukan cara supaya keringat tidak membasahi wajah. Ikat ujung handuk kecil yang satu dengan yang lain menjadi seperti bando dikepala. Kadang merasa geli sendiri, kok seperti abang tukang becak yang sedang menarik penumpang. Mengayuh pedalnya di siang hari. Tapi semua dilalui dengan tabah, jalani saja, berserah dan bersyukur kepada Tuhan bisa hamil anak kedua. Pasti semuanya akan lewat dan mendapat kesembuhan.
Saat suami akan pergi ke Jakarta, mencari pekerjaan. Kami kadang menyiapkan persediaan makanan. Biasanya ada persediaan susu, makanan sereal, bubur bayi, buah-buahan. Khusus untuk buah, biasanya saya mempunyai jadwal makan snack pukul 10.00 pagi dan pukul 16.00 sore.
Siap siaga dengan kelemahan, semua ingin sempurna. jadi semua jadwal pribadi dan anak-anak sudah diatur. Baik itu jadwal makan dan minum susu untuk kedua buah hati .
Jadwal untuk saya juga sudah diatur kapan sarapan, makan selingan, makan siang. Juga masak makanan apa dimakan. Sampai cara pembuatannya, minyaknya bagaimana, kematangannya juga.
Ahh cerewet banget!
Jadi pada saat persediaan buah-buahan berkurang saya menjerit. Keponakan tercinta minta apel.
“Mikha minta apel satu boleh, Mamong?"
Dengan nada penolakkan berkata, “tidak boleh” nanti habis persediaan Mamong!
Wajahnya tertegun, seperti tidak percaya. Karena biasanya apa saja yang ada pasti saya berikan.
Sedih rasanya kalau mengingat saat itu, seperti tak percaya terlihat di wajahnya, hanya karena sebuah apel, saya tega berkata tidak, padahal dia adalah “anak pertama” sebelum anak saya lahir.
Membesarkannya seperti anak sendiri, memandikan menyuapi, menyanyikan lagu untuknya. Setiap siang membacakan cerita sambil menemani tidur siang, karena orang tuanya bekerja.
Apakah karena kecemasan? Sehingga tega melarang keponakan makan apel, walau hanya satu?
3. Perlu di kelilingi oleh orang-orang tercinta
Bersyukur dikelilingi oleh orang orang tercinta. Membantu dalam masa pemulihan. Pembantu ada 3 orang semua bisa memasak, mengasuh bayi dan membantu membereskan rumah.
Setelah melahirkan anak kedua. Pekerjaan rumah tangga sudah ada yang mengurus. Begitu juga dengan anak-anak, dan keponakan yang masih kecil biasanya ada satu orang yang khusus untuk mengurus. Memberikan makanan, memberikan susu, dan memandikan. Bersyukur punya "Nanny" yang pintar.
4. Pasrah dan berserah kepada Tuhan.
Banyak hal yang terjadi didalam hidup, tidak sesuai dengan keinginan kita. Walaupun dikejar, diusahakan, tapi kalau Tuhan belum berkehendak semua tidak akan terjadi. Tapi yang pasti, kita harus mengejar yang Empunya Kuasa, pasti semuanya akan terjadi.
Semoga untuk teman perempuan yang sedang hamil, bisa lebih menjaga kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H