Salah satu pelindung di udara dingin biasanya yang saya pakai kaus kaki. Iya itu pelindung kaki.
Apalagi kalau lagi hujan. Tambah aja dingin.
Kebiasaan, Â sekalian untuk menghangatkan, dapat juga dipakai untuk melindungi dari krem atau lotion yang kita pakai di kaki. Apalagi lotion yang dipakai berminyak banget seperti minyak zaitun.
kaus kaki yang nyaman, ukuran lebih panjang jadi menutupi seluruh betis. Biar malam enggak teriak-teriak karena kejang betisnya. Iya, syaraf kejepit belum tuntas, jadi kalau kecapean atau suka tiba-tiba streching badan dan kaki ... hui ... tarik deh seluruh badan ke segala penjuru. Setelah itu menangis tersedu-sedu karena otot kaki enggak bergerak.
Kalau lihat kaus kaki warna-warni yang banyak di pasaran suka bikin kepo. Pintar amat sih buat kaus kaki, darimana dapat idenya?
Apa sih kaus kaki itu?
Ternyata, kaus kaki sudah ada sejak zaman batu. Tepatnya pada abad ke-8 Sebelum Masehi (SM). Kala itu bangsa Yunani dan Romawi telah menggunakan bulu/rambut dan kulit binatang untuk menghangatkan kaki mereka. Cara pakainya adalah dengan dililitkan pada kaki.Â
Dengan terus berkembangnya teknologi maka penggunaan kaus kaki menjadi populer. Sayangnya karena susahnya pembuatan pada saat itu kebanyakkan para bangsawan dan orang kaya saja yang memakainya.
Kaus kaki mulai diperkenalkan untuk wanita pada tahun 1920. Kaus kaki ini berukuran pendek sebatas pergelangan kaki, dipakai oleh Fearnley-Whittingstall pada pertandingan tennis tahun 1931.
Tahun 1589, William Lee menciptakan mesin pembuat kaus kaki pertama di dunia.
Kaus kaki adalah garmen yang dirajut untuk menutupi kaki manusia. Kaus kaki dirancang untuk beberapa kegunaan seperti mengurangi gesekan antara kaki dan alas kaki, membuat kaki tetap hangat, menyerap keringat, dan lain-lain. Kaus kaki biasanya terbuat dari katun, wol, polipropilen, atau terkadang dari nilon.