Mohon tunggu...
audrey yaffa
audrey yaffa Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa

Membaca adalah hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membiasakan Kehidupan Baru di Era New Normal

24 November 2022   20:25 Diperbarui: 24 November 2022   20:37 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, era pandemi yang sudah berlangsung cukup lama memaksa kita untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 atau corona virus. Sudah sekitar dua tahun lebih kita hidup dalam bayang-bayang COVID-19 yang menjadikan kebiasaan mematuhi prokes (protokol kesehatan) menjadi pola setiap harinya. 

Meski pemerintah sudah memberikan kelonggaran dalam mematuhi protokol kesehatan, budaya dalam mematuhi prokes ini seperti sudah menjadi keseharian yang tidak lepas di antara kita. Budaya seperti memakai masker, menggunakan hand sanitizer, dan bahkan mencuci tangan setiap memasuki tempat baru sudah seperti kebiasaan yang selalu kita jalani.

Kebiasaan ini dilakukan agar kita mampu bertahan dan juga beradaptasi dengan COVID-19 yang sudah hidup diantara kita.

Bagaimana Untuk Hidup Berdampingan Dengan COVID-19 

Setelah hampir dua tahun lamanya wabah COVID-19 menyerang, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah yang di antaranya adalah memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), WFH atau Work From Home, dan lain sebagainya. Banyak kegiatan yang berlangsung secara online demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Kita tidak bisa jika seperti ini terus menerus, kita harus bangkit dan hidup berdampingan dengan wabah tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu, dengan beberapa pemerataan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat dan berbagai upaya lainnya, kasus COVID-19 di Indonesia perlahan melandai. Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus aktif COVID-19 di Indonesia konsisten menunjukkan tren penurunan dan kini angkanya sudah di bawah 500.000 kasus per hari sejak Selasa, 1 Maret hingga Minggu, 6 Maret 2022. 

Melandainya COVID- 19 berakibat pada banyaknya masyarakat yang menjadi lalai terhadap protokol kesehatan. Padahal hal tersebutlah yang dapat memicu naiknya kembali kasus COVID-19. Maka dari itu, kita dihimbau untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan di era 'New Normal', di mana kita hidup berdampingan dengan COVID-19 demi memenuhi kebutuhan kita.

Mengapa COVID-19 Selalu Naik Turun 

Secara general, banyaknya persebaran penyakit menular disebabkan oleh adanya interaksi segitiga epidemiologi yang biasa dikenal dalam studi kesehatan masyarakat yakni: agen atau virus, inang, serta lingkungan.

Faktor lingkungan merupakan faktor utama yang sangat memmengaruhi dalam penyebaran COVID-19 yang begitu cepat. Lingkungan dalam hal ini merupakan lingkungan sosial yang mempengaruhi manusia dan memungkinkan virus menyebar dari satu inang (orang) ke inang lainnya. 

Virus penyebab COVID-19 menyebar melalui tetesan cairan (droplet) mulut dan hidung, lalu masuk ke saluran pernapasan. Kebijakan pembatasan atau melonggarkan mobilitas penduduk, termasuk implementasi protokol kesehatan, merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran virus di masyarakat. Ketika orang-orang berinteraksi, mereka berbicara satu sama lain, makan bersama, atau berkumpul, dan membuat risiko penularan virus menjadi sangat rentan.

Faktor yang kedua adalah kemampuan penularan COVID-19 itu sendiri. COVID-19 varian Omicron mulai menghebohkan warga sekitar bulan Februari 2022. Diketahui bahwa varian ini memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi namun memiliki daya mematikan yang lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya, Delta. 

Hebatnya penularan COVID-19 varian ini dapat ditekan dengan vaksinasi massal. Vaksinasi massal akan meningkatkan imunitas tubuh serta mengurangi risiko kematian pada penderita komorbid. Menurut Teguh Haryo Sasongko, seorang professor asal School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovation, vaksinasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam mengurangi angka kematian.

Faktor yang terakhir adalah faktor inang (manusia yang terinfeksi). Tingkat imunitas manusia terhadap penularan penyakit menjadi hal yang cukup krusial. Dalam hal ini, kesadaran manusia dalam memakai masker menjadi salah satu cara mencegah penularan virus. Selain dengan memakai masker, vaksinasi memiliki peran besar dalam pembentukan antibodi sehingga tubuh manusia dapat lebih kebal menghadapi serangan virus serupa.

Cara Menanggulangi COVID-19

Kita selalu bertanya-tanya bagaimana cara untuk mengurangi resiko penyebaran virus COVID-19. Mengutip melalui infeksiemerging, ada beberapa cara yang bisa diterapkan demi mengurangi resiko penyebaran COVID-19, di antaranya :

  1. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun serta menggunakan hand sanitizer

Hal ini bertujuan agar dapat membasmi virus-virus yang menempel di tangan saat kita sedang beraktifitas. Cara ini memang terlihat sepele, namun penyebaran virus terkuat terbukti berasal dari sentuhan kontak fisik menggunakan tangan.

  1. Menjaga jarak dengan orang lain kurang lebih 1 meter

Menjaga jarak memang menjadi hal yang mungkin dapat membuat keeratan hubungan kita dengan seseorang menjadi terganggu namun cara ini dapat mengurangi resiko untuk kontak fisik dengan orang lain apalagi dengan mereka yang terlihat sedang tidak sepenuhnya sehat.

  1. Menggunakan masker dengan benar

Penggunaan masker yang benar yaitu masker harus menutupi permukaan mulut dan hidung sepenuhnya. Meski begitu, menurut halodoc, banyak masyarakat, khususnya para remaja, enggan menggunakan masker karena berpikir mereka yang menganggap bahwa COVID-19 tidak berbahaya seperti berita di media. Padahal dengan membiarkan permukaan hidung dan mulut tidak dilindungi sama saja memberikan celah pada masuknya virus COVID-19.

  1. Menjaga imunitas dan juga pola hidup sehat

Peningkatan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, meminum vitamin serta menjaga pola tidur yang baik, apabila hal-hal tersebut dilakukan dapat menjaga kekebalan tubuh agar tubuh tidak mudah terserang penyakit dan terhindar dari virus COVID-19.

Kesimpulan

Jadi sungguh mengherankan ketika kita tidak dapat menerima bahwa kita hidup berdampingan dan menerima penyakit baru yang serius seperti COVID-19 tanpa berusaha secara aktif untuk menanggulanginya. Kabar baiknya, kita bisa menanggulanginya. Kita harus mulai merelakan bahwa kondisi dunia telah berubah dengan langkah adaptasi berdasarkan apa yang telah kita pelajari dari dua tahun terakhir. 

Kita tahu bagaimana melakukannya dan itu akan efektif melawan varian baru di masa depan dan penyakit apa pun yang menular melalui udara. Kita juga harus terus bekerja menuju vaksin yang lebih tahan lama dan kebal terhadap lebih banyak varian. 

Jadi kita perlu berinvestasi dalam pemantauan berskala global untuk varian COVID-19 terbaru dan penyakit menular baru lainnya. Mereka yang tak mampu mengisolasi diri juga lebih cenderung keluar rumah untuk berinteraksi, menggunakan transportasi umum, tidak mau menjaga jarak serta menjaga protokol kesehatan. 

Hal itu semua merupakan faktor risiko untuk menularkan virus. Ditambah dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah serta kesehatan yang lebih buruk di antara kelompok yang kurang beruntung, akan mengarah ke hasil yang lebih buruk jika terinfeksi.

Sistem pengawasan nasional yang dilakukan oleh pemerintah dirasa sangat baik dalam mempercepat identifikasi, dan mencari tahu berapa banyak penyakit yang disebabkan dan kekebalan yang dihindari. 

Setelah itu, kita dapat memegang kendali untuk membuat hidup yang lebih tahan terhadap virus dan memungkinkan kita semua termasuk kelompok yang rentan terhadap COVID-19 untuk menjalani hidup yang lebih bebas dan lebih sehat.

Referensi

Adaptasi Kebiasaan Baru Di Masa Pandemi Covid-19 . (2020, Agustus 20). Retrieved from diskes.baliprov : https://diskes.baliprov.go.id/adaptasi-kebiasaan-baru-di-masa-pandemi-covid-19/

Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus Corona . (n.d.). Retrieved from infeksiemerging: infeksiemerging.kemkes.go.id: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/bagaimana-cara-mencegah-penularan-virus-corona

Nurhasim, A. (2022, Agustus 12). Pakar Menjawab: mengapa kasus COVID-19 di Indonesia naik-turun, bagaimana prediksi penularan ke depan? Retrieved from theconversation.com : https://theconversation.com/amp/pakar-menjawab-mengapa-kasus-covid-19-di-indonesia-naik-turun-bagaimana-prediksi-penularan-ke-depan-188526

Pagel, C. (2022, Maret 11 ). Delapan perubahan yang perlu dilakukan dunia untuk hidup bersama COVID. Retrieved from theconversation.com : https://theconversation.com/delapan-perubahan-yang-perlu-dilakukan-dunia-untuk-hidup-bersama-covid-179024

Setyowati, A. (2021, Desember 1). Hidup Berdampingan Dengan Covid-19 . Retrieved from kompas.com : https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/12/01/17324121/hidup-berdampingan-dengan-covid-19

infeksiemerging. (n.d.). Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus Corona. Retrieved from infeksiemerging.kemkes.go.id: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/bagaimana-cara-mencegah-penularan-virus-corona (Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus Corona , n.d.)

Makarim, F. R. (2020, Juli 9). Alasan Psikologis Orang Enggan Pakai Masker Wajah. Retrieved from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/alasan-psikologis-orang-enggan-pakai-masker-wajah

Siloam Hospitals . (2022, Maret 8 ). Begini 5 Cara Mencegah Efektif COVID-19 Agar Tidak Tertular Infeksi Virus . Retrieved from Siloamhospitals.com : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/begini-5-cara-mencegah-efektif-covid-19-agar-tidak-tertular-infeksi-virus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun