Mohon tunggu...
Audra Elvira
Audra Elvira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nasional Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Teori Manajemen G. Terry (POAC) dalam Media Kompas.com

27 Januari 2024   14:01 Diperbarui: 29 Januari 2024   10:05 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Wikipedia Kompas.com

Kompas.com adalah salah satu pionir media online di Indonesia ketika pertama kali hadir di Internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online. 

Mulanya, Kompas Online atau KOL yang diakses dengan alamat kompas.co.id hanya menampilkan replika dari berita-berita harian Kompas yang terbit hari itu. 

Tujuannya adalah memberikan layanan kepada para pembaca harian Kompas di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh jaringan distribusi Kompas. Dengan hadirnya Kompas Online, para pembaca harian Kompas terutama di Indonesia bagian timur dan di luar negeri dapat menikmati harian Kompas hari itu juga, tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya.

Selanjutnya, demi memberikan layanan yang maksimal, di awal tahun 1996 alamat Kompas Online berubah menjadi www.kompas.com. Dengan alamat baru, Kompas Online menjadi semakin populer buat para pembaca setia harian Kompas di luar negeri.

Melihat potensi dunia digital yang besar, Kompas Online kemudian dikembangkan menjadi sebuah unit bisnis tersendiri di bawah bendera PT Kompas Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998. Sejak saat itu, Kompas Online lebih dikenal dengan sebutan KCM. Di era ini, para pengunjung KCM tidak lagi hanya mendapatkan replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan update perkembangan berita-berita terbaru yang terjadi sepanjang hari.

Pengunjung KCM meningkat pesat seiring dengan tumbuhnya pengguna Internet di Indonesia. Mengakses informasi dari Internet kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita sehari-hari. Dunia digital pun terus berubah dari waktu ke waktu. KCM pun berbenah diri. 

Pada 29 Mei 2008, portal berita ini me-rebranding dirinya menjadi Kompas.com, merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini dikenal selalu menghadirkan jurnalisme yang memberi makna. Kanal-kanal berita ditambah. Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi memberikan sajian informasi yang update dan aktual kepada para pembaca. Rebranding Kompas.com ingin menegaskan bahwa portal berita ini ingin hadir di tengah pembaca sebagai acuan bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran informasi yang tak jelas kebenarannya.

Implementasi POAC (Planning,Organizing,Actuating,Controlling) menurut G.Terry pada redaksional Kompas.com yaitu :

1. Planning (Perencanaan)

Kompas.com melakukan perencanaan setiap hari untuk menentukan arah menentukan arah gerak pada hari berikutnya, serta menentukan perencanaan berita yang akan diliput untuk hari berikutnya. Kompas.com juga mengadakan rapat Redaksi setiap bulannya untuk memberikan arahan dan rencana di bulan berikutnya serta persiapan-persiapan apa saja yang ingin dilakukan.

Selain itu, mengadakan rapat redaksional harian setiap hari melalui grup WhatsApp juga untuk berdiskusi dan menentukan berita harian apa yang akan di liput dan memberikan pengarahan kepada wartawan. Arahan ini berguna bagi wartawan untuk melakukan liputan harian secara baik bagi mereka yang sedang bertugas di dalam kota maupun diluar kota. Dalam hal ini, Redaktur pelaksana bertugas memimpin rapat redaksional baik periodik, bulanan atau harian. Berita-berita yang diliput di luar lapangan juga menjadi pembeda dan berita terlihat tidak monoton.

Perencanaan dalam manajemen media menyangkut apa yang harus dilakukan di masa mendatang, bagaimana hal tersebut harus dilakukan, serta siapa yang seharusnya melakukan hal tersebut dan kapan hal tersebut harus dilakukan di masa mendatang.

Perencanaan konten dalam media sosial berbeda dengan yang ada dalam websitenya, dan juga sangat terstruktur dan terorganisir, sedangkan Kompas.com lebih mengutamakan dalam websitenya sedangkan untuk media sosial hanyalah tempat untuk menyebarkan link website nya.

Berdasarkan hasil liputan, sebagai contoh diketahui bahwa dalam pembuatan berita disuatu event bulutangkis Kompas.com tetap mengedepankan fakta dan bukan opini. Penentuan topik merupakan bagian dari perencanaan di Kompas.com. Penentuan topik melibatkan seluruhanggota redaksi Kompas.com. Berbeda dengan berita news yang mengadopsi bad news is good news, produk Jurnalisme kompas.com good news is good news.  

Produk Jurnalisme Kompas.com tetap membuat laporan yang komperhensif dengan cara mewawancara atlet, pelatih dan pengurus untuk mendapatkan laporan yang akurat, wawancara tersebut dilakukan baik mendapatkan gelar maupun tidak mendapatkan gelar sama sekali. Data dan informasi yang diperoleh oleh Kompas.com harus didapatkan dengan akurat dan kredibel. Narasumber yang menjadi utama di Kompas.com yang harus diwawancarai adalah orang yang berhubungan langsung dengan bulutangkis Indonesia.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian dalam manajemen media menempati posisi yang penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian dalam kegiatan manajemen bisa diartikan sebagai kegiatan kegiatan penyusunan struktur organisasi dan sumber daya yang ada di organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Hal yang diperhatikan adalah dalam media ada berbagai pekerjaan yang perlu diatur dalam struktur pembagian pekerjaan.  

Pembagian kerja ini bisa dilakukan dengan berdasarkan pada divisi atau departemen yang dikelompokkan pada jenis atau bentuk pekerjaannya. Berbeda pembagian kerja di harian topskor dalam penelitian Prasetya(2017) mengatakan bahwa masih ada kekurangan sumber daya manusia di bidang online untuk memenuhi target dalam media online mereka mendapatkan bantuan dari media cetak harian topskor hal ini mewajibkan wartawan harian topskor cetak mengirimkan 3 berita per harinya untuk media online.

Kompas.com adalah media online yang memberitakan tidak hanya berita olahraga, berita olahraga sendiri terdapat dalam kanal tersendiri yaitu Kompas sport. Dalam kompas sport tersebut di dalamnya ada 13 orang yang mengurusi semua berita olahraga, saat ini kompas sport tidak memiliki wartawan khusus untuk bulutangkis. Namun, ada beberapa personil dari kompas sport yang mempunyai perhatian lebih ke bulutangkis. Sehingga jika ada piutang yang berhubungan dengan bulutangkis personil tersebutlah yang diprioritaskan untuk meliput bulutangkis. Hal ini seperti dalam bolalob dalam penelitian Saputra(2019) anggota keseluruhan berjumlah 13 dalam pengorganisasiannya beberapa anggota bisa diberikan lebih dari satu tugas dengan kemampuan masing-masing yang dimiliki oleh anggota bolalob. 

Dalam peliputan bulutangkis tidak ada syarat tertentu untuk bisa meliput bulutangkis, namun wartawan yang menjadi prioritas untuk meliput bulutangkis adalah wartawan yang memiliki perhatian khusus untuk bulutangkis, seperti dalam wawancara diatas. Wartawan
tersebut adalah wartawan yang menguasai di bidang bulutangkis sehingga angle tulisan bisa bervariasi, selain itu hal yang diliput tidak hanya pertandingan saja melainkan hal yang ada di luar pertandingan bulutangkis juga.

3. Actuating (Pelaksanaan)

Sumber data yang menjadi informasi Kompas.com adalah sumber-sumber terpercaya. Sumber yang paling utama adalah liputan secara langsung di lapangan. Jika wartawan Kompas.com tidak bisa melakukan liputan langsung maka situs resmi PBSI menjadi sumber terpercaya yang kedua.

Liputan wartawan Kompas.com, tak jarang dilakukan diluar kota memerlukan pengarahan yang spesial. Wartawan yang melakukan liputan di luar kota harus selalu melakukan koordinasi dengan Redaktur, baik progress maupun kendala yang dihadapi.

Pengambilan setiap keputusan yang terjadi di lapangan harus dengan sepengetahuan Redaktur Pelaksana. Dalam proses outputnya, wartawan harus memperhatikan sistematika penulisan dan memperhatikan apakah berita sudah berisi informasi yang cukup bagi pembaca.

Hal serupa juga diterapkan dalam Harian Topskor yang diteliti oleh Nur Cholis dan Dian (2018) mengatakan bahwa tulisan yang dihasilkan dari liputan di lapangan kemudian diolah oleh penulis, kemudian akan diperiksa oleh redaktur dan editor di masing-masing rubrik. Dan hasil akhir akan diberikan kepada wakil redaksi, dan diberikan ke tim desain untuk dimasukkan ke dalam layout.

Dalam pembuatan berita biasanya wartawan mengirimkan berita dari lapangan, karena teknologi sangat membantu untuk berhubungan antara yang di kantor dan di lapangan. Kemudian setelah diberikan ke kantor berita tersebut ditulis di CMS (Content management system) setelah itu berita diedit oleh editor sebelum berita tersebut ditayangkan.

Wartawan dalam mengirimkan berita dari lapangan harus secepat mungkin jika itu menyangkut dengan hasil pertandingan, karena jika terlambat maka berita akan didahului oleh media lain dan dianggap berita yang ditayangkan menjadi basi, wartawan yang dikirimkan ke lapangan telah dibekali dengan kerja yang berprinsip jurnalistik. Hal ini berbeda dengan bolalob.com dalam penelitian Saputra (2019) mengatakan bahwa dimana untuk mempercepat informasi untuk sampai kepada khalayak bolalob dari lapangan dapat langsung diunggah ke dalam situs website.

Tahapan pengarahan kepada seluruh anggota redaksi, berdasarkan kesepakatan yang ditetapkan pada proses perencanaan. Proses pengarahan dilakukan oleh ketua dalam hal ini editor dan memberikan dampak pada kinerja redaksi. Dalam proses pengarahan berkaitan dengan berita, Kompas.com dominan melakukan pengarahan melalui mobile. Managing Editor memberikan pengarahan melalui grup whatsapp, selain itu wartawan juga dapat berkonsultasi mengenai kendala dan masalah yang dihadapi dilapangan.

Proses pelaksanaan liputan di lapangan oleh wartawan berpedoman pada news value berita pada umumnya. News value dari sudut pandang Jurnalisme olahraga ditekankan pada dampak dan keunikan suatu informasi. Pada Jurnalisme olahraga, actuality bukanlah hal utama yang dikejar oleh redaksi dan wartawan. Pelaksanaan sesuai dengan proses perencanaan sehingga wartawan harus mengikuti aturan yang ditetapkan, setiap pengajuan tema atau topik berita baru harus melalui redaksi atau sepengetahuan managing editor atau asisten editor.

Tata penulisan yang doadopsi oleh Kompas.com adalah penggunaan Bahasa baku atau sesuai EYD, serta komposisi foto harus sesuai dengan topik berita. Jumlah berita yang ditargetkan dari setiap wartawan adalah 3 berita dan total 15 berita untuk publikasi di Kompas.com setiap harinya. Selain bersumber dari wartawan redaksi Kompas.com juga bekerja sama dengan contributor daerah Kompas di beberapa daerah.

4. Controlling (Pengawasan)

Tim redaksi melakukan beberapa cara untuk memastikan liputan berjalan dengan lancar yaitu dengan cara melakukan liputan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Selain itu memberikan laporan antara yang ada dilapangan dan juga di kantor supaya mengetahui apa yang terjadi di lapangan dan bisa memprediksi jika berjalan tidak sesuai dengan rencana. Saat peliputan yang tidak sesuai dengan rencana, di event-event besar bulutangkis Kompas Sport belum pernah mengalaminya, namun mereka selalu memiliki rencana cadangan jika rencana awal tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu angle tulisan bisa diubah-ubah namun tetap mengedepankan fakta.

Pengawasan dan koordinasi extra berlaku bagi wartawan yang melakukan liputan di luar daerah. Wartawan yang telah melakukan liputan dan menyerahkan hasil liputan kepada editor untuk selanjutnya dilakukan proses penyuntingan. Dalam proses outputnya, wartawan harus memperhatikan sistematika penulisan.

Koordinasi wartawan yang berada di lapangan dengan yang berada di kantor biasanya menggunakan WhatsApp dan telepon, teknologi memudahkan komunikasi antara yang dilapangan dan juga di kantor, selain itu komunikasi penting dilakukan untuk menjaga kecepatan berita supaya cepat untuk dipublikasikan. Penulisan sebuah berita akan dikatakan sukses jika mendapatkan banyak pengunjung. Hal ini juga diterapkan oleh Kompas.com dalam melihat tingkat kesuksesan yang dimiliki oleh Kompas.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun