Mulyoasri, Kab. Malang - Kelompok 21 KKN JANTRA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FISIP-FIB UB) sukses menggelar Festival Budaya SAHABAT (1/8). Acara ini bertujuan untuk merayakan, mengenalkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Desa Mulyoasri. Festival ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, dalam berbagai kegiatan menarik dan interaktif.
Festival Budaya SAHABAT menampilkan dua acara utama yang menjadi sorotan, yakni kegiatan perlombaan Agustusan dan pentas seni. Kegiatan perlombaan Agustusan, ditujukan untuk anak-anak berusia 6 hingga 14 tahun, yang terdiri dari berbagai lomba seperti mewarnai, makan kerupuk, balap karung, balap kelereng, balap balon, dan pukul air. Perlombaan ini tidak hanya sebagai hiburan, namun juga bertujuan untuk meneruskan tradisi lokal yang telah lama dilakukan masyarakat setempat untuk memperingati Kemerdekaan Indonesia setiap bulan Agustus.
Salah satu aspek menarik dari festival ini adalah keberagaman lomba yang diadakan. Perlombaan seperti mewarnai dan makan kerupuk tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas kepada anak-anak. Melalui kegiatan ini, mereka belajar untuk menghargai usaha dan kerja keras, serta pentingnya bersenang-senang dalam prosesnya. Ini adalah cara yang efektif untuk menanamkan semangat positif di kalangan generasi muda.
Festival Budaya SAHABAT di Desa Mulyoasri bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan sosial di antara warga desa. Dalam suasana yang penuh keceriaan, masyarakat berkumpul untuk merayakan warisan budaya mereka. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berpartisipasi dan menunjukkan bakat mereka, sehingga menciptakan rasa kebersamaan yang kuat di antara semua lapisan masyarakat.
Acara berikutnya adalah pentas seni yang digelar di malam hari untuk melestarikan seni dan budaya lokal. Pentas seni ini menampilkan seni tarian tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Desa Mulyoasri. Pentas seni ini tidak hanya menjadi wadah bagi anak-anak desa untuk memperkenalkan budaya mereka, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya yang akan mereka teruskan dan lestarikan di masa depan.
Pentas seni yang menjadi bagian dari festival juga memiliki peran yang sangat penting. Dengan menampilkan tarian tradisional dan pertunjukan seni lainnya, masyarakat Desa Mulyoasri dapat menunjukkan kekayaan budaya mereka kepada pengunjung. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa bangga terhadap warisan budaya, tetapi juga menarik perhatian generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai seni tradisional. Melalui pertunjukan ini, mereka diharapkan dapat terinspirasi untuk melanjutkan tradisi yang telah ada.
Festival ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan potensi lokal kepada masyarakat luas. Dengan melibatkan berbagai elemen, seperti seniman lokal dan pengrajin, festival ini memberikan platform bagi mereka untuk menunjukkan karya-karya mereka. Ini tidak hanya membantu mempromosikan budaya lokal, tetapi juga mendukung perekonomian desa dengan meningkatkan kunjungan wisatawan yang tertarik untuk melihat dan mengalami budaya Mulyoasri secara langsung.
Akhirnya, Festival Budaya SAHABAT diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk mengadakan acara serupa. Dengan merayakan dan melestarikan budaya lokal, kita tidak hanya menjaga identitas kita, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Melalui kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai budaya yang berharga ini akan terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H