3. Karmaphala tattwa adalah konsep dalam ajaran Panca Sradha yang mengacu pada hukum karma, di mana setiap tindakan manusia akan memiliki konsekuensi atau hasil yang sesuai dengan tindakan tersebut. Karmaphala tattwa berarti "prinsip hasil karma" atau "prinsip akibat karma".
Menurut ajaran Panca Sradha, tindakan manusia dapat digolongkan sebagai baik atau buruk berdasarkan dampak yang ditimbulkannya pada diri sendiri maupun orang lain. Tindakan baik akan menghasilkan akibat yang baik, sedangkan tindakan buruk akan menghasilkan akibat yang buruk. Akibat dari tindakan tersebut bisa terjadi dalam kehidupan sekarang atau di masa depan.
Misalnya, jika seseorang melakukan tindakan kebajikan seperti memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, maka akibatnya bisa berupa perasaan bahagia, rasa puas, dan berkah yang datang dalam kehidupannya. Sebaliknya, jika seseorang melakukan tindakan buruk seperti mencuri atau membunuh, maka akibatnya bisa berupa perasaan bersalah, hukuman dari pihak berwenang, dan karma buruk di kehidupan selanjutnya.
Dalam ajaran Panca Sradha, karmaphala tattwa mengajarkan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya sendiri dan harus bertanggung jawab atas akibat dari tindakan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian sejati, seseorang harus selalu berusaha melakukan tindakan baik dan menghindari tindakan buruk.
Dalam praktiknya, ajaran Panca Sradha menekankan pentingnya melakukan tindakan kebajikan seperti memberi sedekah, melakukan puja (doa dan penghormatan kepada dewa), dan menghormati orang tua dan guru sebagai cara untuk memperoleh karma baik. Di sisi lain, ajaran ini juga menekankan pentingnya menghindari tindakan buruk seperti kekerasan, kebohongan, dan keserakahan sebagai cara untuk menghindari karma buruk.
4. Punarbhawa tattwa adalah salah satu konsep dalam ajaran Panca Sradha, yang berasal dari agama Hindu. Konsep ini merujuk pada kepercayaan bahwa jiwa manusia akan bereinkarnasi atau menjalani kelahiran kembali setelah kematian, sesuai dengan karma atau tindakan yang dilakukan selama hidupnya.
Menurut ajaran Panca Sradha, ada lima jenis karma yang dapat mempengaruhi kehidupan setelah kematian seseorang. Kelima jenis karma ini adalah:
1. Sanchita karma: karma yang telah dikumpulkan sepanjang hidup seseorang.
2. Prarabdha karma: karma yang sedang dijalani dalam kehidupan saat ini.
3. Kriyamana karma: karma yang dihasilkan oleh tindakan seseorang saat ini.
4. Agami karma: karma yang akan dihasilkan oleh tindakan seseorang di masa depan.
5. Antara karma: karma yang timbul karena pikiran dan perasaan seseorang.
Konsep punarbhawa tattwa menyatakan bahwa jiwa manusia akan bereinkarnasi setelah kematian untuk menjalani hidup baru sesuai dengan karma-karma yang telah dikumpulkan. Dalam pandangan ini, kelahiran kembali tidak selalu berarti dilahirkan kembali sebagai manusia, melainkan bisa juga sebagai makhluk lain seperti hewan atau tumbuhan, tergantung pada karma yang diperoleh dalam kehidupan sebelumnya.
Dalam ajaran Panca Sradha, punarbhawa tattwa menjadi sangat penting karena menjadi dasar bagi umat Hindu untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk agar dapat memperoleh karma yang baik dan berkesempatan menjalani kehidupan yang lebih baik dalam kelahiran berikutnya.
5. Moksa Tattwa adalah konsep dalam ajaran Hindu tentang kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara) dan pencapaian keabadian (moksa). Ajaran Panca Sradha adalah salah satu ajaran Hindu yang memberikan panduan bagi umat Hindu untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan spiritual di dunia ini dan juga kehidupan setelah kematian.