a. Pencemaran Lingkungan dan Sumber Daya Alam: Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, seperti pengeboran minyak, gas, dan perikanan yang tidak berkelanjutan, dapat merusak ekosistem laut dan menghancurkan mata pencaharian nelayan yang bergantung pada kelestarian laut.
b. Perpindahan Penduduk: Negara pesisir seperti Filipina dan Vietnam menghadapi ancaman dari sengketa teritorial di Laut China Selatan, yang dapat memaksa masyarakat mengungsi. Meskipun dampak migrasi internasional terbatas, ketegangan dapat memperburuk ketidakstabilan sosial dan politik di wilayah tersebut.
c. Keselamatan Nelayan: Nelayan dari Filipina dan Vietnam sering terlibat konfrontasi dengan kapal penjaga pantai negara lain, terutama China, yang dapat menyebabkan korban jiwa, penahanan, atau intimidasi, mengancam kehidupan mereka.
2. Dampak Ekonomi
Laut China Selatan, yang dilalui sepertiga perdagangan maritim dunia, sangat rentan terhadap gangguan yang dapat meningkatkan biaya pengiriman dan mengancam ekonomi global. Wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan perikanan, namun ketegangan menghambat eksplorasi dan dapat merugikan sektor ekonomi lokal. Persaingan atas sumber daya ini juga menunda proyek energi dan memperburuk ketergantungan energi. Ketidakpastian yang ditimbulkan juga mengurangi minat investor dan menghambat kerjasama ekonomi regional.
3. Dampak Keamanan Regional
a. Militerisasi Laut China Selatan: Tiongkok telah membangun berbagai instalasi militer di pulau-pulau yang disengketakan, termasuk landasan udara dan fasilitas radar. Hal ini memicu negara-negara lain untuk meningkatkan kehadiran militer mereka di kawasan tersebut, yang berpotensi menyebabkan ketegangan yang lebih besar. Penguatan militer ini meningkatkan risiko pertemuan langsung antar kekuatan militer, yang dapat memicu konflik terbuka.
b. Keterlibatan Kekuatan Besar: Meskipun tidak memiliki klaim atas Laut China Selatan, Amerika Serikat sangat memperhatikan kebebasan navigasi di perairan internasional ini. AS sering mengirim kapal perang dan pesawat militer untuk melakukan “freedom of navigation operations” (FONOPs), yang dapat memicu ketegangan dan eskalasi dengan China.
c. Pengaruh China terhadap Negara-Negara Asia Tenggara: China menggunakan “soft power” dan diplomasi ekonomi untuk mempengaruhi negara-negara kecil di Asia Tenggara dengan menawarkan bantuan dan investasi, yang meningkatkan ketergantungan ekonomi mereka pada China dan mempengaruhi kebijakan luar negeri. Negara seperti Filipina dan Vietnam harus menyeimbangkan klaim teritorial China dengan hubungan ekonomi mereka.
d. Peningkatan Ketegangan di Seluruh Asia Pasifik: Konflik Laut China Selatan mempengaruhi hubungan regional, dengan negara seperti Jepang, Australia, dan India yang khawatir terhadap dominasi China, berpotensi memicu pergeseran aliansi dan meningkatkan ketegangan di Asia-Pasifik.
Konflik Laut China Selatan berhubungan dengan klaim teritorial antara China dan negara-negara pesisir seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia atas wilayah kaya sumber daya alam dan jalur pelayaran penting. Ketegangan ini melibatkan kekuatan besar seperti Amerika Serikat yang mendukung kebebasan navigasi, sementara China memperluas pengaruhnya. Dampaknya mencakup gangguan perdagangan global, kerusakan ekosistem, ancaman bagi nelayan lokal, serta peningkatan ketidakstabilan sosial dan politik yang dapat mempengaruhi keamanan regional dan aliansi strategis.