Mohon tunggu...
Audithiya Deriano
Audithiya Deriano Mohon Tunggu... Freelancer - Audi

Undergraduate Student, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

[Biologi Laut] Hiu, Predator Paling Mematikan di Laut Terancam Keberlangsungan Hidupnya

28 November 2019   17:53 Diperbarui: 28 November 2019   18:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Sumber: World Wild Life]

Hiu merupakan salah satu predator yang terpikirkan oleh orang kita mereka berada di laut. Tidak dapat dipungkiri bahwa hiu sudah mempunyai reputasi sebagai salah satu predator yang ditakuti dan telah mengambil banyak korban selama ini. Namun, ternyata kondisi hiu sekarang tidak seperti yang orang-orang pikirkan.

Peneliti menemukan bahwa tingkat gigitan hiu dunia ternyata menurun pada bebrapa tahun ini. Hal tersebut tidak masuk akal dimana hiu merupakan predator yang seberat lebih dari 50 kg dan jutaan orang di sepunjuru berenang di laut.

Erich Ritter, peneliti dari University of West Florida, memperkenalkan tingkat gigitan: rasio setiap gigitan hiu yang dilaporkan setiap tahun untuk suatu wilayah tertentu dengan perkiraan kehadiran pantai tahunan untuk wilayah tersebut. Tingkat gigitan ini digunakan sebagai parameter untuk mengukur jumlah gigitan hiu yang dilaporkan yang memasukan populasi manusia tersebut. 

Peneliti dari University of West Florida, mengumpulkan kasus gigitan hiu dari tahun 2000-2006 pada sepuluh besar negara untuk dianalisis. Sepuluh negara ini merupakan negara dimana kasus gigitan hiu mampu mempengaruhi tingkat gigitan hiu secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa jumlah tingkat gigitan hiu meningkat atau menurun selama beberapa tahun ini. 

Diantara 2000 dan 2016, dinyatakan lebih dari 80% dari seluruh gigitan hiu terjadi di garis pantai Amerika dan Australia, termasuk Hawaii. Ketika ditambah Afrika Selatan dan New Zealand, keempat negara tersebut mencatat lebih dari 90% gigitan hiu terjadi di dunia.

[Sumber: Antar News]
[Sumber: Antar News]
Penyebab utama terjadinya menurun tingkat gigitan hiu adalah jumlah populasi manusia yang tinggi saat berkunjung ke pantai, sedangkan jumlah hiu pada wilayah tersebut menurun. 

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi  suatu negara dengan tingkat gigitan hiu yang tinggi, antara lain keadaan meterologi yang lebuh menguntungkan agar banyak penduduk ke pantai; peningkatan daya belu untuk membuat liburan pantai lebih banyak; stabilitas politik suatu negara; dan faktor lainnya. 

Terlepas dari itu, pantai sudah dijadikan sebagai habitat utama bagi para hiu untuk mencari mangsa. Namun, telah terjadi penghancuran garis pantai sebab eutrofikasi, pengerukan, atau bahkan ganggang merka yang mengurangi makanan ikan untuk para hiu. Maka dari itu, para hiu tidak punya pilihan untuk pindah ke air lebih dalam, menjauh dari daerah dengan potensial tinggi kontak dengan manusia..

Selain itu, dari 500 spesies hiu yang ada di dunia ini hanya selusin spesies hiu tersebut yang terkait dalam peristiwa gigitan hiu. Jenis hiu yang sering menyebabkan kejadian tersebut antara lain, hiu banteng, pemintal, C. leucas, C. limbatus, C. brevipinna, dan C. falciformis. 

Jadi walaupun terjadi sekitar 70 juta hiu ditangkap atau dibunuh, fakta tersebut tidak berkolerasi dalam jumlah tingkat gigitan hiu,  Walaupun tidak terlepas, bahwa overfishing pun akan memberi dampak kepada populasi hiu baik secara langsung atau tidak langsung.  

Hiu merupakan salah satu predator yang ditakuti oleh manusia di dunia. Walaupun begitu, jumlah peristiwa antara hiu dan manusia masih termasuk sangat rendah dibandingkan hewan predator lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun