Mohon tunggu...
Auditerry Velashy
Auditerry Velashy Mohon Tunggu... -

mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di sebuah perguruan tinggi negeri di indonesia. mempunyai banyak mimpi terutama mimpi di bidang menulis. saya mencintai menulis sejak smp. karena dengan menulis saya bisa sedikit merealisasikan mimpi saya sebagai penulis nantinya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Ayah

29 April 2010   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah..

Aku dipeluk resah. Aku terdampar tanpa arah.

Ayah..

Aku melihat peluh.

Apa yang bisa aku bicarakan padamu?

Sebuah harapankah?

Apa yang bisa aku gambarkan untukmu?

Sebuah mimpikah?

Sebuah harapan dan mimpi itu..

Adalah janjijanji aku padamu.

Janjijanji yang semu.

Yang belum bisa aku pastikan kapan akan kuserahkan padamu.

Tapi sebuah ajaran.

akan menjadi tumpuan.

Akan menjadi sebuah pemikiran.

Katamu kemandirian adalah kehidupan.

Dan itu menjadi doktrinan.

Sebuah kata penuh makna yang tersimpan.

Ayah, suatu saat padamu akan kuserahkan.

Sebuah bingkisan,yang mungkin akan menjadi kebanggaan.

Tapi waktunya aku belum bisa pastikan.

Cukup sebuah genggaman, aku akan perjuangkan.

Auditerry,

22 maret 2010

Pukul 10.50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun