Makanan manis merupakan makanan yang banyak  mengandung gula. Saat ini, peran gula pada makanan  manis semakin tergantikan oleh pemanis buatan. Makanan manis mengandung nutrisi  namun tinggi kalori. Kita mengonsumsi gula setiap hari dan gula juga merupakan bumbu yang digunakan dalam masakan.
Makanan manis sangat populer di kalangan masyarakat dari segala usia. Kebanyakan orang lebih menyukai rasa manis pada makanan yang berasal dari gula dan pemanis buatan lainnya. Hal ini terutama berlaku bagi remaja masa kini, di mana makanan manis ditawarkan dalam berbagai variasi. Hidangan manis ini hadir dalam berbagai bentuk, warna, dan rasa, tentu saja sangat menggiurkan hingga memiliki rasa keinginan yang tinggi untuk menyantapnya.
Ternyata ada hubungan antara makanan manis dengan hormon manusia, hormon yang dimaksud adalah Hormon Dopamin atau disebut juga Hormon Bahagia yang ada di dalam otak.
Dopamin adalah bahan kimia di  otak yang kadarnya meningkat ketika seseorang mengalami emosi yang menyenangkan. Contoh kegiatan yang menyenangkan ini adalah makan makanan enak, melakukan aktivitas seksual dan sebagainya. Dopamin sendiri memiliki banyak fungsi dan berperan penting dalam mempengaruhi emosi, pergerakan, kesenangan, konsentrasi, dan persepsi nyeri. Oleh karena itu, jika konsentrasi zat ini berlebihan atau menurun, dapat dilakukan tindakan untuk meningkatkan atau mengubah efek dopamin, misalnya dengan pemberian obat-obatan.
Dopamin juga terlibat dalam berbagai penyakit mental. Misalnya, penurunan kadar dopamin mungkin berhubungan dengan gangguan mood seperti depresi. Di sisi lain, kadar dopamin yang terlalu tinggi juga bisa menimbulkan dampak negatif, seperti membuat anda merasa sibuk dan kekurangan waktu beristirahat.
Untuk menjaga keseimbangan dopamin dalam tubuh, terdapat berbagai aktivitas yang  membantu pelepasan dopamin secara alami, yaitu seperti tidur yang cukup, berinteraksi sosial, berolahraga, masak makanan kesukaan bersama orang terdekat, dan masih banyak lagi kegiatan yang membantu untuk menjaga keseimbangan dopamin.
Mengapa ingin mengonsumsi makanan manis saat sedang stress?
Stres mempengaruhi kita dalam berbagai cara, mulai dari perubahan suasana hati hingga sakit kepala. Selain itu, saat merasa stres cenderung makan yang manis-manis.
Berikut beberapa hubungan antara stress dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis, antara lain:
1. Mengonsumsi gula mengurangi hormon kortisol atau hormon stres
Stres disebabkan oleh pelepasan hormon yang disebut kortisol dari Hippocampus otak. Pelepasan kortisol menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, kadar gula darah, pernapasan dan fungsi otot. Mekanisme ini justru membantu meningkatkan kewaspadaan saat menghadapi situasi stres. Namun, jumlah kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.