Mohon tunggu...
Audi Nabila
Audi Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Feminis Itu Soal Rasa, Sebuah Perjalanan Melampaui Gender

13 Desember 2023   06:15 Diperbarui: 13 Desember 2023   06:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pergulatan identitas dan isu-isu gender, feminisme hadir sebagai sebuah gerakan yang tidak hanya merangkul perjuangan perempuan, tetapi juga menciptakan ruang untuk semua gender. Feminisme bukanlah semata-mata tentang melawan ketidaksetaraan gender, melainkan sebuah perjalanan emosional, sosial, dan intelektual yang melibatkan seluruh manusia. Sebagai seorang mahasiswa yang telah mengikuti kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme dengan Dr. Geofakta Razali, saya menemukan bahwa feminisme adalah panggilan untuk merasakan dan memahami, lebih dari sekadar berjuang.

Kelas tersebut tidak hanya memberikan pemahaman teoritis tentang feminisme, tetapi juga memperkenalkan konsep bahwa feminisme adalah soal rasa. Dalam konteks ini, "Kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme Dr. Geofakta Razali" menjadi lanskap pemikiran yang memungkinkan saya melihat bahwa feminisme adalah lebih dari sekadar statistik ketidaksetaraan gender. Feminisme berkaitan dengan bagaimana kita merasakan dan mengartikan pengalaman hidup, serta bagaimana kita berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat.

Feminisme tidak terbatas pada gender tertentu; itu adalah panggilan untuk semua individu merasakan dan memahami pengalaman hidup satu sama lain. Dr. Geofakta Razali memberikan wawasan bahwa ketidaksetaraan gender bukan hanya masalah perempuan, tetapi juga memengaruhi laki-laki dan individu dengan identitas gender yang beragam. Pemahaman ini menciptakan landasan untuk melibatkan semua orang dalam perjuangan melawan norma-norma patriarki yang merugikan.

Melalui kelas tersebut, saya menyadari bahwa feminisme bukan hanya sebuah gerakan, tetapi juga perjalanan pribadi. Saya menemukan diri saya terlibat dalam refleksi diri yang mendalam, mempertanyakan asumsi-asumsi tentang peran gender dan melihat bagaimana perasaan-perasaan ini dapat memengaruhi pandangan kita terhadap dunia. Dalam pengalaman pribadi saya, feminisme bukan hanya tentang perjuangan bersama, tetapi juga perjalanan individu untuk menggali rasa keadilan dan kebebasan.

Feminisme, seperti yang diajarkan oleh Dr. Geofakta Razali, juga membuka wawasan tentang kompleksitas masyarakat postmodern. Masyarakat kita bukanlah struktur yang sederhana, tetapi merupakan jaringan hubungan dan konstruksi sosial yang kompleks. Feminisme menjadi kunci untuk membuka mata kita terhadap kerumitan ini, dan kelas tersebut menjadi medan untuk menggali konsep-konsep tersebut.

Sebagai seorang mahasiswa yang terlibat dalam kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme, saya menyadari bahwa feminisme membawa kita pada pemahaman bahwa setiap individu memiliki cerita unik yang perlu didengar. Ini bukan hanya tentang mengganti norma-norma yang ada, tetapi juga tentang memberdayakan setiap orang untuk berbicara dan merasakan keadilan yang hakiki. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya adil secara gender, tetapi juga inklusif dan berkeadilan.

Dalam kesimpulan, feminisme adalah soal rasa yang memengaruhi dan memberdayakan semua gender. Pengalaman belajar dalam kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme dengan Dr. Geofakta Razali membuka mata saya terhadap kompleksitas feminisme dan bagaimana hal itu melebihi batas-batas gender. Feminisme adalah panggilan untuk merasakan, memahami, dan bersatu dalam perjalanan menciptakan dunia yang lebih adil dan empatik.

Audi Nabila S. Ilmu Komunikasi 

universitas pembangunan Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun