Mohon tunggu...
Audifax Prasetya
Audifax Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Peneliti, Penggemar sepakbola

Seorang penyuka psikologi, filsafat, sepakbola (khususnya Persebaya dan di kejuaraan apa pun di mana ada tim Jerman berpartisipasi)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga Indonesia dengan Empat Kasta, Sudah Saatnyakah?

13 Mei 2022   13:58 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:15 16967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah saatnya Liga Indonesia menjadi empat kasta. Seiring berkembangnya industri sepakbola di Indonesia, kebutuhan pembinaan, serta banyaknya klub dengan penataan yang profesional.

Namun, masih bercampur dengan klub-klub amatir di Liga 3, maka dirasa sudah saatnya Liga Indonesia memunculkan Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan Liga 4. Liga 3 mungkin dapat berisikan 36 klub yang dibagi 4 wilayah berisi masing-masing 9 klub. Sedangkan Liga 4 berlangsung seperti Liga 3 saat ini.

Sepakbola Indonesia, saat ini terdiri dari tiga kasta, yaitu Liga 1 (beranggotakan 18 klub), Liga 2 (beranggotakan 24 klub) dan Liga 3 (terbagi tahap regional dan nasional). 

Pada Liga 3 saat ini, banyak klub-klub yang sudah memiliki manajemen, pembinaan serta tim yang baik, namun mereka mesti berkompetisi di Liga 3 regional untuk kemudian lolos ke putaran nasional dan bertarung untuk promosi ke Liga 2.

Liga 3 saat ini, bisa dikatakan merupakan percampuran antara klub yang sudah memiliki manajemen, pembinaan serta tim yang baik, mendekati atau bahkan sudah profesional, yang bercampur dengan sejumlah klub yang masih amatir. 

Ini sangat disayangkan karena klub-klub yang secara kualitas sudah di atas amatir, semestinya bisa dimaksimalkan. Solusinya, membuat kasta sepakbola menjadi empat kasta: Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan Liga 4.

Perhatikan tiga tim yang degradasi dari Liga 2 musim ini: KS Tiga Naga, Mitra Kukar dan HWFC, seharusnya mereka bukan tim yang harus bermain dari kampung ke kampung di fase regional Liga 3. 

Manajemen dan penanganan klub-klub tersebut, terlebih Mitra Kukar, sudah cukup baik. Kita juga bisa melihat banyak klub Liga 3 saat ini sebenarnya ditangani dengan baik, seperti Persikota, Serpong City, Farmel dan banyak lagi.

Liga adalah kompetisi yang berujung pada munculnya pemain berkualitas untuk timnas. Kita dapat melihat Liga Thailand, yang saat ini menjadi liga terbaik di Asia Tenggara, dan selalu mampu memunculkan pemain-pemain berkualitas untuk timnas Thailand, terdiri dari empat kasta.

Padahal jumlah klub di Thailand tidak sebanyak di Indonesia, demikian pula animo di Thailand tidak sebaik di Indonesia. Liga yang berjenjang akan bermuara pada pemain-pemain berkualitas, dan Kita bisa melihat perkembangan timnas Thailand.

Setidaknya ada tiga alasan untuk menjadikan Liga Indonesia terdiri dari empat kasta

1. Jumlah Klub di Indonesia yang sangat banyak. Dengan antusiasme pendukung yang sangat besar.

Saat ini bukan hanya Liga 1 saja yang marak penonton dan diminati, namun Liga 2 pun sudah semarak. Ada tim-tim besar yang bercokol di Liga 2, seperti PSMS Medan, PSIM Yogyakarta, Persiba Balikpapan dan banyak lagi. 

Bahkan yang terdegradasi dari Liga 2 pun, seperti Mitra Kukar, adalah tim kuat dan profesional yang levelnya pernah berkompetisi di kasta teratas. Artinya, Liga 2 sudah tumbuh dan saatnya untuk memunculkan strata baru untuk dikembangkan, yaitu Liga 3 dan Liga 4.

2. Menjaring bibit-bibit pemain yang tersebar di berbagai pelosok

Indonesia jauh lebih luas dari Thailand yang liganya terdiri dari empat kasta itu. Maka sudah sepantasnya ada satu strata Liga lagi. Dengan adanya Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan Liga 4, maka akan membantu menjaring bibit pemain berkualitas. 

Banyaknya pemain yang muncul menjadi bintang di Liga 1 padahal sebelumnya bermain di Liga 3, seperti Arif Satria, Yacob Sayuri dan beberapa lagi, mengindikasikan ada banyak bibit pemain yang tak terpantau dari strata di bawah Liga 2.

3. Memisahkan antara klub yang memiliki manajemen profesional, materi yang baik, serta permainan yang berkualitas dengan klub yang relatif masih amatir

PSSI semestinya bsa menangkap antusiasme beberapa pihak dalam membangun klubnya, lalu menciptakan iklim kompetisi yang baik. Dengan adanya kasta Liga 3 dan Liga 4, maka akan muncul satu kasta lagi yang berisikan tim-tim dengan kualitas dan pengelolaan yang baik.

Sementara Liga 4 menjadi Liga amatir. Ini juga membantu klub amatir yang lolos untuk tak langsung masuk ke Liga 2 seperti sekarang, yang pembiayaannya berat. Kita bisa belajar dari Putra Sunan Giri Gresik yang naik ke Liga 2 namun pada akhirnya diakusisi menjadi PSG Pati.

Format Liga dan Jumlah Tim

Jika Liga 1 berjumlah 18 tim, dan Liga 2 berjumlah 24 tim (dibagi 2 wilayah dengan masing-masing 12 tim), maka Liga 3 bisa berjumlah 36 tim (dibagi empat wilayah dengan masing-masing 9 tim) dan Liga 4 dilaksanakan seperti pelaksanaan Liga 3 saat ini.

Ada putaran regional dan nasional. Format wilayah Liga 3 yang hanya berisikan 9 tim, tidak terlalu memberatkan tim yang baru mentas dari Liga 4.

Liga 3 mungkin dapat mendegradasi 2 tim terbawah dari masing-masing wilayah dan meloloskan ke perempat final 2 tim teratas dari masing-masing wilayah. 

Format perempat final bisa sistem gugur, atau dibagi dua grup lagi yang berisikan masing-masing empat, untuk mencari empat tim yang lolos ke semifinal sekaligus lolos ke Liga 2.

Regulasi pemain asing hanya diperbolehkan di Liga 1, seperti saat ini, itu sudah tepat. Regulasi ini jika dikaitkan dengan tujuan pembinaan akan sangat tepat dengan empat strata Liga, karena di kasta ke 2 dan ke 3 akan muncul pemain-pemain lokal terbaik di setiap posisi serta top skor pemain lokal. 

Ini akan membantu menjawab persoalan yang sering diutarakan mengenai kurangnya talenta lokal terutama di posisi striker, karena akan muncul para top skor Liga 3.

Bagaimana menurut Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun