Setidaknya ada tiga alasan untuk menjadikan Liga Indonesia terdiri dari empat kasta
1. Jumlah Klub di Indonesia yang sangat banyak. Dengan antusiasme pendukung yang sangat besar.
Saat ini bukan hanya Liga 1 saja yang marak penonton dan diminati, namun Liga 2 pun sudah semarak. Ada tim-tim besar yang bercokol di Liga 2, seperti PSMS Medan, PSIM Yogyakarta, Persiba Balikpapan dan banyak lagi.Â
Bahkan yang terdegradasi dari Liga 2 pun, seperti Mitra Kukar, adalah tim kuat dan profesional yang levelnya pernah berkompetisi di kasta teratas. Artinya, Liga 2 sudah tumbuh dan saatnya untuk memunculkan strata baru untuk dikembangkan, yaitu Liga 3 dan Liga 4.
2. Menjaring bibit-bibit pemain yang tersebar di berbagai pelosok
Indonesia jauh lebih luas dari Thailand yang liganya terdiri dari empat kasta itu. Maka sudah sepantasnya ada satu strata Liga lagi. Dengan adanya Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan Liga 4, maka akan membantu menjaring bibit pemain berkualitas.Â
Banyaknya pemain yang muncul menjadi bintang di Liga 1 padahal sebelumnya bermain di Liga 3, seperti Arif Satria, Yacob Sayuri dan beberapa lagi, mengindikasikan ada banyak bibit pemain yang tak terpantau dari strata di bawah Liga 2.
3. Memisahkan antara klub yang memiliki manajemen profesional, materi yang baik, serta permainan yang berkualitas dengan klub yang relatif masih amatir
PSSI semestinya bsa menangkap antusiasme beberapa pihak dalam membangun klubnya, lalu menciptakan iklim kompetisi yang baik. Dengan adanya kasta Liga 3 dan Liga 4, maka akan muncul satu kasta lagi yang berisikan tim-tim dengan kualitas dan pengelolaan yang baik.
Sementara Liga 4 menjadi Liga amatir. Ini juga membantu klub amatir yang lolos untuk tak langsung masuk ke Liga 2 seperti sekarang, yang pembiayaannya berat. Kita bisa belajar dari Putra Sunan Giri Gresik yang naik ke Liga 2 namun pada akhirnya diakusisi menjadi PSG Pati.
Format Liga dan Jumlah Tim