Program Literasi menjadi satu di antara program yang sedang dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan. Menurut Elizabeth Sulzby (1986), literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak, dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, literasi ialah kemampuan menulis dan membaca.
Dikutip dari laman http://ditsmp.kemdikbud.go.id Literasi baca-tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. Literasi baca-tulis itu sangatlah penting. Membaca dan menulis adalah hal yang paling awal dikenal dalam sejarah peradaban manusia. Dahulu, masyarakat peradaban kuno berkomunikasi dengan simbol-simbol dan gambar yang diukir di batu, kayu, dinding gua, dan sebagainya. Makin berkembangnya zaman, huruf-huruf pun mulai dikenal. Selain bisa membaca dan menulis, literasi baca-tulis juga termasuk memahami makna dari sebuah tulisan.
Untuk mendukung program literasi ini, Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan programa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi dengan tema Mengembangkan Literasi (literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan). Sebagai satu di antara mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik Literasi saya melakukan program literasi baca tulis di kelas IV SD Negeri 163 Buah Batu Baru.
Program Literasi baca tulis yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 163 Buah Batu Baru, yaitu siswa melakukan literasi baca tulis sebagai kegiatan penutup pembelajaran yang menyenangkan kegiatan ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Pada kegiatan literasi ini siswa diberikan bahan bacaan nonpelajaran karena kegiatan ini dilakukan pada akhir pembelajaran yang biasanya pada akhir pembelajaran semangat siswa sudah mulai menurun, sehingga bahan bacaan yang diberikan harus menarik, seperti cerpen, cerita fabel, cerita legenda serta komik sehingga siswa tertarik untuk membaca dan akhir dari pembelajaran itu terasa menyenangkan. Selain cerita yang menarik, dari setiap cerita tersebut banyak pesan moral yang bisa diambil oleh siswa sehingga siswa diminta untuk menulis pesan moral yang mereka dapatkan setelah membaca cerita tersebut. Pesan moral tersebut dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menolong orang lain, bersikap adil, bersikap toleransi dan masih banyak lagi.
Manfaat dari membaca cerita fiksi untuk siswa ini tidak hanya meningkatkan minat membaca, menambah kosa kata baru, meningkatkan kemampuan berbahasa siswa saja, tetapi menurut studi psikologi bahwa membaca buku fiksi dapat meningkatkan konektivitas otak, meningkatkan empati, meningkatkan kemapuan pembaca untuk mengenali emosi, memahami dan menanggapi situasi sosial, dan mempertimbangkan sudut padang yang berbeda. Jadi manfaat dari kegiatan literasi baca tulis sebagai kegiatan penutup pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan cerita fiksi ini selain dari meningkatkan kemampuan literasi siswa juga dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H