Shah Rukh Khan, aktor Bollywood yang baru berulangtahun 2 November lalu, film terbarunya yang berjudul Dunki, akan ada bioskop 21 Desember mendatang. Diramalkan, ini film ketiga Shah Rukh Khan yang bakal sukses besar tahun 2023 ini, setelah Pathaan dan Jawan. Pathaan, film tentang mata-mata, sementara Jawan, film tentang jiwa patriotisme seorang anak bangsa.
Aku mau ceritakan tentang film Jawan yang bikin jiwaku bergetar saat pertama menontonnya. Tapi yang pasti, aku tak akan spoiler panjang terkait cerita filmnya di sini. Aku cuma mau bilang, film yang disutradarai Atlee Kumar, sutradara muda dari India Selatan, bikin aku berpikir sendiri, realita film Jawan ini, pas sekali dan ada juga di sini.
Bagaimana tidak? Apa yang ada di film Jawan ini, kerap terjadi, dari mulai penindasan untuk petani miskin yang susah pinjam uang di Bank, serta bunganya yang tinggi, sampai rumah sakit pemerintah yang fasilitasnya kurang.
Ada juga sampai fitnah ke seorang prajurit jujur  yang dianggap tak bisa mengikuti alur permainan licik dari orang yang punya uang, yang hampir mampu mengendalikan berbagai departemen yang ada di pemerintahan, hingga menteri-menterinya ikut terjangkit praktek korupsi, dan mengorbankan orang-orang jujur, yang malah masuk penjara.
Film ini buatku, adalah Robin Hood ala Bollywood, di mana Shah Rukh Khan, menggunakan nama mendiang ayahnya (yang dia kira sudah meninggal), Vikram Rathore, menolong orang-orang miskin untuk mendapatkan kembali hak-haknya.
Scene pertama, Shah Rukh Khan membajak sebuah metro, yang ternyata dinaiki oleh puteri dari orang yang punya kuasa, yang bisa mengatur menteri. Prosesnya terjadi. Intinya dia minta kompensasi untuk petani-petani miskin di perkampungan di India, dari utara sampai selatan, sehingga meniadakan lagi korban-korban bunuh diri dari petani miskin yang terlilit hutang dan bunga bank yang tinggi. Dituruti permintaannya, namun nama Vikram Rathore, menggema di seluruh negeri, hingga si penguasa itu, meminta polisi mengejarnya. Polisi yang diutus ini adalah seorang polisi wanita, yang nantinya jadi istri Vikram, Namrata (Nayanthara).
Kedua, ada seorang calon mentri yang tengah mendemokan di mimbar, bahwa orang-orang, terutama orang kampung yang ingin berobat, sudah bisa berobat di rumah sakit pemerintah. Padahal itu semua bohong. Malah dia dengan sombong menyebutkan, kalau dia tertembak saat itu, dia akan dengan midah mendapat pertolongan di rumah sakit pemerintah.
Lewat rencana matang yang telah dibuat Shah Rukh Khan bersama timnya yang terdiri dari 6 perempuan tangguh, salah satunya yang merupakan Sniper, menembak si calon menteri yang sedang koar-koar. Ujung-ujungnya, semua panik dan si calon menteri tetap akan dibawa ke rumah sakit swasta. Sesampainya di sana, ambulance yang dikira berisi si calon menteri, tidak ada. Bersama tangan kanannya, ternyata si calon menteri dibawa oleh Shah Rukh Khan Cs ke rumah sakit pemerintah yang tak dipakai lagi.
Di rumah sakit itu, salah seorang timnya Vikram Rathore, dr. Erram, pernah bekerja di situ dan mendapati tuduhan keji berup kelalaian yang menyebabkan 60 anak meninggal. Tuduhan tersebut berakhir dengan dr. Erram dipenjara. Di sini, Vikram Rathore membersihkan nama dokter Erram dan mengungkapkan kejadian yang sebenarnya, sampai menteri kesehatannya minta maaf ke masyarakat luas lewat televisi atas kesalahannya.
Saat menonton scene itu, aku jadi teringat, seorang teman online pernah mengatakan hal serupa beberapa tahun lalu, di mana dia yang kebetulan dari keluarga berada, kalau sakit, berobat ke rumah sakit swasta yang punya fasilitas lengkap dan bersih, termasuk kamar mandinya, karena di rumah sakit pemerintah, fasilitasnya tidak memadai. Apa yang dikatakan temanku ini, Â Â merupakan kenyataan yang mungkin masih terjadi di sana, yang dipotret di film Jawan.