Mohon tunggu...
Auda Zaschkya
Auda Zaschkya Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan. Pernah jadi wartawati.

Realita adalah Inspirasiku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Merajut Asa untuk Indonesia Maju lewat Wirausaha

29 Agustus 2023   12:43 Diperbarui: 29 Agustus 2023   14:09 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://duniapendidikan.co.id/

Membaca tentang kisah-kisah inspiratif dari para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards, tokoh penggerak Kampung Berseri Astra, dan tokoh penggerak Desa Sejahtera Astra, yang ada di seluruh Indonesia, yang berkontribusi positif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di sekitarnya, membuat saya tergugah untuk mengapresiasi segala usaha mereka lewat tulisan, agar makin banyak masyarakat, khususnya anak muda untuk turut membantu warga di sekitarnya.

Misalnya kisah Mencetak Miliuner Baru, yang dilakukan Sri Irdayati, dari Semarang, Jawa Tengah.

Irda yang merupakan lulusan Manajemen Fakultas Ekonomi Fakultas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah ini, melirik siswa sekolah dasar, untuk dicetak menjadi wiausahawan sejak dini.

Kelas yang disewa Irda dan suaminya, berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini, adalah sebuah rumah kontrakan. Namun kelasnya ini, gratis untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Tak hanya diajarkan untuk berlatih membuat neraca keuangan, anak-anak tersebut juga diajarkan bahasa inggris. Tentu karena bahasa inggris, menjadi modal awal kita untuk berinteraksi dengan dunia luar. Di sekolah itu, anak-anak diajarkan berhitung sembari membuat usaha kalung dan gelang dari manik-manik. Hasilnya dijual ke sesama mereka.

Kenapa Irda melakukan hal seperti ini untuk anak-anak? Menurutnya, manajemen dan dunia usaha, merupakan hal yang penting untuk diajakan ke anak-anak sejak dini.

Ada pula kisah Santri Tani Milenial, dari Rizki Hamdani, dari Jombang Jawa Timur, yang patut diwujudkan di daerah yang memiliki pesantren. Bagaiman tidak? Semangat bertani sejak dini yang dimulai oleh kelompok santri, mirip seperti di pedesaan, bukan?

Anak-anak sekarang, tak melihat bahwa potensi dari pertanian dan peternakan tersebut, seharusnya menjadi minat mereka, bukannya tak dilirik. Jadi dengan adanya keadaan itu, Rizki berupaya menyadarkan pada generasi muda, bahwa kedua profesi tersebut, merupakan profesi yang mendatangkanhasil yang baik.

Awalnya, Rizki memulai program di Pondok Fathul Ulum, karena pesantren tersebut tidak punya program sekolah formal seperti pesantren modern lainnya. Jadi dia membuat dan berusaha mengembangkan Kelompok Santri Tani Milenial dan sistem pertanian terpadu, dimana dia membina para santri untuk bertani dan beternak. Setelah itu, dia mulai merintis kelompok wirausaha sosial yang bernama Kelompok Santri Tani Milenial.

Kelompok ini berguna sebagai wadah bagi sejumlah pondok pesantren di Jombang untuk memberdayakan perekonomian santrinya, dengan kegiatan seperti bertani, beternak, dan budidaya perikanan, yang hingga kini sudah ada 30 kelompok santri yang tersebar di Jombang.

Lewat usaha ini, Kementerian Pertanian dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta Hutan Lindung Brantas pun, mendukung dan mengapresiasi.

-

Kedua contoh di atas, meski terus dilakukan di berbagai sektor usaha. Generasi muda kususnya, harus bisa menggali potensi diri dan menuangkan idenya demi membuat sebuah usaha, mengingat sejak awal Masyarakat Ekononomi ASEAN (MEA) diberlakukan di awal 2016 lalu, masyarakat, khususnya anak muda, sudah dituntut untuk melakukan usaha (berwirausaha), lewat berbagai skill yang dimilikinya.

Berwirausaha dan mendirikan usaha dan perusahaan sendiri, ataupun bersama kelompok, hingga bisa memperluas lapangan kerja sendiri untuk merekrut banyak pencari kerja, merupakan upaya memutus mata rantai  orang-orang yang berharap memperoleh pekerjaan dan uang, lewat seleksi penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN). Seleksinya semakin ketat dan diperuntukkan kepada yang tenaganya benar-benar diperlukan, seperti dokter, perawat dan guru.

Jadi buat kita yang lain, yang masih belum tahu akan membuka usaha apa, tak hanya disarankan, malah pemerintah lewat berbagai kegiatan dan seminar ekonomi kreatif, secara tidak langsung, menyuruh kita agar mau menjadi wirausaha agar dapat bersama-sama, meningkatkan taraf hidup orang banyak, lewat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), baik dari bidang makanan, fashion, maupun industri rumah tangga lainnya. UMKM sendiri dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja individu di masa produktif, guna masa depan yang lebih baik.

Seperti dua contoh di atas, yang pertama, anak-anak diajarkan membuat kalung dan gelang dari manik-manik. Itu bisa meupakan awal dari usaha mereka dalam berwirausaha, kalau sudah semakin terampil dan karyanya bagus dan berkualitas, bisa dijual dan diikutkan dalam sejumlah acara UMKM, guna mengenalkan produk-produknya ke orang banyak.

Kemudian Kelompok Tani tadi, bila terus menerus diproduksi dan usaha tersebut lancar, bisa mendirikan toko kelontong. Nah, itu merupakan UMKM juga, kan? Toko kelontongnya sendiri, dengan memanfaatkan teknologi internet sekarang yang sudah semakin canggih, bisa membuka toko kelontong online, yang juga bisa menjangkau orang dari luar daerah.

Memanfaatkan teknologi yang semakin canggih dewasa ini, merupakan hal mutlak yang mesti diperhatikan, supaya kita tak tertinggal dari negara lain. Dipadukan dengan skill yang masing-masing kita miliki, hasilnya akan lebih baik. Jadi yuk berwirausaha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun