Seperti yang telah sejak lama menjadi sorotan bagi kita yang seharusnya melek ekonomi dan bisnis, sejak 1 Januari 2016, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah berlaku. Momen ini dapat dijadikan sebagai batu pijakan bagi masyarakat, khusunya kaum milenial, untuk menciptakan peluang usaha, mengingat lowongan CPNS, tak mudah ditembus.
Sesuai dengan perkembangan zaman, para milenial ini, dituntut untuk memiliki ide-ide cemerlang untuk mengembangkan potensi diri yang dimilikinya, misalnya menciptakan berbagai macam karya yang menarik, agar dapat menjadi sebuah bisnis. Mereka dituntut agar lebih inovatif dalam menciptakan produknya, guna meraih banyak peminat, baik dari dalam kota, luar kota, hingga ke luar negeri.
Sayangnya, masih banyak para milenial ini yang enggan untuk membangun bisnis, bisa jadi karena takut gagal. Selain takut gagal, mereka masih bingung harus mencari modal, apalagi mengingat modalnya yang kerap kali, cukup besar. Â
Kalau kita mau memulai usaha, sebenarnya, mencari modal itu langkah kedua. Jangan hanya berpatokan pada modal saja. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah jeli melihat peluang usaha yang diikuti dengan Market Study. Misalnya, kita ingin menciptakan produk penganan khas daerah Kota Medan, yang terkenal dengan durian beserta pancakenya.
Kita harus rajin mempelajari pasar. Kita harus mengetahui, apa yang disukai dan tidak disukai pelanggan dari produk Pancake yang sudah ada sebelumnya. Kita sebagai calon pendatang baru, wajib memiliki inovasi untuk produk yang akan kita keluarkan. Pertama, kita harus menciptakan variasi bentuk  pancake yang menarik dan berbeda dari yang sebelumnya.Â
Setelah itu, kita wajib mempelajari komposisi produk berikut variannya, sampai ke kemasan (packaging)nya mesti yang menarik dan berbeda dari produk yang sudah ada. Selanjutnya, tak lupa mengurus izin dan segala tes uji coba, layak tidaknya produk tersebut dilempar ke pasaran.
Jika hal-hal demikian sudah dipastikan lulus, barulah kita mulai memasarkannya. Oleh karena era online sudah merambah ke desa-desa, lewat mulut ke mulut, sudah tak begitu efektif lagi. Selain lebih efesien, online lewat media sosial seperti instagram dan facebook, sekarang memegang peranan penting dalam mendatangkan pelanggan. Mungkin pertama, dari tetangga sekitar, lalu perlahan ke orang-orang di tempat yang sama. Karena media sosial tadi, pesanan dengan sendirinya akan datang dari luar kota.
Jika kita sudah jeli melihat peluang dan mempelajari pasar, kita juga tak bisa melakukan apa-apa tanpa modal. Barangkali, bisa dengan tabungan sendiri, maupun dibiayai oleh orangtua. Namun jika memang masih kurang, kita harus mencari ke mana? Jawabannya, tentu saja ke PT. Permodalan Nasional Madani (PNM).
Seperti yang dikatakan Pemimpin PT. PNM Cabang Medan, Budi Santosa pada KOPIWRITING bersama Kompasiana di Sky Lounge Lt. 10 Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan, Kamis (13/9/2018), PNM sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan, dalam perannya selalu memberikan pendampingan dan jasa manajemen kepada pelaku usaha ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Peran tersebut semakin meningkat katanya, karena dalam 3 tahun terakhir, bisnis online ini semakin booming dengan potensi yang mumpuni, yang pelakunya rata-rata anak muda yang melek internet.
"Bisnis online kalau dirunut dengan usia dan kebutuhan tentang apa yang dicari orang  melalui internet, maka bisnis ini kedepannya, masih menjanjikan dan masih bisa untuk terus dikembangkan.Kalau berubah, mungkin hanya metode pembayarannya, yang mengikuti perkembangan zaman. Makanya perlu support yang lebih dari stakeholder, khususnya pemerintah dan lembaga/media pembiayaan," katanya.
Budi menambahkan, Peran PNM dalam mendukung usaha bisnis online, diwujudkan dengan diselenggarakannya pelatihan-pelatihan rutin dengan tema digital marketing bagi para UMKM binaan PNM. Ini dimaksudkan, guna mendukung pengembangan kemampuan UMKM dalam melakukan pemasaran produk secara online dan juga mendukung terbentuknya UKM yang profesional, inovatif dan berdaya saing tinggi dalam dunia usaha.
Jadi jelas, tak hanya memberikan modal, PNM seperti memiliki tanggung jawab guna mensukseskan anak didiknya agar dapar menjadi pebisnis yang dapat diandalkan.
Kalau sudah ada ide lewat riset atau mempelajari pasar dan cukup modal, segera kita mengerjakan contoh barang dan menyebarkannya lewat media sosial. Jika sudah ada pesanan, baik dari dalam kota maupun dari luar kota, bahkan dari luar negeri, kita akan mengirimkan barang tersebut, kan? Maka dari itu, kita wajib menggunakan jasa kirim barang yang cepat dan efektif, yaitu JNE yang merupakan perusahaan jasa kurir ekspres dan logistik yang telah menjalankan bisnisnya selama hampir 28 tahun di Indonesia.
Kepala Cabang JNE Medan, Fikri Al Haq mengatakan, "Kopiwriting kali ini, merupakan salah satu upaya agar masyarakat, khususnya para UKM, bisa menemukan peluang untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya.Â
Ditambahkannya, hal tersebut karena melihat dari sisi kapabilitasnya sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistik, JNE berupaya untuk terus mewujudkan dukungan terhadap UKM, serta program JNE Loyalty Card (JLC), yang dapat memberikan peluang untuk mendapatkan benefit bagi pelanggan dari tiap aktifitas pengiriman.Â
Katanya lagi, JNE juga menyediakan Pesona untuk produsen makanan khas tiap daerah, dan lain sebagainya. Pesona merupakan layanan pengiriman makanan kuliner khas Indonesia tanpa harus pergi ke daerah asalnya. Silakan dilihat pada link berikut: https://www.jne.co.id/id/produk-dan-layanan/jne-express/pesona-pesanan-oleh-oleh-nusantara
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, kita yang ingin berbisnis oleh-oleh khas daerah kita, dapat menggunakan layanan Pesona tersebut, guna menjamin produknya sampai aman dan tepat waktu di tujuan. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa, JNE mendukung kita para calon pengusaha UKM, agar terus konsisten di bisnis yang akan kita geluti.
Demi mewujudkan agar UKM terus berlanjut, JNE Medan yang memiliki 431 titik layanan di 43 wilayah di Sumatera Utara, kerap mengadakan pelatihan dan pembinaan UMKM di setiap kabupaten.Â
Bahkan, untuk mendorong perkembangan pelaku UKM yang masih berstatus mahasiswa, saat ini, JNE menggratiskan ongkos kirim untuk pengiriman antar wilayah di dalam kota (Intracity). Tak hanya itu, JNE juga masih memiliki promo-promo khusus UKM lainnya.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Jesieca Sun, pemilik Soesun yang mengusung produk furniture rotan dan kayu. Diceritakannya, awal mulanya dia adalah seorang internet designer yang hobi terhadap barang-barang seni dan kerajinan. Sebelum memulai bisnisnya sekira 6 bulan yang lalu, dikatakannya, dia mempelajari pasar (market study) terlebih dahulu.
"Market study sangat penting dalam memulai sebuah bisnis. Setelah market study yang matang, terciptalah ide aal yang merupakan sebuah solusi. Dari solusi tersebut. kita dapat mengukur berapa modal yang kita butuhkan," kata Jesieca.
Proyeksi modal tadi katanya, dapat menjadi acuan atau bisa juga kita tunjukkan ke calon pemodal kita nantinya. Lebih lanjut ditambahkannya, setelah mempelajari pasar, dengan bermodalkan beberapa produk pet furniture, bersama rekannya, dia berjualan online dengan sistem pre-order. Dari situlah, dia mulai mengumpulkan modal awal untuk menambah produk lainnya.
*
Dari paparan saya di atas, jadi jelas, untuk memulai UKM online-bisnis online, jeli melihat peluang adalah terletak pada urutan pertama. Dan yang wajib memulai bisnis online ini adalah para kaum milenial, para pengguna ponsel pintar. Bisnis online ini akan terus ada. Jadi tak ada kata terlambat untuk memulainya.
Salam
Auda Zaschkya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H