Mohon tunggu...
Auda Zaschkya
Auda Zaschkya Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan. Pernah jadi wartawati.

Realita adalah Inspirasiku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Ibu] Wanita Sempurnaku, Maafkan Aku

22 Desember 2011   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:54 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cacat lahir hampir merenggut nyawa seorang bayi yang terlahir dengan berat badan 1.9 kg. Itu aku, Aku tak sempurna saat itu, namun bagiku ibuku bagaikan malaikat yang dikirim Allah SWT untuk melindungiku, si bayi lemah tak berdaya. Beliau adalah makhluk yang diberi kesempurnaan oleh-Nya untuk menopang hidupku.

Ibu merawatku dengan penuh kasih. Tak pernah ada niatnya untuk meninggalkanku atau membuangku, padahal bisa saja ibu menitipkan ku dipanti asuhan atau sekalian saja meletakkan ku di tong sampah, namun ibu urung melakukannya, karena cinta dan penantiannya selama 15 tahun untukku.

Saat aku beranjak dewasa dan hanya hidup berdua bersamanya, aku menjadi mengerti akan kesusahan ibu, dari cerita orang tentang bagaimana kesusahan yang beliau alami dalam merawat bayi cacat yang kini telah bernyawa selama 23 tahun. Nak, jangan lawan ibumu ya.. waktu melahirkanmu, ibumu Hipertensi dan hampir tak bernyawa.

Namun, kini Aku masih menyusahkannya, masih mengecewakannya.. juga masih sering bertengkar dengannya. oh,, ibu maafkan aku.

Ibuku,, kini 60 tahun usianya.2 hari yang lalu, beliau sakit lagi. Aku sedih.. dan kemarin aku mengantarnya ke Rumah Sakit. Sepulang dari Rumah Sakit, sedetikpun aku tak ingin meninggalkannya. Aku tak pergi kuliah, keluar rumah pun karena dipaksa ibu untuk kuliah. Namun aku tak bisa bersantai dengan kuliah. Setelah merenung dalam satu jam perjalanan, aku pun kembali ke rumah. Aku ingin segera melihat keadaan ibu. Maaf ibu, aku tak kuliah demi segera pulang untukmu.

Ibu

Terlalu besar pengorbananmu

Dimasa kecilku

Hingga kini saat dewasaku

***

Ibu

Terlalu banyak kecewamu

Terlau banyak sakitmu

Hanya karena lakuku

Yang tak berkenan dihadapmu

***

Ibu

Tulus maaf ku ucapkan padamu

Aku tak ingin menjadi anak durhaka untukmu

***

Ibu

Maafkan aku

Dan perbuatan durhakaku padamu, bu

***

Ibu

Pasti beribu maaf telah engkau kantongi

Karena ibu memiliki hati malaikat

Yang mungkin tak kupunyai

***

Ibu

biarkan aku memelukmu

kini, esok bahkan hingga akhir hidupmu

***

Selamat hari ibu untuk Ibunda Mariana

Wanita  sempurnaku

Maafkan kesalahan dan kekhilafan lakuku

yang pernah kulakukan padamu

***

Medan, 22 December 2011

Auda Zaschkya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun