Mohon tunggu...
D. Hasbi A.
D. Hasbi A. Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Hobby menggambar, baca novel dan komik, nonton film, menyenangi sains.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Garuda, Konsentrasi! Jangan Sampai Mendapat Kartu Merah!

29 Desember 2021   16:14 Diperbarui: 29 Desember 2021   16:53 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya tibalah hari yang dinanti, Final Piala AFF 2020!

Penantian yang mendebarkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Setelah melalui enam laga dengan 4 kemenangan dan dua kali imbang, menyarangkan 18 gol dan kebobolan 7 gol serta membuat jantung berdetak kencang di semi final akhirnya harapan itu muncul kembali.

Sementara Thailand melalui 6 laga dengan 5 kemenangan dan 1 kali imbang, menyarangkan 12 gol dan kebobolan 1 gol dengan permainan yang impresif dan konsisten.

Dengan statistik tersebut Thailand lebih unggul. Evan Dimas dkk dapat dikatakan selalu kebobolan sementara Thailand kebalikannya. Pertahanan squad Gajah jauh lebih unggul dari squad Garuda. Namun squad Garuda lebih unggul dalam mencetak gol.

Jika kita melupakan angka sejenak dan berbicara cara bermain, timnas Thailand konsisten dan stabil dengan emosi yang juga lebih matang karena diisi squad yang telah matang dan berpengalaman berlaga di final.

Sebaliknya, timnas Merah Putih walaupun kini memiliki agresivitas yang patut diacungkan jempol namun karakter khas lokalnya masih kental. Sangat emosional, baper, tidak konsisten, mudah terlena dalam euforia dan cenderung inferior.

Kestabilan emosi dan kematangan mental sangat diperlukan di sini, terutama di laga final yang pastinya memiliki tensi yang sangat tinggi. Skill individu dan hasil latihan yang hebat bisa lenyap seketika saat mental sudah goyah. Yang muncul kemudian adalah kepanikan sehingga umpan dan serangan menjadi amburadul. Skema yang sudah dirancang dengan sangat baik dan penuh perhitungan hanya akan menjadi coretan di kertas.

Seperti seorang siswa yang sudah belajar tekun dan memiliki nilai memuaskan dalam latihan atau ujian percobaan namun mendadak lupa ingatan saat menghadapi ujian sebenarnya. Ini masalah mental. Hal seperti inilah yang justru sering saya temukan.

Bagaimana jika timnas kesayangan kita bisa melalui semua itu? Bagaimana jika tim yang terdiri dari pemain muda ini mampu menunjukkan skema serangan dan pertahanan yang baik dan unggul? Atau sebaliknya?

Mungkin akan ada lima skenario yang mungkin terjadi di malam final.

Skenario pertama, Garuda bermain monoton, inferior dan dengan mudah dikalahkan oleh pasukan gajah. Hal ini tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, apa yang dapat dijelaskan dari permainan yang monoton, membicarakannnya saja tidak menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun