Kerusakan pada saraf, terutama saraf alveolar inferior dan lingual, merupakan salah satu risiko pencabutan gigi bungsu yang paling mengkhawatirkan, terutama bagi pasien gigi bungsu yang mengalami impaksi gigi di dekat saraf tersebut. Meski jarang terjadi, kerusakan saraf dapat menyebabkan gangguan sensorik seperti mati rasa, kesemutan, dan mati rasa pada area bibir bawah, rahang, dan lidah. Dalam kebanyakan kasus, gejala-gejala ini bersifat sementara dan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, dalam kasus yang lebih parah, pemulihan mungkin memerlukan waktu lebih lama atau mungkin permanen.
Faktor Risiko Komplikasi Pasca Pencabutan Gigi BungsuÂ
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pasca operasi, antara lain:
1. Posisi Gigi Bungsu
Gigi yang akarnya melengkung atau memiliki hubungan dekat dengan struktur penting seperti saraf atau pembuluh darah, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
2. Kondisi Medis Pasien
Pasien dengan gangguan pembekuan darah, diabetes, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami infeksi dan komplikasi lainnya.
3. Kebersihan Mulut PasienÂ
Pasien yang tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik pasca operasi lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi lainnya.
Kali ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu rumah sakit di Bekasi Timur untuk meninjau langsung masalah terkait pencabutan gigi bungsu. Saya sempat sharing langsung dengan salah satu dokter gigi spesialis bedah mulut di rumah sakit tersebut, drg. ES, Sp.BMM, yang juga merupakan salah satu lulusan dari Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial di Universitas Airlangga.Â