Mohon tunggu...
Kinar Set
Kinar Set Mohon Tunggu... Pustakawan - rajin dan setia

senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Muda Indonesia Masa Depan: NKRI Yes, Khilafah No

28 Februari 2024   19:43 Diperbarui: 28 Februari 2024   19:52 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang , hal yang paling berbahaya dan sulit untuk dihilangkan adalah sesuatu yang ada di kepala. Pornografi, misalnya. Adalah sesuatu yang sulit dibasmi. Sang anggota DPR yang ketahuan melihat film-film porno, mungkin mengatakan menyesal dan tidak mengulangi lagi di masa depan, namun itu bukan jaminan. Dia akan cenderung mengulanginya lagi di tempat dan waktu yang tersembunyi.

Hal lain yang berbahaya adalah ideologi menyimpang. Ideologi adalah salah satu hal yang sulit untuk dilarang atau diberantas. Karena dia hidup di isi kepala sehingga bisa tumbuh dan bercokol dengan kuat di kepala tiap orang. Bahkan menyebarkannya dengan berbagai cara. Ada beberapa ideologi menyimpang dari agama  yang  seharusnya menghentikan kegiatannya di Indonesia (karena ormasnya dilarang), namun mereka kelihatannya belum atau bahkan mungklin "tidak mau" untuk menghentikannya. Dalam hal ini adalah ormas Hisbutz Tahrir Indonesia (HTI) yang secara resmi sudah dilarang.

Pelarangan beroperasinya HTI ini ternyata tidak menghentikan ambisinya untuk terus menyebarkan faham radikal kepada masyarakat. Beberapa waktu lalu ribuan orang (sekitar 1200)  mengikuti kegiatan yang bernama 'Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah' yang digelar pada Sabtu 17 Februari 2024 lalu.. Acara itu ditengarai diadakan oleh HTI.

Dari kegiatan itu bisa diprediksi adalah perekrutan generasi muda dan menyebarkan paham khilafah di tanah air. Meski itu dibantah oleh panitia penyelenggara (bahwa tak terkait radikalisme) dan pihak TMII (sebegai tempat penyelenggaraan) namun sulit sekali untuk mempercayai bantahan ini . Apalagi frasa 'to be One' seakan merujuk pada keinginan mereka untuk membangun kekhilafahan.

Berdasarkan informasi yang berkembang kegiatan itu juga akan dilakukan di banyak kota di Indonesia dengan berbagai kemasan, namun merujuk pada tujuan yang sama dengan maksud di atas. Mereka juga memanfaatkan Pemilu pilpres dan pileg, dimana banyak orang yang memusatkan perhatian pada kegiatan itu, sehingga acara dari organisasi terlarang itu luput dari perhatian orang.

Hal ini adalah sesuatu yang serius karena sangat berbahaya untuk bangsa Indonesia yang menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan hukum bangsa. Pancasila sebagai yang kita ketahui adalah sah dan final untuk bangsa Indonesia, karena diambil dari nilai-nilai bangsa kita. Perbedaan pada bangsa kita adalah keniscayaan sehingga kita tidak bisa memaksakan bentuk lain seperti kekhilafahan kepada bangsa ini, meski pihak pemuja khilafah seringkali menyodorkan romantisme kekhilafahan di masa lalu, namun bentuk itu tidak lagi bisa diaplikasikan kepada negara modern. Kita bisa melihatnya dari negara negara di Timur Tengah., Saudi Arabia misalnya ,adalah bukan berbentuk kekhilafahan.

 Inilah tantangan kita bersama sebagai bangsa yang peduli dengan generasi muda dan masa depan bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun