Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Asyiknya Jadi Jurnalis

4 Agustus 2022   07:20 Diperbarui: 4 Agustus 2022   07:29 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnalis LPM Dalwa Berita wawancara dengan Dirbinmas Polda Jatim baru, Kombes Pol Asep Irpan R, di Hotel Dalwa tahun lalu. (Foto: Dalwaberita.com)

Barang kali di penghujung acara ada kutipan penting, atau peristiwa menarik yang terjadi, jurnalis dituntut cekatan dalam menuliskan setiap momennya.

Semua itu dilakukan untuk memberikan informasi kepada publik yang ingin mengetahui alur dan rentetan acara. Maka berangkat dari hal ini, jurnalis harus bisa memberikan jawaban atas pertanyaan dan rasa penasaran publik.

Tidak hanya acara besar, acara kecil pun tak lepas dari pantauan jurnalis Dalwa Berita selama layak untuk diberitakan. Liputan tersebut tak mesti memuat detail berita berupa tulisan, tapi bisa juga berupa foto disertai keterangan pendek yang bisa mewakili acara.

Dalam sebuah kesempatan seminar, saya teringat pesan yang disampaikan oleh Wildan Isma, seorang Pemred LPM Dalwa Berita yang waktu itu hadir sebagai pembicara. 

Ia mengatakan, "Jurnalis harus kritis." Perkataan itu tentu sangat tepat, karena dari jurnalis yang kritislah akan diperoleh berita yang sempurna dan menarik tentunya. 

Jurnalis yang kritis tidak akan puas pada pernyataan umum subjek berita yang dapat didengar orang-orang yang hadir dalam acara, tapi ia akan menembus narasumber dengan wawancara eksklusif untuk mendapatkan informasi lain yang tidak diketahui sebelumnya.

Wildan berpesan kepada calon jurnalis baru kala itu, "Jurnalis harus berani." Keberanian itu belum menonjol saat saya daftar Dalwa Berita. 

Dulu, saya selalu terbata-bata saat berbicara dengan orang baru, apalagi dengan orang yang lebih tinggi usia maupun jabatannya. Karena itu, saya merasa gugup saat akan mewawancarai narasumber. 

Padahal, jurnalis tidak cukup hadir di tempat acara, Ia juga dituntut untuk menggali informasi lebih detail melalui wawancara. Bagaimana bisa mendapatkan informasi lengkap jika bertanya kepada narasumber saja masih gelagapan?

Dulu, saya diberi kesempatan meliput acara peresmian kafe di Dalwa 3, waktu itu saya berangkat bersama salah seorang fotografer Dalwa Berita, Akbar Proling. Sesampainya di Dalwa 3, ternyata ada acara lain yang sedang berlangsung, yaitu Haul Abuya Maliki. 

Maka, saya harus meliput acara itu juga sampai selesai sebelum liputan peresmian Dalwa Kafe. Tentu hal tersebut sudah menjadi suatu yang lumrah bagi seorang jurnalis Dalwa Berita. Sehari bisa meliput satu sampai tiga acara. Bahkan kata Afriansyah, Ketum Dalwa Berita, dulu bisa meliput sampai lima acara dalam sehari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun