"Lahh, cucunya kok bisa tahu neneknya ada di sini? Padahal ini kan tempat formal, tidak sembarang orang bisa masuk." Seakan-akan sudah direncanakan. Cepat-cepat aku hilangkan perasaan suudzon-ku itu.
"Nenek tadi nyasar, Cu. Tidak tahu jalannya," ujar Nenek kepada cucunya.
Nenek itu kemudian menoleh kepadaku.
"Nak, ini cucu Nenek. Nenek pulang duluan, ya. Terima kasih makanannya," lanjut nenek.
        Rasa heran menyelimutiku setelah kepulangan Nenek tadi.
"Sudahlah, jangan dipikirkan," ujar Ali.
"Ehhh, sekarang kan pengumuman pemenang di panggung utama. Yuk ke sana!" lanjutnya lagi mengingatkan.
Dengan cepat kami menuju panggung utama, ternyata penyampaian informasi pemenang sudah dimulai. Kebetulan saja pada saat itu sudah diumumkan beberapa pemenang di cabang perlombaan presentasi OSIS. Hasilnya kami gagal. Juara 3 pun tidak, malu rasanya. Apa kata guru nanti di sekolah? Apa kata temanku nanti? Hanya bisa merenung yang kami lakukan.
"Saatnya pengumuman peserta terbaik tahun ini ...!" Perkataan MC disambut tepuk tangan meriah dari peserta. Seluruh audience penasaran siapa yang akan menjadi peserta terbaiknya. Aku dan temanku sama sekali tak berharap, karena pikirku tak mungkin peserta yang tidak juara dinobatkan sebagai peserta terbaik.
"Yang terbaik pastilah yang juara," ujar Ali dengan nada sedikit kecewa.
"Peserta terbaik tahun ini diraih oleh peserta dari ...." Perkataan MC membuat penasaran para hadirin.