Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Jadi "Budak" Rokok

30 Juli 2022   07:32 Diperbarui: 30 Juli 2022   08:02 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com

Terlepas rokok itu menjadi perdebatan di setiap kalangan, yang jelas, rokok dapat membelenggu konsumennya dengan berbagai zat yang ada pada tembakau kering itu. Nikotin yang ada pada tembakau dapat memberikan efek ketagihan pada banyak penggunanya.

Dikutip dari Hallosehat.com, tembakau yang ada pada rokok mengandung nikotin. Saat digunakan dengan jumlah yang sedikit, nikotin memberi efek rasa menyenangkan yang membuat perokok ingin terus mengisap rokoknya. Nikotin dapat mempengaruhi mood perokok karena langsung bekerja pada sistem saraf otak. Seperti obat-obatan adiktif lainnya, nikotin bekerja membanjiri reward circuit otak dengan dopamin. Nikotin juga bisa memicu adrenalin, mempercepat detak jantung dan menaikan tekanan darah.

Parahnya, nikotin bisa mencapai otak dalam beberapa detik setelah mengisap, tapi efeknya mulai menghilang dalam beberapa menit saja. Itulah sebabnya mengapa perokok menyalakan rokoknya lagi. Jika seandainya perokok tidak berhenti dari aktivitas merokoknya, maka gejala sakau akan muncul bahkan memburuk seiring berjalannya waktu.

Perokok menjadi ketergantungan pada nikotin (rokok) dan mengalami penderitaan gejala sakau (fisik dan emosional) saat mulai berhenti merokok. Gejala tersebut meliputi mudah marah, gelisah, sakit kepala dan sulit tidur. Ciri dari ketergantungan pada rokok yaitu seseorang tetap merokok walaupun sudah mengetahui bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan, bahkan dapat mempengaruhi hidup diri dan keluarganya.

Ada sekitar 70% perokok ingin berhenti dari aktivitas kesehariannya dengan rokok, dan sekitar 45% perokok berusaha untuk berhenti tiap tahunnya. Namun, hanya ada 4-7 persen yang berhasil berhenti total tanpa bantuan. Hal ini menunjukan bahwa perokok tidak hanya tergantung secara fisik pada nikotin (rokok), tapi juga ada ketergantungan emosional yang menyebabkan kumat setelah mencoba untuk berhenti.

Seperti itulah pengaruh rokok bagi konsumennya. Secara tidak sadar, rokok telah berhasil membelenggu dan menjadikan perokok sebagai "budak" yang terus bergantung pada tuannya. Agar tidak menjadi budak rokok, maka berhentilah merokok dari sekarang. Cobalah jauhi hal-hal yang berhubungan dengan rokok, seperti asbak, korek api dan teman perokok. Hal tersebut akan sangat membantu meredakan kecanduan pada rokok itu. Atau, perokok bisa menggantikan konsumsi rokok itu dengan mengkonsumi permen setiap harinya. Hal tersebut sudah berhasil dilakukan oleh ayah penulis. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun