Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Bahasa Asing di Kampung Inggris

23 Januari 2018   14:20 Diperbarui: 23 Januari 2018   14:34 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teman-teman pencinta bahasa di Kampung Inggris, Pare, Kediri

Selain bahasa Indonesia, bahasa asing merupakan bahasa yang harus dikuasai oleh siapa pun apalagi kita sebagai mahasiswa. Tidak sedikit yang meski sudah menempuh kuliah di semester atas tapi kemampuan bahasa Inggrisnya masih kurang.

Di Indonesia memang cukup banyak tempat kusus bahasa Inggris, terlebih di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, dst. Sayangnya biaya kursus tersebut cukup mahal dan membutuhkan waktu yang lama.

Ada yang beda dengan tempat kursus pada umumnya, yaitu Kampung Inggris yang terletak di Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di sana terdapat lebih dari 160 kursusan berbagai bahasa asing. Tercatat ada kursus bahasa Inggris, Arab, Cina, Korea, dan Jepang. Namun yang paling banyak adalah bahasa Inggris.

Ngopi dan berdiskusi bahasa di Kampung Inggris (doc.pribadi)
Ngopi dan berdiskusi bahasa di Kampung Inggris (doc.pribadi)
Berdasarkan jenjang waktunya, kursusan di Kampung Inggris ini dibagi menjadi dua. Pertama, regular yaitu program kursus yang memakan waktu berbulan-bulan. Program ini khusus dimiliki oleh lembaga BEC (Basic English Course) dan HEC (Happy English Course) yang diasuh oleh Mr. Kallen Ocean, pendiri Kampung Inggris, Pare. Durasinya mulai 1 bulan Pre BTC (preparation basic training class), 3 bulan BTC (basic traning class), 3 bulan TC (training class) dan 3 bulan terakhir MS (mastering system).

Kedua, iregular yaitu program kursus yang hanya berdurasi dua minggu. Jadi setiap dua minggu program selesai dan bisa melanjutkan tingkatan selanjutnya dua minggu kedepan. Dibuka setiap tanggal 10 dan 25 di setiap bulannya.

Baik program regular maupun iregular sama-sama mempelajari bahasa secara mendalam. Sedangkan perbedaannya, belajar di program iregular agak santai tidak resmi. Berbeda dengan kursusan reguler yang harus pakai sepatu, berdasi, baju berkerah dan memakai jilbab bagi muslimah.

Di akhir study biasanya dilaksanakan final exam atau ujian praktik sekaligus touring. Mereka dituntut untuk bisa berdialog lama dengan turis-turis asing. Lokasi yang dikunjungi ialah Pantai Kuta Bali dan Candi Borobudur Magelang.

Yang unik, dan mungkin menjadikan kampung Inggris berbeda dengan kursusan lainnya di Indonesia ialah terdapat asrama. Jadi, mereka yang belajar disediakan asrama sehingga bisa fokus berbahasa asing. 

Terdapat dua model asrama yaitu asrama camp yang wajib berbahasa asing full 24 jam dan lengkap dengan program pagi serta malam, dan asrama kost tanpa peraturan yang ketat dan bebas berkomunikasi dengan bahasa apapun.

Jika jarak asrama dengan tempat kursusan jauh, di Kampung Inggris juga banyak teredia penyewaan sepeda. Perbulan dikenakan tariff yang murah antara Rp.60.000 sampai Rp.100.000 tergantung pada jenis sepeda.

Kita akan menemukan teman baru dari berbagai wilayah dengan budaya dan karakter berbeda. Seru abisss. (dok.pribadi)
Kita akan menemukan teman baru dari berbagai wilayah dengan budaya dan karakter berbeda. Seru abisss. (dok.pribadi)
Untuk kebutuhan makan tidak perlu khawatir karena harga-harga makanan di Pare termasuk murah. Sarapan pagi dengan menu pecel atau sayur lodeh seharga Rp.3500 plus air putih. Sedangkan warung prasmanan kisaran Rp.5.000 hingga Rp.9.000 lauk bebas dan minum es teh manis.

Hingga kini, Kampung Inggris terus ramai. Yang datang untuk belajar kebanyakan para mahasiswa yang sedang libur semester. Ada juga yang telah menempuh S1, S2 dan hendak melanjutkan kuliah S2 atau S3, serta mereka yang hendak bekerja ke luar negeri. 

Tidak hanya dari Indonesia, banyak pula yang berasal dari mancanegara seperti Thailand, Malaysia, bahkan Sudan. Mereka senang, disamping bisa belajar bahasa asing secara intens juga mendapat banyak teman seperjuangan. Salam bahasa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun