Mohon tunggu...
Rahmayu Attri Murni
Rahmayu Attri Murni Mohon Tunggu... Guru - belajar dan terus belajar

Jangan hanya memandang dari salah satu sisi, agar pandanganmu tidak tersempitkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertama Darah Tertumpah

21 Agustus 2022   07:15 Diperbarui: 21 Agustus 2022   07:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam ini menyejukkan mata

Membawaku menuju syurga dunia

Dibawah belaian sang bunda

Menatap hari menuju bahagia

Alam ini  tak mungkin kulupa

Walau aku tak selalu melihatnya

Disini pertama kali darah tertumpah

Suara tangis melengking menggema

Walau sekarang bunda  telah tiada

Walau belaiannya tak mungkin lagiku rasa

Tapi alam ini tak akan sirna

dalam sanubariku selamanya

Kampung halaman tercinta

Minang kabau berjuta pesona

Tanah kelahiranku pengikat jiwa

Bengkulu, 21 agustus 2022

by attri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun