Mohon tunggu...
Rahmayu Attri Murni
Rahmayu Attri Murni Mohon Tunggu... Guru - belajar dan terus belajar

Jangan hanya memandang dari salah satu sisi, agar pandanganmu tidak tersempitkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Bawah Tugu Monas

27 Agustus 2019   08:16 Diperbarui: 27 Agustus 2019   08:23 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mei tunggu. Aku ke Jakarta hanya untuk melunasi janjiku," kataku sembari mencoba mengejar langkah Mei.

"Pergilah. Lunas janjimu. Aku sudah tak peduli. Kau memang egois."

"Mei Aku hanya sebentar. Aku hanya melunasi janjiku. Aku khawatir nanti jika ibu kita pindah maka uangku tak cukup untuk ke sana. Jadi mumpung ibu kota masih di Jakarta. Aku masih bisa ke sana."

Mei melotot. Dia sekan tak percaya akan kecerdikan.  

"Dasar anak IPS," teriaknya sambil tersenyum dan mengusap air mata yang tadi membanjiri pipinya.

Mei terus berjalan. Kali ini ke arahku.

"Kalau begitu pergilah secepatnya. Jangan lupa berfotolah di depan Monas. Aku khawatir nanti Monas juga dibawa ke Kalimantan," ujar Mei ketika jarak kami hanya mentisakan sejengkal.

"Dasar anak IPA, monas itu punya Jakarta, bukan punya ibu kota," kataku.

Kami tertawa. Tertawa ngakak. Ngakak yang so hard.

Dan aku punya ide. Kurasa dia juga punya ide.

"Kita menikah di bawah tugu monas saja," ujar kami serentak.(**)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun