Perjalanan Argentina menjadi jawara tidak seindah yang diharapkan penggemarnya, selain menelan kekalahan pada pertandingan pertama tetapi langkah Albiceleste sebagai pemenang Piala Dunia 2022 banyak diwarnai drama yang menegangkan. Selama menyaksikan tim tanggo bermain pikiran dan perasaan saya benar-benar diguncang, beberapamenit lagi menuju kemenangan tetapi selalu hadir gol yang mematahkan hati kita semuanya.Â
Laga menghadapi Belanda sangat mengganggu kita semua terutama bagi publik Argentina, sisa beberapa detik lagi untuk memastikan langkah menuju babak semi final tetapi semuanya hancur akibat skema tendangan bebas yang diselesaikan oleh Weghorst. Keunggulan yang disamakan selalu menyakitkan bagi semua tim, euforia yang telah hadir dalam diri mereka dipatahkan dengan cepat. Disinilah Argentina menunjukkan mentalitas juara mereka dalam menghadapi laga penuh drama dan intentitas tinggi selama 90 menit.
Setelah dipaksa untuk bermain hingga babak extra time, permainan Argentina tidak berubah. Mereka tetap berusaha untuk mendominasi jalannya permainan bahkan berhasil menciptakan beberapa peluang, secara postur dan duel udara mereka tentunya kalah dengan Belanda tetapi soal kecepatan dan determinasi memenangkan bola mereka lebih unggul selama 120 menit. Lionel Messi kembali menampilkan performa apik pada laga kali ini, dribble dan assist yang diberikanya untuk Molina pada gol pertama Argentina menjadi pembeda pada pertandingan kali ini.
Argentina akhirnya berhasil menjadi pemenang setelah melalui babak adu penalti, kiper mereka yakni Emiliano Martinez benar-benar tampil heroik pada Piala Dunia kali ini. Tahun 2021 dan 2022 menjadi panggung breakout star bagi dirinya meskipun usianya sudah tidak muda lagi, dirinya sudah terlalu lama menghabiskan waktu untuk duduk di bangku cadangan sebagai kiper pengganti saat berseragam Arsenal. Emiliano Martinez kini merupakan kiper andalan Aston Villa dan menjadi tokoh heroik dalam keberhasilan tim Tanggo menjadi juara dunia.
Argentina yang layak menjadi juara
Petandingan final menjadi pembuktian bagi keseblasan Argentina bahwa mereka layak menjadi Juara. Mereka bisa membungkam semua kritikan yang telah menghujani mereka selama ini, setiap pemain ikut berkontribusi dalam menghadirkan permainan yang impressif dan memukau kita semua yang menyaksikannya. Pressing dan determinasi tinggi timnas Argentina benar-benar membuat Prancis kewalahan bahkan pada babak pertama tim Tanggo tidak membiarkan satu shoot on target ke gawang mereka. Laga ini benar-benar telah dimenangkan oleh Albiceleste secara permainan.
2 Gol akhirnya berhasil didapatkan oleh Argentina pada babak pertama, menit ke 23 Angel Dimaria yang kerap mengancap lini pertahanan Prancis dilanggar oleh Ousmane Dembele yang ikut membantu pertahanan. Lionel Messi berhasil mengeksekusi penalti dengan tenang, kemudian pada menit ke 36 kandidat goal terbaik hadir pada pertandingan final ini. Counter Attack yang luarbiasa berhasil dihasilkan oleh Argentina, lagi-lagi Lionel Messi ikut berpartisipasi dalam terciptanya gol tim Tanggo, sentuhan manisnya diraih oleh Alvarez yang memberikan umpan terobosan luarbiasa kepada Mac Allister. Gelandang Brighton tersebut pun mengalirkan bola dengan indah ke kaki Di Maria yang tak terjaga yang kemudian menggandakan skor menjadi 2-0 untuk tim Tanggo.Â
Namun tragedi kegagalan Argentina dalam mempertahankan keunggulan kembali terjadi pada babak final ini. Argentina benar-benar tampil luar biasa dan mendominasi jalannya pertandingan saat menghadapi Kroasia dan Prancis di babak Semifinal dan Final. Namun perbedaan dari kedua laga tersebut adalah, saat menghadapi Kroasia tim Tanggo mampu mempertahankan keunggulan mereka namun saat menghadapi Prancis mereka gagal.
Hanya tersisa 10 menit lagi bagi mereka untuk menjadi juara dunia yang ketiga kalinya skaligus menutup lembaran karir Lionel Messi dan Angel Di Maria bersama timnas dengan indah. Memori yang terukir cantik sebentar lagi akan mereka bisa raih, semuanya lagi-lagi berhasil sirna dalam waktu beberapa menit. Penalti dan tendangan Volley Mbappe berhasil menghancurkan semangat suporter Argentina yang meramaikan stadion Lusail malam itu. Euforia juara para suporter yang telah berjalan selama 80 menit pun harus berhenti akibat momen luarbiasa dari seorang superstar kebanggaan publik Prancis yaitu Kylian Mbappe.Â
Semangat juang Argentina pun sempat goyah dalam beberapa menit terakhir pertandingan hingga babak extra time. Argentina pun tetap berusaha menguasai jalannya pertandingan dengan bermain satu sentuhan, operan-operan Albiceleste akurat tetapi tak cukup untuk menggedor pertahanan Prancis pada babak pertama perpanjangan waktu. Ditariknya Angel Dimaria pada menit ke 64 benar-benar mempengaruhi daya serang Argentina, tumpulnya sisi kiri benar-benar terasa bagi mereka.
Menit ke 108, the Greatest Of All Time yakni Lionel Messi akhirnya berhasil mencetak gol yang membuat seluruh stadion Lusail bergemuruh. Seluruh suporter Argentina menggila akibat gol ini, kesenangan mereka telah membludak. Seorang pemain yang telah dicintai oleh seluruh rakyat Argentina dapat mencetak gol yang akan menjadi "The Winning Goal" pada babak final kali ini, sebuah bola muntah dari tendangan Lautaro Martinez ditepis oleh Lloris kemudian diselesaikan dengan sontekan Lionel Messi berhasil merubah skor menjadi 3-2 untuk keunggulan Argentina.Â