Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Skandal Uefalona dan Uefadrid (Ingin Juara)

23 Oktober 2017   19:23 Diperbarui: 23 Oktober 2017   19:43 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Mirorr.Co.uk

Kedua tim raksasa yakni Real Madrid dan Barcelona tidak bosan-bosannya meraih setiap penghargaan dan gelar bergengsi. Jika saja satu musim salah satu dari kedua tim ini gagal membawa pulang satu gelarpun, seisi dunia seakan-akan berpesta dan merayakan kegagalan tim raksasa ini. 

Kedua tim ini bagaikan panutan dan sebuah contoh klub terbaik dalam dekade terakhir. Mereka memiliki akademi komplit dan sumber daya pemain yang selalu maju. Diumpakan sebagai sekolah sepakbola, kedua tim ini selalu menemukan bibit utama pemain bola dan rivalitas mereka selalu mengisi rating tv penonton sepakbola dunia karena mereka tahu bahwa kedua tim ini bagaikan ksatria yang melindas seluruh lawan yang mengaku rival terbesar dan lebih dari kedua tim ini. 

Efek dari Messi dan Ronaldo yang membuat duel kedua tim ini semakin berwarna dan ditunggu-tunggu, duel mahal istilanya. Sebagai tim besar, penampilan kedua tim ini selalu dianalisa para penikmat sepakbola, karena rasanya sangat rugi untuk mengabaikan dunia sepakbola dimana kedua tim ini bermain.

Real Madrid dan Barca selalu mewarnai kancah sepakbola eropa. Real Madrid memiliki prestasi tersendiri yang tidak bisa dikejar oleh tim lain bahkan Barcelona bila atau sampai Messi pensiun-pun,kemungkinan El-Barca untuk menyamai prestasi Madrid boleh dibilang agak mustahil.

Sedangkan Barca memiliki keistimewaan tersendiri yang membuat El-Real ngiler dan iri kepada kemampuan Barca yang memiliki musim terbaik dan rakus merebut seluruh trofi. Apalagi kalau bukan gelar treble. Barcelona sudah 2 kali meraih gelar treble yakni pada musim 2009-2010 dan 2010-2011.

Side-by-side kedua tim ini memiliki pemain berkelas dan layak untuk dibandingkan. Rivalitas mereka mengingatkan saya kepada rivalitas miliki Indonesia yakni Persib dan Persija. Para Cules dan Madridista seringkali terlibat bentrok satu sama lain karena hanya hal sepele. Ada juga yang menyangkut-pautkan dengan masalah politik dengan bangsa Catalunya yang tidak mengaku sebagai bagian dari Spanyol dengan slogan "Catalunya is not Spain", jadi rivalitas ini semakin menggebu-gebu.

Rivalitas di Indonesia yang melibatkan Persib dan Persija masih bisa diredam dengan dinasehati bahwa kita adalah Indonesia!. Sedangkan Barca dan Real benar-benar memiliki filosofi berbeda, bagaikan ada 2 tipe manusia silahkan pilih sisi 1 atau sisi 2, dan benar-benar berbeda dan sulit diredam, mereka benar-benar emosional. Apalagi kalau diterawangi, Barcelona merupakan bagian dari Catalunya, jika negara itu merdeka,Barca tidak akan bermain di liga Spanyol lagi. 

Permusuhan antara Barca dan Real juga memasuki Indonesia. Berbagai sosial media dijadikan sebagai ajang perdebatan, prinsip mereka adalah, setidaknya sebagai Cules atau Madridista, kita harus berani membela klub kita, jika tidak kita sama saja dengan sampah. Sebenarnya hal seperti ini wajar saja dan menurut saya hal yang positif!, kenapa positif? ini menunjukkan fanatisme sepakbola Indonesia benar-benar meledak dan menunjukkan bahwa kita bisa berubah menjadi negara yang berkembang menjadi negara yang berkembang menjadi lebih baik dalam hal atau bidang sepakbola.

Fenomena bantuan wasit!

Fenomena wasit, baru-baru ini dalam jornada ke-9 La-Liga, Malaga bertandang ke stadion kebanggan Barcelona yakni Camp nou. Pada menit ke 2, Barcelona berhasil mencetak gol yang benar-benar kontroversial lewat kaki seorang mantan akademi La-Masia yakni Deulofeu. Umpan dari bek kiri fullback Barca yakni Lucas Digne jelas-jelas, bola sudah keluar dari lapangan pertandingan, namun gol tersebut tidak dianulir dan disahkan menjadi gol. Pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Barca, gol berikutnya dicetak Iniesta pada menit ke 56.

Kejadian ini ramai diperbincangkan oleh penghuni sosial media dan para netizen. Banyak yang mulai mengatakan bahwa Barca sejatinya adalah buatan UEFA dan benar-benar diciptakan hanya untuk menghancurkan dunia sepakbola lewat kecurangan dan kelicikan yang diciptakannya. 

Namun para Cules tidak tinggal diam dan mengatakan bahwa wasit hanyalah manusia dan membuka memori menuju kembali ke ajang Liga Champions babak 8 besar pada saat Bayern Muenchen bersua menghadapi Real Madrid. Tim unggulan Jerman itu digilas 4-2 di leg kedua, namun 2 gol hasil Madrid berasal dari sebuah gol offside, dan gelandang beringas Bayern Muenchen, Arturo Vidal dikartu merah dengan takle kontroversialnya yang sebenarnya tidak melanggar Asensio. 

Pada musim 2008-2009, Barcelona juga sekali lagi diuntungkan oleh wasit yang bernama Ovrebo yang digadang-gadang sebagai fans berat Manchester United dan sangat membenci Chelsea dan menganggap Barca lawan yang lebih mudah dibandingkan Chelsea,namun tetap saja pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai the Disgrace of football. Sungguh disayangkan jika tim sekuat Barca yang kala itu memiliki tim impian menang karena diuntungkan wasit. 

Real Madrid sang tim terbaik seabad, juga pernah dibantu oleh wasit, namun kali ini tidak lebih memalukan seperti Barca, namun sayangnya kejadian ini terjadi di puncak turnamen. Kala itu, El-Real berhadapan dengan tetangganya, Real Madrid mencetak gol lebih dahulu, namun terlihat dari tayangan ulang, posisi Sergio Ramos telah mengelabuhi barisan pagar rumah tangga tembok lawan yang berarti offside,namun wasit tetap meng-sahkan gol itu. Final 2015-2016 berhasil dimenangkan Real lewat adu penalti, final tersebut dijuluki betapa kerasnya UEFA membuat Barca dan Real menjadi raja dominan perebut rating tv seluruh dunia.

Banyak yang bilang Barca dan Real mirip WWE gulat yang memiliki skripsi dan skenario yang dibuat sebagai seorang yang dominan dan tidak terkalahkan, UEFA membuat kedua tim ini menjadi luar biasa dan berduit, bukan dengan cara halal. 

Inti utamanya:

kesimpulannya sederhana,alasan kenapa perdebatan ini selalu berlangsung setiap harinya semakin memanas, karena tidak adanya kesadaran dari setiap fans tim, semua tim Barca dan Real beberapa kali dibantu oleh wasit entah itu sengaja maupun disengaja. Wasit itu manusia, kerap kali melakukan kesalahan. 

Intinya sebagai fans sepakbola jika melihat Real diuntungkan oleh wasit ataupun Barca, kita sebaiknya tenang saja dan menganggap itu hanya kesalahan wasit dan berlapang dada. Masalah the Disgrace of fotball, saya harap UEFA harus lebih tegas lagi dalam memilah wasit dan mengadakan tekhnologi replay. Sungguh disayangkan jika sebuah pertandingan yang dinantikan hanya menjadi ingatan atau memori suram. Berlapang dadalah,dalam setiap pertandingan,ada kalah dan menang.

Salam olahraga. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun