Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung melalui Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sukses menggelar Seminar Internasional PAI 2024 pada Senin (16/12/2024).Â
Acara yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752 ini dihadiri lebih dari 700 mahasiswa dari UM Bandung dan Institut Agama Islam (IAI) Persis Bandung. Seminar ini juga menjadi momentum penandatanganan kerja sama antara Fakultas Agama Islam UM Bandung dan Fakultas Tarbiyah IAI Persis Bandung.
Ketua Pelaksana Rahmat Fadhli menjelaskan bahwa seminar ini merupakan langkah strategis dalam merespons tantangan global, khususnya dalam pendidikan agama Islam.Â
"Saat ini, pendidikan agama Islam dituntut untuk memiliki inklusivitas dan daya saing global. Ini bukan tugas mudah, tetapi harus dihadapi," ujar Rahmat. Kolaborasi antara dua institusi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dan kualitas pendidikan di bidang agama Islam.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang membahas strategi pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan global. Rektor IAI Persis Bandung Nurmawan menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama ini.
Menurutnya, kolaborasi tersebut akan memberikan manfaat yang luas dan mendorong kemajuan pendidikan di kedua kampus. "Kita akan bergandeng tangan memajukan pendidikan, bukan hanya di tingkat institusi, tetapi juga pada program studi masing-masing," ujarnya.
Dalam sesi pemaparan, Rektor Fatoni University Thailand Ismail Lutfi Japakiya menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu wahyu dan pengetahuan modern. Ia menyatakan bahwa pendidikan Islam harus menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai fondasi utama, dengan sains dan teknologi sebagai pelengkap. "Kita tidak boleh melupakan akar spiritualitas dalam proses modernisasi pendidikan," jelas Ismail.
Assistant Vice Chancellor University Sains Islam Malaysia Mohd Rushdan Jailani turut memberikan pandangan terkait pentingnya pendidikan Islam yang inklusif dan kompetitif. Menurutnya, perguruan tinggi Islam harus beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. "Pendidikan inklusif akan mempersiapkan generasi muda untuk menjawab berbagai tantangan global," tegasnya.
Dosen UM Bandung Ace Somantri juga menyoroti perlunya pembaruan pendidikan Islam yang mampu mengintegrasikan modernitas tanpa mengabaikan nilai-nilai fundamental. Menurutnya, keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas merupakan kunci utama dalam membangun pendidikan Islam yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Seminar Internasional PAI 2024 ini menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antara UM Bandung dan IAI Persis Bandung. Melalui gagasan dan kolaborasi yang dihasilkan, kedua institusi diharapkan dapat mendorong inovasi serta kontribusi nyata dalam menciptakan pendidikan agama Islam yang berkualitas, inklusif, dan kompetitif di tingkat global.***