Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dosen Agribisnis UM Bandung Ungkap Strategi Atasi Krisis Pangan

9 November 2024   08:31 Diperbarui: 9 November 2024   08:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Youtube TVMU Channel.

Bandung - Dosen program studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Widhi Netraning Pertiwi menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Widhi menjelaskan perbedaan antara konsep kemandirian pangan dan ketahanan pangan yang keduanya berperan penting dalam membangun sistem pangan nasional. Menurutnya, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat, yang mencakup kuantitas, mutu, keragaman, serta keamanan pangan.

Lebih lanjut, Widhi memaparkan empat aspek utama yang membentuk ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas pangan. "Ketahanan pangan tidak hanya soal kecukupan pangan, tetapi juga mencakup kemampuan masyarakat untuk mengakses dan memanfaatkan pangan secara adil dan merata," jelas Widhi seperti dikutip dari program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat yang tayang di Youtube TVMU Channel.

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa sistem ketahanan pangan nasional ini sejalan dengan tujuan kebijakan pemerintah. Termasuk upaya peningkatan produksi pangan lokal, penguatan sistem distribusi, dan perluasan akses pangan bagi masyarakat rentan.

Widhi mengungkapkan adanya berbagai tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi di Indonesia. Tantangan tersebut meliputi perubahan iklim, pertumbuhan jumlah penduduk, dan kebergantungan masyarakat pada beras sebagai sumber pangan utama.

Oleh karena itu, menurutnya diversifikasi pangan menjadi langkah penting untuk mengatasi berbagai tantangan ini. "Diversifikasi pangan di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan mengolah produk pangan non-beras, seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan," ujarnya. Ia meyakini bahwa produk pangan non-beras ini memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Widhi mendorong setiap rumah tangga di berbagai daerah untuk mulai melakukan diversifikasi pangan. Ia menyarankan agar rumah tangga dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran dan tanaman herbal.

Menurutnya, selain meningkatkan asupan gizi, langkah ini juga mengajarkan pentingnya pemanfaatan lahan secara produktif. "Semoga melalui diversifikasi pangan, masyarakat dapat memperkuat ketahanan pangan secara berkelanjutan," pungkas Widhi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun