Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pakar Psikologi UM Bandung: Generasi Z Perlu Motivasi dan Bimbingan yang Tepat

4 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:27 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi UM Bandung.

Bandung - Dr Irianti Usman MA, seorang pakar Psikologi dari Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, menyoroti pentingnya generasi Z, yang kini mendominasi populasi Indonesia dengan jumlah sekitar 74 juta jiwa, sebagai aset besar bagi masa depan bangsa. Namun, ia juga menekankan bahwa generasi ini menghadapi tantangan serius yang harus diatasi untuk memaksimalkan potensi mereka.

Hal ini disampaikan Irianti dalam Stadium Generale yang diadakan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 75, pada Senin (30/09/2024). Di hadapan ratusan mahasiswa, Irianti mengungkapkan bahwa generasi Z sering kali mendapatkan stereotip sebagai generasi yang lemah, rapuh, dan mudah menyerah. 

"Sebutan generasi stroberi sering disematkan kepada mereka karena dianggap tampak kuat di luar, tetapi rapuh di dalam. Padahal, dengan bimbingan yang tepat, potensi besar generasi ini dapat digali dan dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.

Irianti juga menyoroti masalah executive function disorder yang banyak dialami oleh generasi Z. Gangguan ini berkaitan dengan tidak optimalnya fungsi otak depan yang berperan dalam pengambilan keputusan, seperti kemampuan membedakan mana yang benar dan salah. Ketika fungsi ini terganggu, individu dapat kesulitan membuat keputusan yang tepat, yang berdampak buruk pada kehidupan mereka.

Selain itu, Irianti mengungkapkan bahwa anxiety disorder atau kecemasan yang berlebihan menjadi salah satu tantangan besar bagi generasi ini. Banyak dari mereka yang mengalami tekanan emosional, bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup. Hal ini diperparah dengan ketergantungan pada gadget dan media sosial yang sering kali memperburuk kondisi mental mereka.

"Dalam perspektif Islam, kebahagiaan sejati tidak bisa hanya diukur dari pencapaian materi atau duniawi. Kita perlu bersandar pada Allah untuk menghindari depresi dan kehampaan hidup. Ketika kebahagiaan kita sandarkan pada Allah, kita tidak akan mudah merasa depresi atau sakit hati," ujar Irianti.

Selain masalah mental, Irianti juga menyoroti pentingnya hubungan yang baik antara generasi Z dengan orang tua. Banyak generasi muda saat ini mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua mereka, yang diperparah oleh ketergantungan mereka pada gadget.

Doktor lulusan Ball State University, Muncie, Indiana, USA, ini juga menyoroti dampak negatif pornografi terhadap generasi muda. Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal akses terhadap konten pornografi, dengan sebagian besar pengaksesnya laki-laki berusia 10-49 tahun. Menurut Irianti, konsumsi konten pornografi menyebabkan penyusutan otak hingga 44 persen, yang berdampak pada emosi seperti mudah marah dan putus asa.

Sebagai solusi, dosen Psikologi UM Bandung ini menekankan pentingnya self-regulation dan tazkiyah atau pembersihan jiwa. Ia mengajak generasi Z untuk memiliki growth mindset, yaitu pola pikir yang selalu ingin berkembang dan memperbaiki diri, serta tidak ragu untuk mencari bantuan saat menghadapi masalah.

Acara Stadium Generale ini diakhiri dengan ajakan Irianti kepada para mahasiswa untuk mengevaluasi diri dalam penggunaan gadget dan teknologi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. "Tanyakan pada diri sendiri, bagaimana hubungan kita dengan gadget? Apakah gadget sudah membajak otak kita?" tutupnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun