Ana Tasya Silvia dan Sundahri
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Korespondensi: Sundahri.faperta@mail.ac.id
Produksi karet kering di Indonesia tahun 2021 mencapai 3,045 juta ton (BPS, 2022). Penerapan teknik budidaya yang baik dapat menghasilkan klon bobot yang unggul dan pemeliharaan budidaya karet. Dari sudut pandang ekonomi, tentu saja produksi karet sangat diperlukan, namun penanganannya harus difokuskan untuk mencapai hasil yang bagus.Â
Pengunaan lahan seiring dengan meningkatnya waktu akan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk dengan adanya teknologi. Tanah merupakan gabungan dari sisa-sisa bebatuan dan sekumpulan hewan yang telah mati dan akan hancur karena proses pembusukan dan unsur-unsur alam (Isir dkk, 2022). Permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah sifat kimia tanah yang kurang memenuhi kebutuhan tanaman karet. Perkebunan karet pada saat ini kurang produktif karena tanaman kurang diperhatikan dan kurang kesuburan tanahnya karena vegetasi yang menyesuaikan diri dengan kondisi lahan (Abdi dkk, 2022).
Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet yaitu dengan meningkatkan tanah yang subur. Tingginya kesuburan tanah didasarkan oleh struktur tanah untuk memberikan fungsi-fungsi dalam penggunaan ekosistem untuk mendukung produksi dan aktivitas biologi, menjaga kualitas lingkungan dan  kesehatan bagi makhluk hidup. Tingkat tanah yang subur ditentukan dari sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Tingkat kesuburan kimia dan biologi disesuaikan dengan sifat fisik tanah (Abdi dkk, 2022).Â
Sifat-sifat kimia tanah berperan dalam menentukan sifat dan kualitas tanah serta kesuburunnya. Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cahaya matahari, air, udar, suhu nutrisi N, P, K dan lain-lain. Tingkat pH merupakan salah satu indikator seberapa masam atau basa pada tanah. Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah diwakili oleh nilai pH tersebut. Semakin masam tanah maka semakin besar konsentrasi ion H+ (Bintang dkk, 2022). Â
Permasalahan
1. Rendahnya Bahan Organik (BO)
Rendahnya bahan organik dapat menyebabkan kerusakan tanah seperti warna tanah, aktivitas mikroorganisme, dan KTK. Tersedianya bahan organik di dalam tanah yaitu berperan menentukan kekuatan tanah dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan tersedianya bahan organik  akan mempengaruhi aktivitas dan banyaknya organisme dalam tanah yang sedang menjalankan perannya masing-masing (Wibawanti dkk., 2022). Kebutuhan bahan organik yang tersedia bagi tanaman yaitu berupa biomassa, mikroorganisme, senyawa organik, fraksi-frasi bahan organik yang ringan, dan humus.
2. Rendahnya Kandungan C-OrganikÂ
Rendahnya C-Organik dapat mempengaruhi bahan organik dalam tanah dan bergantung karena C-Organik bergantung terhadap bahan organik tanah (Rahma dkk, 2019). C-Organik merupakan bahan organik yang tekandung dalam tanah yang termasuk sifat kimia tanah yang akan menyediakan unsur hara N, P, K. Apabila kandungan C-Organik semakin rendah atau sedikit maka kandungan bahan organik akan kekurangan (Isir dkk, 2022).
3. Nitrogen yang rendah
Keberadaan nitrogen berperan bagi terbentuknya klorofil pada bagian organ daun. Pembentukan klorofil dapat menyintesis karbohidrat untuk tersalurkan kepada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila nitrogen yang dibutuhkan kurang akan menyebabkan masalah dan gejala seperti menghambat pertumbuhan tanaman dan kerdil. Kandungan nitrogen yang tergolong rendah adalah 0,1-02%.
4. Tingginya unsur fosfat (P)
Unsur fosfat berperan dalam proses fotosintesis dan perkembangan akar tanaman. Tanah yang bersifat masam, fosfat bersenyawa dalam bentuk Fe -- P dan Al -- P membentuk senyawa yang sulit larut. Kalsium (Ca) yang rendah. Kalsium memberikan peran terhadap titik pertumbuhan akar, apabila kekurangan kalsium akan menyebabkan terhambatnya pembentukan dan pertumbuhan akar. Akibatnya gejala tanaman akan melemah dan tidak tegar sehingga produksi bunga tidak muncul sama sekali. Rendahnya kandungan magnesium (Mg). Magnesium ialah pembentuk utama atas susunan klorofil serta bagian dari tranfer energi yang sedang diproses yaitu sebesar 15-35%. Â Struktur tanah juga mempengaruhi ketersediaan nilai Mg.
Solusi
1. Menggunakan teknik biopori.Â
Biopori merupakan salah satu teknologi dalam menyerap air untuk mencegah banjir yang di dalam tanah terdapat beberapa organisme hingga mikroorganisme yang hidup pada pori-pori tanah. Pembuatan lubang biopori dapat memperluas bidang serapan permukaan air dan sama dengan luas permukaan dinding pada lubang. Fungsi biopori adalah sebagai penyediaan ruangan dalam tanah sebagai tempat air dan oksigen. Oksigen yang digunakan sebagai proses respirasi bagi akar tanaman dan mikro flora. Karbon dioksida sebagai proses fotosintesa yang dilakukan oleh mikro flora. Nitrogen sebagai peningkatan kesuburan tanah oleh bakteri penambat N (Mahrany dkk, 2023). Salah satu bentuk teknik biopori adalah pemberian seresah karet. Dengan meningkatnya pH tanah yang menyebabkan peningkatan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Keasaman sangat berpengaruh terhadap laju dekomposisi mineral tanah, bahan organik dan mineral lempung. Penambahan seresah karet dapat meningkatkan jumlah P-tersedia dalam kategori sangat tinggi (> 15ppm). Semakin besar dosis seresah yang diberikan, maka nilai P-tersedia juga akan semakin tinggi.
2. Penambahan bahan organik dan unsur hara
Pelapukan bahan organik akan menghasilkan asam-asam organik. Pemupukan unsur N mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan membantu meningkatkan produktivitas tanaman. Nitrogen adalah salah satu unsur hara yang paling penting dalam proses biokimia tanaman. Apabila kekurangan unsur N dapat diatasi dengan memberikan pupuk nitrogen yang tinggi seperti urea dan bahan organik pada areal tanaman karet yang tidak produktif agar dapat meningkatkan produktivitas. Pemberian urea dapat menjadikan tanah lebih baik dan kandungan nitrogen lebih tinggi. Pemberian dolomit untuk memperbaiki kandungan unsur kalium pada tanah dan berpengaruh pada pH tanah. Pemberian pupuk atau unsur hara bertujuan untuk menjaga keseimbangan tanah dam  dan kelestarian. Selain itu dapat meningkatkan produksi lateks sebesar 10-33% dan menjaga ketahanan tanaman dari serangan OPT (Wibawanti dkk, 2022).
KESIMPULAN
   Peranan sifat kimia tanah dapat mendukung pertumbuhan perkembangan serta keberlangsungan makhluk hidup. Keseluruhan reaksi kimia berlangsung sebagai penyusun tanah mulai antar penyusun dan bahan yang ditambahkan. Dengan adanya permasalahan terkait sifat-sifat tanah salah satunya sifat kimia pada komoditas tanaman karet diharapkan mampu memberikan solusi seperti penanganan permasalahan areal tanah tanaman karet yang kurang produktif dapat berproduktif kembali serta penambahan bahan organik dan unsur hara dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga harapannya tanaman karet dapat menghasilkan lateks yang berproduksi dengan optimal.
Â
DAFTAR Â PUSTAKA
Abdi, M. F., Sitanggang, K. D., Harahap, F. S., dan Rizal, K. (2022). Analisis sifat kimia tanah pada areal tanaman karet yang sudah tidak produktif di PTPN II Afdeling V Aek Nabara Kab. Labuhan Batu. Jurnal Pertanian Agros. 23(1): 412-422.
Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Karet Indonesia 2021. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bintang, S., Rizal, K., Harahap, F. S., dan Septyani, I. K. P. (2022). Karakteristik siaft kimia tanah pada tanaman karet di Desa Pekan Tolan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Jurnal Pertanian Agro. 24(2): 783-790.
Isir, S., Tamod, Z. E., dan Supit, J. M. J. (2022). Identifikasi sifat kimia tanah pada lahan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum, L.) di Desa Talikuran Kecamatam Remboken Kabupaten Minahasa. Soil Environmental, 22(1): 6-11.
Rahma, S., Rasyid, B., dan Jayadi, M. (2019). Peningkatan unsur hara kalium dalam tanah melalui aplikasi poc batang pisang dan sabut kelapa. Jurnal Ecosolum. 8(2): 74-85.
Wibawanti, R., Astuti, Y., dan Asjayani. (2022). Anjuran pemupukan tanaman karet dalam upaya peningkatan produksi dan mutu. Diakses pada https://ditjenbun.pertanian.go.id/anjuran-pemupukan-tanaman-karet-dalam-upaya-peningkatan-produksi-dan-mutu-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H