Sehingga apabila SHM system ini terpasang di dalam struktur pesawat terbang, maka pesawat terbang tersebut dapat mengangkut penumpang secara terus-menerus tanpa harus mengikuti jadwal inspeksi yang memaksa pesawat terbang untuk grounded di hangar. Teknologi ini tentu sangat menguntungkan pemilik pesawat terbang karena akan mengurangi secara signifikan biaya-biaya perawatan terjadwal pada pesawat terbang. Dan dalam kaitan dengan rekayasa struktur, rekayasawan dapat membuat sebuah struktur dengan margin keamanan yang lebih efektif sehingga dapat memenuhi ekspektasi pasar terhadap pesawat terbang yang lebih ringan dengan penumpang yang dapat diangkut lebih banyak.
Dalam Kaitan Dengan MH370.
Berita terakhir menunjukkan adanya sedikit keputus-asaan pihak autoritas dalam mencari bukti fisik keberadaan MH370 dan sudah barang tentu hal ini akan menambah duka bagi para keluarga korban yang membutuhkan kapastian ditengah menipisnya harapan. Seandainya saja SHM system diterapkan pada pesawat tersebut tentu pada menit-menit awal pesawat terbang tersebut menghilang, kepastian terhadap keutuhan ataupun adanya kerusakan pada badan pesawat terbang dapat diketahui secara dini karena signal gelombang radio yang dipancarkan oleh SHM system dapat dibuat dan bersifat mandiri, terlepas kemanapun pesawat tersebut terbang. Tentu SHM system ini tidak akan mengurangi duka para keluarga korban pada kasus MH370. Tapi system ini dapat memberi kepastian tentang kondisi struktur pesawat terbang secara keseluruhan secara realtime. Bahkan fungsi utamanya adalah mendeteksi secara automatis kerusakan pada struktur pesawat terbang pada saat pesawat terbang tersebut dalam kondisi beroperasi.
Ke depan, harapan penulis, teknologi baru ini akan menjadi regulasi baru dan dapat diterapkan secara penuh pada setiap pesawat terbang yang di buat dan minimal pada kelas intercontinental demi keamanan dan keselamatan penumpang pesawat terbang.
Secara sederhana, konsep teknologi ini dapat dijelaskan pada video singkat yang penulis upload di youtube, http://www.youtube.com/watch?v=nMG1459P9AY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H