Mohon tunggu...
Mutia Rahmah
Mutia Rahmah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menjadi dewasa adalah keajaiban yang harus disyukuri dengan tetap berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anak -anak yang Belajar Puasa

22 Juni 2015   10:05 Diperbarui: 13 Juli 2015   07:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

xxxxx

Sahur tiba. Meja makan penuh. Sahur bersama itu selalu mengasyikkan. Tapi karena subuh dan mati lampu kemampuan kami bercerita berkurang, kecuali fatir. Dia berkoar koar dari mulai sahur hingga selesai. Meja makan selain penuh dengan makanan juga penuh dengan celotahannya. Bahkan cintani yang biasanya juga ikut ikut berkoar, saat itu bungkam. Dari kelopak matanya aku tau dia sedang menahan kantuk berat.

xxxxxxx

Aku masuk kerja pagi di puasa pertama. Begitu sampek rumah seperti biasa pertanyaan wajib adalah "hoe ka fatir dan cintani?". Rumah terasa sepi tanpa mereka. 

"ka ijak maen, bunoe poh 2 ka ji buka puasa ban di kaleun paman hana puasa (udah pergi main dia, jam 2 udah buka puasa begitu lihat paman ngak puasa)", kata mamak ku.

Hahahahahahahahahaha! Anak miet ciret. Iyes, rumah kami dekat dengan pasantren jadi orang dayah puasanya lusa. Dan paman ikut orang dayah, kami ikut pemerintah. Fatir? Ikut mana yang enak. Hahahahaha.

Singkatcerita, puasa hari pertama dia gagal!

Puasa ke dua. Terawih seperti biasa dan sahur masih seperti kemarin. Semangat

Puasa ke dua aku jaga siang jadi baru sampe rumah jam sembilan malam. Sekencang apapun aku bawa motor pasti jam segitu sampek kerumah. 

Dan seperti malam malam sebelumnya, rumah kosong karena semua pergi tarawih. Aku sengaja tunggu mereka pulang. Baru jam setengah sebelas mereka sampek rumah.

"hey tir, kiban puasa uroe nyoe? (hey, gemana puasanya hari ini?)" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun