Hidup terus berjalan dan untuk kedua kalinya. Hidup ku berbalik. Mamak sakit jadi semua aktifitas masak dihentikan. Ketika pulang ke rumah, mau tidak mau aku kembali kepersimpangan. Untuk kedua kalinya juga aku memilih memasak sendiri. Awalnya aneh, yang biasanya dimakan sendiri sekarang dimakan ayah dan mamak. Tapi, ketika mereka bilang "yes" untuk masakan aku yang tidak seberapa itu, bahagia luar biasa. Walau tidak membantu banyak, setidaknya dengan bisa memasak sedikit beban mamak terkurangi dan ayah bebas dari lapar. Ini manfaat lain bisa memasak.
Memasak juga sangat membantu saat bencana datang. Waktu itu kami kebanjiran. Air masuk ke rumah setinggi leher. Lampu dan air mati. Kami terjebak. Seandainya kompor berhasil diselamatkan maka sah kami tidak mengungsi dan bertahan di rumah dengan masakan ku. Untuk kesekian kalinya aku siap. Sayangnya kami tidak bisa menyelamatkan kompor. Jadi, dari pada mati kelaparan di tengah banjir, ayah memutuskan mengungsi.
Begitu banyak manfaat memasak lainnya.
Ayo, belajar memasak sedini mungkin. Jangan ogah saat diajak ke dapur oleh ibu. Memasak bukan soal bakat, ini hanya soal mau atau tidak, sering atau tidak. Karena kita tidak tau kapan hidup akan berbalik entah karena alasan apa. Dan saat itu datang kita siap. Menjadi penentu bagi perut kita sendiri dan mungkin bisa membantu banyak orang lain termasuk orang tua kita hanya dengan bisa memasak.sederhana. Lhok sukon 9/1/15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H