Mohon tunggu...
Atok Sutoyo
Atok Sutoyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sisi Lain Debat Capres Pertama

10 Juni 2014   20:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:23 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Disini saya tidak akan banyak membahas isi perdebatan kedua capres. Sudah banyak orang memberikan penilaian, analisis, dan dukungan yang pada intinya akan ada 2 kubu pendapat dengan pembenaran masing masing.


Apapun yang menjadi negatif saat debat dari masing masing capres tidak akan diakui sebagai kekurangan, yang ada semua pernyataan yang muncul adalah tepat dan benar menurut pendukung setia ke dua kubu.


Saya melihat di luar isi perdebatan tersebut, ada hal yang menarik di sisi kubu Jokowi, yaitu kesiapan team di belakangnya yaitu para konsultan dan pendukung dari kalangan pakar komunikasi non partai seperti Eep Saeffuloh, Anis Bawesdan, Denny JA LSI dll dengan menerapkan strategi yang berhasil.


Selama ini Jokowi selalu dikenal dengan kesederhanaannya, keluguannya dikemas “out the box” dari kebiasaannya tersebut dengan memakai jas dimana selama ini Jokowi selalu memakai baju kebangaannya kotak-kotak atau putih polos.


Hal tersebut dengan tujuan pertama adalah akan menyasar kelompok menengah keatas atau yang melihat secara fisik dimana selama ini banyak orang menilai Jokowi tidak pantas menjadi presiden, ndeso dsb, tetapi pada saat debat tersebut Jokowi terlihat elegant dan rapi.


Kedua, ingin membuat opini bahwa kubu Jokowi sangat menghargai wanita atau keluarga dengan adanya kertas catatan kecil terselip di kantung jas yang pada awalnya orang mencurigai bahwa ini adalah contekan yang kemudian setelah acara diperlihatkan dan diupload di media sosial yang terlihat jelas bahwa kertas itu berisi doa dari sang Ibundanya.


Pada segmen terakhir Jokowi mengatakan terima kasih kepada ibunya dan istrinya Jokowi maupun JK yang saat itu juga hadir. Hal ini dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka ingin menyampaikan bahwa Jokowi-Jk sangatlah sempurna dari sisi kehidupan keluarga yang berbanding terbalik dimana Prabowo yang kita tahu sudah cerai dengan Titik Suharto.


Pencitraan lah yang tepat dikatakan langkah Jokowi tersebut. Dalam dunia politik pencitraan adalah sesuatu yang sah sah saja dan diperlukan selama itu positif untuk menunjukan kepada masyarakat. Tetapi yang menjadi bertolak belakang adalah partai pendukung utama Jokowi-Jk selama ini selalu mengkritik SBY dengan apapun yang dilakukan oleh SBY adalah hanya pencitraan belaka. Kemudian ada satu hal lagi yang mungkin tidak konsistennya partai pendukung utama Jokowi-Jk adalah menyerang lawannya dengan permasalahan HAM yang selama ini banyak orang menilai Prabowo merupakan tokoh utama dalam peristiwa penculikan. Kita tahu pilpres 2009 Prabowo merupakan cawapres dari Mega Sukarnoputri sehingga pada saat itu mereka tidak mempermasalahkan atau tidak mengungkit kembali tetapi mengapa saat pilpres 2014 hal ini menjadi hal yang sering ditanyakan dan dimasalakan kepada lawannya, silahkan para pembaca menilainya dengan pandangannya masing masing.


Setelah acara deklarasi damai dimana pada saat itu banyak pengamat menilai Jokowi kurang menguasai saat pidato dan kemudian ketua team suksesnya mengatakan akan tetap menampilkan Jokowi apa adanya ternyata mungkin sebagai bagian strategi agar team lawan dapat terlena yang kemudian pada saat debat capres pertama tersebut, semua pernyataan ketua team suskes Jokowi tersebut dibalik dengan persiapan yang benar-benar matang di luar isi debatnya sendiri.


Secara pribadi saya menilai debat capres pertama dapat dikatakan masih imbang, dan kalaupun ditanyakan siapa pemenangnya, mungkin JK dan Hatta lah sang pemenangnya karena dapat menyeimbangi para capresnya.


Masih ada empat debat capres lagi yang dapat menunjukan kemampuan mereka, Untuk saat ini jika ada no 3 saya akan pilih no 3, selamat memilih…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun