Namun, karena perbedaan agama, Fahri tidak bisa mengakui perasaan tersebut secara terbuka. Sehingga, secara tidak langsung, hubungan Fahri dan Maria mencerminkan pergulatan batin yang lebih dalam, di mana ada perasaan ketertarikan namun terhalang oleh norma-norma sosial dan agama.
Kesimpulan
Melalui analisis psikoanalisis Freud, kita dapat memahami lebih dalam konflik batin yang dialami oleh Fahri dalam novel Ayat-Ayat Cinta. Interaksi antara id, ego, dan superego memengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh Fahri, terutama dalam hal cinta dan hubungan antar tokoh.Â
Selain itu, konflik bawah sadar seperti rasa bersalah terhadap Maria dan penggunaan mekanisme pertahanan diri seperti sublimasi dan rasionalisasi, semakin memperkuat kompleksitas psikologis yang ada dalam karakter Fahri.
Novel ini, meskipun berbalut tema cinta Islami, menyimpan banyak elemen psikologis yang dapat dianalisis secara mendalam melalui teori psikoanalisis. Psikoanalisis Freud memberikan perspektif yang kaya dalam memahami dinamika karakter dan konflik emosional yang dihadapi oleh Fahri, membuat karya ini tidak hanya menarik dari segi narasi, tetapi juga dari segi psikologis.
Daftar Pustaka
- El Shirazy, Habiburrahman. (2004). Ayat-Ayat Cinta. Jakarta: Republika.
- Freud, Sigmund. (1961). The Ego and the Id. New York: W. W. Norton & Company.
- Freud, Sigmund. (1923). The Interpretation of Dreams. London: Hogarth Press.
- Guerin, Wilfred L., dkk. (2005). A Handbook of Critical Approaches to Literature. New York: Oxford University Press.
- Barry, Peter. (2002). Beginning Theory: An Introduction to Literary and Cultural Theory. Manchester: Manchester University Press.
- Hall, Calvin S. (1954). A Primer of Freudian Psychology. New York: The New American Library.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H